Jimin: Petaka Berbuah Manis

42 9 4
                                    

Jimin POV

Aku terdiam. Pikiranku kosong. Punggung Lisa sudah menjauh. Aku hanya bisa melihatnya dari belakang dari pandanganku yang mulai kabur.

"Apa surat ini kau yang menulis?"

Aku diam. Aku memang pernah menulis surat untuk Jisoo.

"Apa kau mendekatiku karena Jisoo Unni?"

"Tidak."

"Apa aku terlihat mudah bagimu?"

Aku menatap nanar. "Tidak," mengulurkan tangan. Lisa mundur.

Lisa melempar kartu yang kutulis untuknya hingga kartu itu melayang dan tergeletak di atas lantai.

"Bahkan gaya penulisan dan gombalanmu pun sama." Nadanya terdengar dingin. "Kau bahkan memutuskan kontrak drama karena mantanmu. Sebenarnya siapa yang benar-benar kau sukai?"

"Lili..." aku memberanikan diri untuk mendekatinya. Ia lagi-lagi mundur.

"Jangan panggil aku dengan nama itu." Ia berbalik. Mengabaikan semuanya. 

Pikiranku hampa. Kosong. Perih.


*************************


Lisa POV

"Masuklah, aku di dalam butik, kok." 

Aku mengatakan pada Jisoo bahwa aku sudah sampai di depan dan mengakhiri telepon. 

"Lisa!" panggil Jisoo saat aku mendorong pintu kaca. Aku melebarkan senyuman. Detik berikutnya, senyumku menjadi kaku karena seorang gadis yang duduk menghadap Jisoo ikut menoleh dan tersenyum.

Belinda.

*****

"Tunggu sebentar ya," Jisoo memintaku menunggu karena ia masih harus ke ruang ganti untuk mencoba gaun yang baru dibelinya.

Ternyata benar. Mantan Jimin memang di Seol.

"Kau sedang berlibur di sini?" tanyaku penasaran.

"Kebetulan aku ada pekerjaan di sini." Ia tersenyum ramah. 

"Kau pasti senang bisa sekalian liburan," candaku. "Di sini banyak tempat menarik."

"Kalau senang pasti, tapi aku kejar tayang di sini."

"Ahhh..." haruskah aku tanyakan tentang Jimin?

"Tadinya aku ingin segera kembali. Sayang ada hal yang tidak terduga dan membuatku tertahan di sini."

Aku mengangguk dalam hati bertanya-tanya.

"Semoga urusanmu lancar."

"Terima kasih. Kuharap begitu." Ia tampak sedih.

"Kau baik-baik saja?"

Ia menggelengkan kepala.

"Apa...Ehm, apa kau kenal Jimin?"

Ia tampak terkejut. "Ya. Dia mantanku."

Ah, dia menjawab dengan jujur, gumamku.

"Kau kenal dia? Ah, wajar, kalian bekerja di bidang yang sama."

"Ya," jawabku.

"Menurutku dia orang yang baik."

"Baik?" pancingku.

Belinda mengangguk. "Aku belajar banyak hal darinya. Termasuk untuk lebih bijaksana dalam mencintai."

Apa maksudnya?

LOVE VIRTUALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang