32 - Magnetic Field

19 2 0
                                    

Wanda mengemasi barang-barangnya yang akan ia bawa untuk menginap di villa termasuk perbekalan serta obat-obatan pribadi. Eza akan menjemputnya di terminal bus terbesar di Sidoarjo karena lagi-lagi Wanda berbohong kepada orang tuanya. Ia mengaku akan menginap di villa bersama teman-teman kuliahnya. Mereka berencana akan berangkat pada sore hari, satu hari sebelum malam tahun baru.

Ketika Wanda menunggu Eza di terminal, dirinya sudah berkali-kali ditawari untuk naik bus oleh kondektur bus lintas provinsi tetapi ia tetap menolak dengan alasan sedang menunggu jemputan. Eza tiba di terminal setelah gadis itu menunggu sekitar 20 menit. Wanda bergabung dalam mobil yang sama dengan Eza dan kedua teman dekatnya, pria berkulit putih dengan rambut hitam tebal yang disisir rapi bernama Stefan dan gadis berkulit cokelat terang dengan rambut sedikit ikal bernama Teresia.

Saat ini Eza sudah tahu tempat yang akan mereka tuju. Lelaki itu dan teman-teman dekatnya sudah merencanakan akan menginap di villa yang terletak di daerah Batu untuk menghabiskan malam tahun baru, yang merupakan agenda tahunan bagi mereka. Namun, jika biasanya Eza berangkat sendiri karena adiknya enggan ikut dengannya, kali ini ia mengajak Wanda yang tampaknya antusias untuk bergabung dengan mereka. Hal ini dapat ditinjau dari bagaimana gadis itu mudah berbaur dengan teman dekat Eza yang bahkan mereka baru mengenal satu sama lain beberapa waktu yang lalu.

Setibanya di kota Malang, mereka mampir ke restoran di salah satu pusat perbelanjaan di kota tersebut untuk makan malam. Mereka ingin langsung tidur ketika tiba di villa. Wanda juga berkenalan dengan ketiga teman dekat Eza yang lain yaitu Samuel, Kevin, dan Fandy, dan . Setelah kenyang makan malam, mereka melanjutkan perjalanan hingga tiba di villa yang dekat dengan beberapa destinasi wisata di wilayah Songgoriti. Teresia yang mencari villa tersebut jauh-jauh hari mengingat mereka akan menginap saat malam tahun baru dimana banyak orang berburu reservasi villa untuk liburan.

Wanda ikut bergabung liburan secara gratis dengan mereka karena ia bukanlah rencana awal dari mereka berenam. Eza juga menekankan lima temannya agar bersikap baik ke Wanda. "Kalian berani menyentuhnya, kita duel sampai ada yang menyerah." Tekannya saat itu.

Villa yang mereka tuju memiliki dua lantai, lantai atas dikhususkan bagi wanita seperti Teresia dan Wanda sedangkan lantai bawah terbuka untuk umum. Teresia yang biasanya tidur sendiri pada malam pertama sekarang harus mau berbagi kamar dengan Wanda. Gadis itu tidak terlalu peduli dengan siapa gadis yang dibawa oleh Eza pada waktu-waktu terakhir.

Wanda merapikan barang-barangnya di kamar. Sesekali ia mengecek ponselnya untuk mengabari keluarganya bahwa ia telah sampai dengan selamat di tempat tujuan. Adik bungsunya langsung mencecarnya dengan meminta oleh-oleh sebanyak mungkin saat ia pulang nanti.

"Pertama kali, eh?" Ucap Teresia saat ia berganti baju tidur.

Wanda menggeleng. "Aku pernah menginap di villa saat SMA untuk mengikuti kegiatan pramuka." Jawabnya.

"Bukan itu maksudku," potong Teresia. "Ini pertama kalinya kau menginap di villa dengan teman-teman dalam jumlah sedikit?"

Wanda mengangguk, ia belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. Ia pernah menginap dengan Jasmin dan Selin dua kali tetapi mereka menginap di apartemen dan rumah.

"Well, kalau begitu kau harus bersiap dengan kejutan yang menyenangkan, bagiku." Teresia menutup matanya dengan masker tidur.

Kalimat tersebut membuat Wanda bertanya-tanya apa yang akan terjadi pada esok hari.

***

Keesokan harinya Wanda terbangun karena Teresia sibuk mencari sesuatu di kamar hingga menyebabkan kegaduhan kecil. Ketika ia membuka mata, ia melihat Teresia sudah rapi dengan pakaian yang sepertinya akan digunakan untuk berpetualang. "Baru bangun, Putri Tidur?" tegurnya sambil meraih tas pinggangnya.

Inverse [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang