🌵Bab 23🌵
~♥ Putri Salju ♥~Hari ini Lisa nggak sekolah, dia sakit dan Denofa kayaknya galau banget. Bisa gue liat dari ekspresi wajahnya yang lesu stadium tiga.
Pas breaktime, seperti biasanya, gue makan siang di Kantin Ceria.
Awalnya gue mau ngajakin Denofa makan bareng. Tapi tuh cowok udah nongkrong sama Nikko, Lian dan Valco di ujung meja kantin
"Waduh! Duduk dimana nih?" Gue liat semua kursi udah pada penuh, kecuali satu meja, yaitu meja yang diisi oleh Luna.
Gue tersenyum karena dia temen sekelas gue, semoga dia nggak canggung makan bareng gue.
Tepat pas gue lagi jalan ke meja maksn Luna, gue lihat Arial baru aja duduk di sebelah cewek itu dan ngomong sesuatu sambil nyengir.
Pasti si cowok playboy itu mau nyari kesempatan ngegombalin Luna!
Huh! Nggak bakal gue biarin! Gue cepat-cepat mendekati mereka. Lagian kalau gue nggak buru-buru, meja dengan 4 kursi itu bakalan duluan diisi oleh orang lain.
Sambil menyambar kepala Arial yang deket-deket sama Luna, gue ngejitak keras sambil berkata, "Hey! Raja gombal, elo belum pensiun jugaz ya?" Gue pun duduk di hadapan mereka, menyisakan kursi kosong di sebelah gue.
Arial kaget dan menggosok-gosok kepala belakangnya dengan sebal. "Apaan sih? Sakit tau," decaknya. "Lo kebiasaan banget ngejitak kepala orang ya?"
"Apaan? Perasaan gue baru sekali ini ngejitak kepala elo," bela gue.
Arial memiringkan kepalanya. "Elo kok tiba-tiba ngejitak kepala gue, sih? Kita rasanya kan enggak sedekat itu?"
Pernyataan sialan ....
Gue cuma mengangkat bahu cuek dan menyuap nasi, menatap Luna sekilas yang sejak tadi sibuk sendiri dengan ponselnya. Luna yang cuek seolah nggak nganggap kami ada, definisi cewek misterius banget.
"Ooh iya gue tau," seru Arial menopang dagu menatap lurus ke arah gue, "Karena elo naksir sama gue kan?" pede Arial.
Yaah ... setiap cowok playboy kan emang selalu pede kayak gitu.
"Waah ... gue nggak nyangka pacar sobat gue sendiri naksir sama gue, Navin pasti cemburu banget sama gue, waaah ...." Arial geleng-geleng kepala dan di saat itulah gue yakin kalau ternyata kepedeannya tadi cuma bercanda.
Gue langsung tergelak mendengarnya. "Arial ... Arial .... Inilah mengapa elo selalu jadi spesies paling pasaran yang pernah gue kenal, elo tuh terlalu pede," tawa gue sekalian ngeledekin.
Mendengarnya Arial langsung manyun. "Iya gue tau gombalan gue nggak bakal mempan sama cewek aneh kayak elo," ucapnya, tapi dia langsung tersenyum kemudian mengatakan, "tapi meski aneh, elo tetep aja cantik, Ran," senyum Arial seolah tak mau menyerah untuk gombalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENEMY ZONE [TAMAT]
Teen FictionNot Every Princess Needs a Prince Charming "I am priceless, lo punya modal apa buat deketin gue?" "Most wanted boy?" "Gue ngga butuh gelar lo itu." © Copyright Ranne Ruby