🌵BAB 41🌵
~♥ People Must Care, Of Course ♥~
Elo jangan senang dulu, bukan berarti penderitan elo telah berakhir, elo belum mengalami demonya, tunggu aja, masih belum selesai.-From Your Grim Reapper
Surat ancaman ini kembali gue dapat saat gue baru datang ke sekolah. Dan lagi-lagi di pintu loker. Gue enggak perlu kaget lagi mendapat surat ini, ini udah jadi makanan sehari-hari gue sehingga gue jadi pengen nambah lagi.
Viola ternyata masih nggak menyerah dengan usaha buat bikin gue ... entahlah,entah apa tujuannya ngelakuin ini ke gue.
Gue tersenyum miring dan menyimpan kertas itu, lalu berjalan riang menuju kelas. Pas banget gue ngelihat Arial. Dengan puas gue menjitak kepalanya sehingga cowok itu mengaduh kaget dan menatap gue dengan tatapan 'apa salah gue?'
"Tu-Tuan Putri apa-apaan sih?" Arial menggosok-gosok kepalanya yang gue jitak.
"Huh!" dengus gue, "Ternyata elo masih manggil gue tuan putri juga ya? Kalau gitu kemaren kenapa ngejauhin gue?!"
"Aduuh, kemaren bener-bener sibuk niih, si Navin ninggalin tugas yang bejibun banget, kami sampai lembur," jawab Arial
"Si Navin mah emang sarap, elo maklumin aja dia tuh gimana, tapi emang tugas apaan sih? Segitu amat sampai nyuekin gue yang kemarin lagi kena trust issue satu sekolahan," ujar gue manyun.
"Ngurusin urusan pertandingan footsal minggu besok, ada masalah dengan dana-dananya, jadi selaku manager gue harus ngurusin ini itu," jelas Arial menggeleng-geleng mengingat pekerjaannya yang berat. Dan gue cuma manggut-manggut.
Kami pun masuk kelas. Gue lihat Gilang udah dateng, maka gue dengan sebal pula menjitak kepala belakangnya.
Yea ... gue badmood kemaren Gilang ikut-ikutan ngejauhin gue. Gilang kaget dan menatap gue juga dengan masang tampang 'Apa salah gue?'
"Elo tanya ada apa?!" Emosi gue naik. "Kemaren kenapa elo enggak ada?" protes gue, di saat cowok itu seharusnya back up gue, dia malah ikut-ikutan menghilang.
"Ha? Bukannya gue sama Galen kemaren enggak hadir, kami pergi ke luar kota dan nginap sekeluarga di sana, tadi subuh kami baru pulang," tutur Gilang.
"Oh?" Gue enggak tau kalau kemaren mereka enggak sekolah, itu karena seharian gue cuma sedih dan nunduk terus di meja gue. "Eem ... terus, yang kemaren satunya lagi, elo enggak ngebales lambaian gue? Mau ikut-ikutan ngehindarin gue gara-gara status gue di twitter ya?" serang gue masih bete.
"Enggak kok beneran, gue enggak pernah ngehindarin elo, lagian gue juga tau kali kalau yang bikin status itu bukan elo." Gilang mengangkat bahu.
"Lho? Te-terus, kok waktu itu elo cuma diem enggak balas nyapa gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ENEMY ZONE [TAMAT]
Fiksi RemajaNot Every Princess Needs a Prince Charming "I am priceless, lo punya modal apa buat deketin gue?" "Most wanted boy?" "Gue ngga butuh gelar lo itu." © Copyright Ranne Ruby