Chapter 42

690 42 8
                                    

VOTE, Thanks you❣.

***

Entah kenapa jimin merasakan tangannya begitu berat dan terasa sulit untuk membuka kain putih itu, bahkan tangan pria itu sedari tadi sudah gemetaran.

"Aku tidak s-sangup yeonjun.." Lirih jimin sambil menarik tangannya kembali, karena merasa tak kuat dan belum siap dengan semua ini.

"Hyung.. Lo harus ngelakuinnya, kita tidak akan tau jenazah ini wanita lain atau ... S-sudah lah, ayo lihat lah." Ujar yeonjun, sama seperti jimin , ia tak percaya dengan semua ini.

Sekarang jimin benar-benar sangat takut, sungguh rasa nya akan begitu menyakitkan jika memang semua ini benar.

Tapi jimin mencoba menguatkan dirinya dengan tangan yang kembali terulur untuk membuka kain putih itu.

Dengan perlahan kain putih itu mulai jimin tarik untuk melihat wahh jenazahnya.

Setelah kain putih itu tidak menutupi wajah jenazah wanita hamil tersebut, jimin langsung merasakan nafasnya seperti berhenti sejenak karena terkejut.

Lalu jimin menunduk dan menutup matanya kuat-kuat.

"Semua ini benar-benar membuatku takut yeonjun, aku seperti kehilangan sebagian nafasku tapi syukurlah semua itu tidak benar terjadi." Jimin menghela nafas lega masih dengan menutup matanya.

"Iya hyung, aku sudah menduga nya, jenazah ini memang bukan rose nunna tapi kita harus melihat nya untuk memastikan." Sahut yeonjun sambil tersenyum.

Jimin kembali melihat jenazah wanita hamil dihadapannya ini. Sebagian wajah jenazah nya sedikit hancur dan dipenuhi dengan darah segar.

"Aku turut berduka cita..." Tangan jimin kembali memegang kain putih itu untuk menutupi wajah jenazah itu kembali.

"Lalu sekarang dimana rose?!" Raut khawatir dan panik terlihat jelas diwajah jimin.

Pria itu buru-buru keluar dari ruangan jenazah dan disusul dengan yeonjun yang ikut panik.

Jimin terus berjalan cepat di lorong rumah sakit itu dengan wajah cemasnya.

"Hyung kita cari rose nunna dimana?"

"Dimana pun! Aku sangat khawatir pada rose dan bayiku!" Ucap jimin sambil berjalan dengan langkah yang lebar.

Tapi langkah nya tiba-tiba terhenti saat jimin melihat segerombolan pria bertubuh tegap dengan style serba hitam berdiri didepan sebuah ruangan.

Jimin segera menghampiri nya dengan wajah cemas.

"Kalian disini, Dimana rose?!" Tanya jimin dengan tatapan tajamnya pada semua bodyguard yang menjaga istrinya, rose.

"T-tuan, nyonya park sedang diobati oleh dokter di ruangan ini." Jawab salah satu bodyguard sambil menunduk karena tatapan jimin yang semakin menajam.

Setelah itu, jimin langsung menerobos masuk begitu saja ke dalam ruangan tempat rose berada.

Jimin melihat rose yang terbaring diatas brankar pasien dengan keadaan yang terlihat baik-baik saja.

"Jimin oppa!" Ucap rose yang terlihat begitu semangat sambil tersenyum ke arah jimin.

Jimin pun ikut tersenyum melihat nya, kemudian mengahampiri rose yang baru saja selesai diperiksa oleh dokter.

"Bagaimana keadaan istri dan bayi saya dokter?" Tanya jimin dengan wajah yang terlihat sangat khawatir.

Dokter itu tersenyum.
"Istri dan bayi anda dalam keadaan sehat dan baik-baik saja tuan park, luka karena pecahan kaca itu sudah saya obati dengan salep, jadi tenang lah, tidak yang terlalu serius." Jawab dokter sambil menatap jimin dan rose.

"Terimakasih dokter." Dokter itu mengganguk lalu pergi dari sana.

Jimin beralih menatap rose yang sedang tersenyum ke arah nya.

Rose mengubah posisi nya menjadi duduk dan menyenderkan tubuhnya di sandaran brankar.

Setelah nya jimin langsung memeluk tubuh rose erat tentu istri nya itu balik membalas pelukannya.

"Kamu ke mana aja sih? Ditelpon juga ngak di jawab, aku takut terjadi sesuatu padamu dan bayi kita. Sungguh aku benar² khawatir.." Ucap jimin sambil mengeratkan pelukan nya pada rose, suara pria itu terdengar gemetaran.

Rose hanya tersenyum mendengar nya sambil mengelus rambut hitam jimin pelan.

"Kamu juga mau kemana chagiya? Aku benar-benar tak percaya saat melihat berita itu karena mobil kamu juga terlibat kecelakaan, sungguh aku sangat takut kehilangan dirimu.." Ungkap jimin diiringi dengan isak tangisnya.

Benar dugaan rose, jimin sudah melihat berita tentang kecelakaan itu.

"Tenanglah jimin... Aku dan bayi kita baik-baik saja." Rose terus mengelus rambut jimin sayang.

"Ya tapi lihat di tangan kamu ada luka karena pecahan kaca.."

"Itu hanya luka kecil, lagian sudah diberi salep sama dokter, sudah berhenti lah menangis." Ujar rose sambil mengusap punggung jimin pelan.

"Tetap saja aku sangat khawatir chagiya.." Jawab jimin sambil sesegukan karena menangis.

"Ya baiklah, maaf sudah membuat kamu khawatir, stt.. Jangan menangis." Rose melonggarkan pelukan nya lalu menghapus air mata jimin yang sudah membasahi pipi nya itu.

"Aku merasa bosan dirumah jadi aku memutuskan untuk pergi ke kantor kamu dan saat diperjalanan aku berhenti sebentar ditoko boneka karena aku menginginkan boneka."

"Dan saat aku sudah turun dari mobil tiba-tiba ada sebuah truk yang menanbaraj mobilku begitu saja bahkan tidak hanya mobilku saja ditabrak."

Rose menceritakan semua yang terjadi ke pada jimin.

"Itu lah yang sebenarnya terjadi jimin.. Sudah jangan menagid lagi." Tangan rose kembali terulur untuk menghapus air mata jimin.

"Baiklah, lain kali jika kamu menginginkan sesuatu atau ingin bertemu dengan ku, telpon saja aku chagiya, jangan pergi keluar rumah, aku sangat khawatir padamu dan bayi kita." Ucap jimin dengan tatapan sayu nya pada rose.

Rose langsung mengganguk paham.
"Iya oppa!" Jawab rose sambil tersenyum manis.

Kemudian jimin tiba-tiba mengecup bibir rose lembut.

"Jimin! Di sini ada yeonjun tau.. Ngak boleh!" Ucap rose dengan pipi merona.

"Biarin aja." Sahut jimin santai lalu beralih mengecup perut rose berkali-kali.

"Aku sangat mencintaimu dan bayi kita." Ujar jimin sambil mengelus perut rose.

"Jadi nyamuk dah gw!" Celetuk yeonjun sambil memakan buah apel.

***

VOTE,Makasih🤓.

Maaf kalau ngk nyambung , kritik dan saran diterima dengan senang hati ✨.

🐣🐿.

||Marry a cold ceo|| JIROSE(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang