Keesokan harinya, apartemen Jasmin sudah sepi bahkan sebelum matahari bersinar terik. Rafael meninggalkan apartemen sebelum subuh karena ia harus pulang mempersiapkan diri untuk mengikuti misa pagi di gereja. Ia menaiki KRL yang pertama kali berangkat ke Bogor. Seusai salat subuh, Keenan dan Selin langsung pulang ke kediaman masing-masing. Langit Jakarta masih gelap dengan udara yang cukup dingin ketika mesin motor Keenan membelah jalanan. Selin yang mengendarai motor tersebut karena ia tak mau mengambil risiko akibat Keenan kurang tidur semalam, meskipun ia juga kurang tidur. Deva dan Wanda baru meninggalkan apartemen ketika matahari mulai terbit.
Malam harinya, Wanda mengebut mengerjakan laporan akhir dan laporan pendahuluan untuk Praktikum Fisika Lanjutan. Wanda mengerjakan laporan akhir tentang Hysteresis, cukup mudah karena tidak menghitung rumus tetapi sedikit rumit karena ia harus menggambar 20 kurva dengan ratusan data. Sedangkan untuk laporan pendahulan ia mengerjakan modul tentang Efek Hall Metal. Ia hanya perlu mencari teori dasar dari berbagai sumber di internet seperti jurnal elektronik atau buku dengan format .pdf.
Wanda memang belum mengambil mata kuliah Praktikum Fisika Lanjutan yang seharusnya ia ambil pada semester empat karena Indeks Prestasi semester sebelumnya tidak cukup untuk mengambil mata kuliah dengan beban 1 SKS tersebut. Alhasil, sekarang ia harus bergabung dengan teman seangkatan serta senior yang mengulang praktikum tersebut sesuai kebijakan Kepala Program Studi agar ia lulus.
Wanda harus sedikit menanggung malu ketika bertemu asisten laboratorium yang merupakan temannya sendiri, termasuk Selin.
***
"Halo teman-teman sekalian. Perkenalkan, nama saya Fikri Nuralim yang akan menjadi asisten laboratorium kalian pada pekan ini." Ia memperkenalkan diri sambil mengumpulkan laporan pendahuluan dari para praktikannya. "Oke, sebelum praktikum dimulai kalian harus melaksanakan pre-test terlebih dahulu. Kalian jelaskan ulang secara singkat apa yang kalian buat di teori dasar laprak kalian. Waktunya 20 menit dari sekarang."
Wanda mempunyai ingatan yang buruk untuk menghapal materi kuliah. Apalagi semalam ia hanya meng-copy paste dari beberapa sumber tanpa mempelajarinya dengan serius. Dan sekarang ia hanya menulis apa pun yang ia ingat dengan asal-asalan. Ia juga tak menyangka ternyata Fikri akan mengadakan pre-test sebelum praktikum. Wanda melupakan satu hal, Fikri adalah orang yang perfeksionis.
Wanda mencoba menggali sisa memorinya semalam, apa saja yang dicantumkan pada lapraknya. Pengertian tentang Efek Hall dan persamaannya... dia tak ingat apa rumusnya, ia hanya menulis pengertiannya saja sejauh yang diingat. Selanjutnya, polaritas pembawa muatan... dia tidak ingat sama sekali. Berikutnya, gaya yang bekerja pada percobaan ini... seingatnya hanya gaya Lorentz yang menjadi trendsetter gaya foto di jurusannya. Bentuk tangan menyerupai arah dari gaya, induksi, dan arus yang bekerja pada sistem. Terakhir, efek hall anomali... what the fuck is that, batinnya.
Dua puluh menit berlalu dan Wanda tidak yakin apa yang ia tulis pada lembar jawaban. Ia tersenyum miris melihat jawabannya sebelum akhirnya diserahkan pada Fikri. Setelah semua lembar jawaban dikumpul, Fikri memberi instruksi apa saja yang harus mereka lakukan sesuai dengan cara kerja modul praktikum.
Wanda mengamati lelaki tersebut, ia tak banyak berubah sejak pertama kali Wanda melihatnya pada semester dua lalu. Dulunya Fikri merupakan asisten dosen ketika ia memasuki kuliah semester delapan. Dan kebetulan ia mengajar di kelas Wanda bersama Rafael, Selin, dan Jasmin. Fikri masih dengan tubuh kurusnya yang dilapisi kulit kuning langsat serta wajahnya yang sendu. Rambut ikalnya disisir rapi dan ia juga mengenakan pakaian dengan ciri khasnya, kaus oblong yang dilapisi jaket hitam dan juga celana hitam. Setelah setahun lulus dengan predikat cum laude ia menjadi koordinator penanggung jawab serta asisten laboratorium. "Sampai sini ada yang kurang jelas atau kurang paham?" Tanyanya di sela penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inverse [END]
General FictionBerawal dari hobi stalkingnya, Wanda diperkenalkan oleh temannya kepada perwira polisi. Dari sinilah ia mendapat pekerjaan paruh waktu sebagai stalker oleh pihak kepolisian. Ia diharuskan untuk melaporkan berbagai kasus yang dilihatnya untuk selanju...