"Mengapa langit berwarna biru?" tanya seorang profesor muda sekitar awal 30-an bergelar Ph.D di depan ratusan mahasiswanya. Saat ini beliau mengajar mata kuliah Medan Elektromagnetik 2 yang membahas bab tentang radiasi. Beliau merupakan dosen paling tampan yang dimiliki jurusan ini dan paling baik dalam memberikan nilai kepada mahasiswanya. Antares Vega Ramadhan namanya, biasa dipanggil Pak Ares. Ciri fisik beliau berbadan tinggi gagah berkulit putih dengan kacamata yang membingkai matanya. Tak mengherankan, banyak mahasiswa yang memperebutkan kursi di kelas beliau. Kapan lagi bisa mendapat nilai bagus plus menikmati indahnya ciptaan Tuhan.
Kuliah kali ini merupakan kuliah umum. Maksudnya adalah semua kelas digabung menjadi satu dengan jadwal mengajar dosen yang bergantian. Mahasiswa yang mengikuti kuliah ini tidak duduk di kelas melainkan di aula gedung utama perkuliahan yang kursinya disusun seperti pada gedung bioskop.
"Karena kalau berwarna merah, itu adalah warna uang Rp.100.000,00, Pak." Kamal berbisik tepat di telinga Wanda. Ia berusaha mengeluarkan candaan untuk menghilangkan kejenuhan berkuliah di sore hari.
Sejak mereka pergi ke konser bersama Sabtu kemarin, hubungan mereka semakin dekat. Dan sejak saat itu pula Wanda lebih banyak menghabiskan waktu dengan Kamal daripada sahabatnya. Mereka selalu duduk bersebelahan ketika kelas yang kebetulan sekelas. Kamal juga menceritakan banyak hal pada Wanda, seperti keluh kesahnya tentang praktikum peminatannya, bosannya hidup sebagai bujangan, serta beberapa hal lainnya. Dari hal tersebut, Wanda akhirnya juga mulai terbuka dengan bercerita kepadanya tentang bagaimana kesehariannya.
"Dasar mata duitan!" komentar Wanda sambil tertawa kecil. Untung saja mereka duduk di bangku belakang sehingga tak banyak yang memperhatikan keonaran mereka.
"Tak ada yang bisa menjawab?" tanya dosen tersebut menyadari suasana kelas tetap hening.
Kelas masih senyap, beberapa mahasiswa menggeleng pelan. Deva si paling jenius bahkan tak berani angkat suara, ia sibuk mencari jawabannya di buku hingga kacamatanya melorot saking fokusnya.
"Karena adanya hamburan Rayleigh oleh cahaya matahari yang menstimulasi atom gas di udara berosilasi sebagai dipol kecil dengan frekuensi yang dapat memancarkan spektrum berwarna biru." Selin mengangkat tangannya dan memecah keheningan.
Pandangan seisi kelas seketika tertuju kepadanya. Hal tersebut membuatnya menurunkan tangannya secara perlahan. Selin merasa sedikit malu karena menjadi pusat perhatian saat ini. Ia menutup sebagian wajahnya dengan kain kerudungnya agar tidak lagi menjadi pusat perhatian.
"Well done, siapa namamu?" Pak Ares bersiap untuk memberikan nilai tambahan untuk gadis itu.
"Selina Amelia, Pak."
"Pacarnya Bruce Wayne, ya?"
Beberapa mahasiswa di kelas mencoba sekeras mungkin untuk tidak tertawa. "Hehe, bukan, Pak. Mungkin nama depan kami sama tetapi kami berbeda orang, Pak." Jawab Selin sopan. Tak dapat dipungkiri ia setengah malu dan setengah ingin tertawa. Dosen muda ini baru bisa membuat Selin tersenyum saat ini, setelah empat semester ia mengikuti mata kuliah lain yang diampu oleh Pak Ares dengan serius dan tatapan datar yang dimilikinya.
"Bohong, Pak. Pacarnya namanya Keenan mahasiswa S2, bukan Bruce Wayne, Pak."
Selin menampar keras lengan Rafael yang ada di sebelahnya. Mereka berdua duduk di baris ketiga dari depan. Tamparan keras dari Selin menyebabkan Rafael tidak berani menggoda gadis itu lagi jika ia tidak ingin lengannya menjadi gosong sepulang kuliah nanti. Rasa panas tertinggal di area di mana terjadi penamparan. Rafael curiga sosok di sebelahnya ini masih memiliki garis keturunan dengan binatang buas yang hanya ada dalam mitologi atau hewan magis yang tersimpan di koper tokoh fiksi yang merupakan seorang penyihir pria. Entahlah, memikirkan hal tersebut malah membuatnya semakin pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inverse [END]
Ficción GeneralBerawal dari hobi stalkingnya, Wanda diperkenalkan oleh temannya kepada perwira polisi. Dari sinilah ia mendapat pekerjaan paruh waktu sebagai stalker oleh pihak kepolisian. Ia diharuskan untuk melaporkan berbagai kasus yang dilihatnya untuk selanju...