🌵BAB 42🌵
~♥ Sarkastik Or Looser ♥~
Huh seenaknya Navin nyuruh gue ke ruangannya! Kayak bos merintah anak buahnya aja. Emang gue anak buahnya apa?Lagi-lagi gue dengan nggak tau diri melangkah masuk kantor OSIS langsung menuju pintu ruang ketua. Semua yang ada di sana lagi-lagi ternganga heran. Aldo dan Fahrel langsung mencegat gue sebelum gue menyentuh kenop pintu ruang ketua.
"Anda mau apa ... Ibu Negara?" sindir Aldo tajam.
Wah, nggak sudi gue dipanggil ibu meski ada embel-embel negaranya, tapi jadi tua banget kesannya. Mending juga tuan putri kerajaan.
"Gue disuruh Navin ke ruangannya wahai Bapak Aldo yang terhormat," balas gue membuka masker lalu melipat tangan. Setidaknya luka di wajah gue nggak parah lagi, tapi tetep aja Aldo dan Fahrel masih kaget lihat tampang ala bad girl gue.
"Setidaknya lo sebelum masuk permisi dulu buat masuk kantor OSIS yang suci ini, emang kantor ni punya elo apa? Seenaknya keluar-masuk gitu aja."
"Loh? Kan ketua OSIS nya di sini kan cowok gue, kenapa gue mesti ijin-ijin keluar masuk segala?" nyinyir gue nggak mau kalah. Perihal gue ngakuin Navin itu cowok gue, itu terlontar begitu saja dari mulut gue, whatever yang penting gue bisa balas omongan mereka.
"Bukannya kalian nggak beneran pacaran ya?" Kini Aldo yang ngomong.
Mampus, ini nih yang nggak bisa gue jawab.
"Em ... Navin nembak gue beneran kok." Anjiiir, gue ngomong apaan sih?? "Udahlah, kalian nggak usah kepo, gue mau lewat. Minggir."
"Lagak elo kayak udah jadi bos besar aja!" tambah Fahrel bete.
"Oke, kalau gitu Bos Besar mau permisi dulu ya Pak Fahrel yang terhormat, bos mau lewat," senyum gue lagi-lagi membalas ucapannya.
"Tapi, elo enggak boleh masuk-masuk gitu aja ke ruang ketua. Kami yang anak OSIS aja nggak bisa kayak gitu," potong Aldo masih masih menghalangi pintu ruangan. "Terserah Navin cowok lo apa bukan, tapi lo nggak bisa bersikap semena-mena"
"Huh! Kalau gitu siapa suruh kalian jadi anak OSIS," dengkus gue. "Nah, sekarang kalian berdua MINGGIR!" Gue mendorong mereka kesamping kanan kiri dan langsung membuka pintu. Gue masuk dan menutupnya kembali setengah membanting.
Navin yang lagi di meja kerjanya menoleh ke gue. "Eh ... elo udah datang."
Padahal gue yakin suara perdebatan kami bertiga di luar tadi pasti kedengaran sama Navin yang di dalam.
"Sejak kapan elo punya dua bodyguard yang jaga di depan pintu?" sindir gue langsung duduk di sofa. "Mereka berdua nyebelin!"
Navin nyengir. "Haha, Aldo dan Fahrel ya. Mereka emang suka gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ENEMY ZONE [TAMAT]
Teen FictionNot Every Princess Needs a Prince Charming "I am priceless, lo punya modal apa buat deketin gue?" "Most wanted boy?" "Gue ngga butuh gelar lo itu." © Copyright Ranne Ruby