🌵Bab 30🌵
~♥ Siapa Naito? ♥~
"Permisi." Gue dengan malu-malu kambing memasuki rumah tiga lantai itu. Navin langsung masuk rumah setelah markir motornya di garasi dan ninggalin gue di pintu teras begitu saja.Hmm ... nih cowok niat nggak sih ngajak gue ke rumahnya? Belom apa-apa gue udah bete lagi sama sikap dia yang nggak jelas.
Pas gue masuk ruang tamu, nggak ada hujan nggak ada payung, dua buah benda aneh memenuhi penglihatan ini. Gue melangkah mundur melihat siapa yang melakukan kerjaan yang kurang kerjaan ini.
Seorang gadis dengan rambut super hitam panjang-lurus, tingginya hampir sepantaran gue, menatap gue dengan tampang masam. Wajahnya rada-rada mirip Kak Nadien juga sih, tapi juga ada campuran wajah Navin kalau gue liat dari sisi tampang nyebelinnya.
"OMG! Gembel dari mana, nih?" Gadis itu menjepit hidungnya sambil menatap gue nanar. Ternyata itu Natasya, adiknya Navin.
Buset, apa-apaan dengan sambutan ini? Dateng-dateng gue dibilang gembel....
Natasya kembali menyodorkan dua buah benda itu ke depan muka gue. "Nggak ngerti gue kenapa abang gue naksir sama cewek yang punya benda-benda jelek ini," juteknya datar.
Gue mundur selangkah dan memperhatikan tuh benda, berasa kenal. Sebuah tas bekal warna pink, dan sebelah sepatu converse warna hitam-putih.
Gue nggak bisa nyembunyiin wajah kaget gue. Ya ampunn! Kenapa barang gue bisa ada di sini?
Bocah jutek itu menjatuhkan kedua benda tadi di depan hidung gue dengan tampang lebih ngeselin dari yang Navin miliki. Dia melipat tangan balas menantang tatapan gue dengan tajam.
"Setelah gue denger tentang kalian yang udah 2 bulan pacaran, gue ngambil beberapa sampel barang milik lo buat diteliti," ucapnya dengan nada songong. "Dan setelah gue teliti, gue nggak habis pikir kenapa abang gue bisa naksir sama cewek yang punya barang jelek kayak gini!"
Buseeet ... kalimat itu kasar banget! Beneran, gue sampai mau nangis darah saat dia ngatain barang gue jelek. Itu yang beliin nyokap gue soalnya.
"Natasya," panggil seseorang di belakangnya. Ternyata Kak Nadien. Wajahnya langsung cerah melihat gue datang.
"Hey, Ran ... kamu udah datang, kok berhenti di sini nggak langsung masuk aja?" Kak Nadien menggandeng lengan gue. Tapi gerakannya terhenti ketika matanya menangkap dua benda milik gue di lantai. "Aduuh ... kok tas bekal dan sepatu ini berserakan di sini, sih?" Kak Nadien merunduk mengambil barang-barang itu
"Ehehe ... maaf ya, Ran? Agak berantakan, lagian si Natasya ini aneh, baru hari pertama sekolah penyambutan angkatannya sebagai siswa baru, dia pulang-pulang udah bawa tas bekal kekanakan ini, terus beberapa minggu kemudian dia juga pulang bawa sebelah sepatu lusuh, hihi ... pemiliknya pasti nyariin," tawa Kak Nadien yang nggak tau kalau tas bekal yang kekanakkan dan sebelah sepatu yang dibilang lusuh itu sebenarnya punya gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENEMY ZONE [TAMAT]
Ficção AdolescenteNot Every Princess Needs a Prince Charming "I am priceless, lo punya modal apa buat deketin gue?" "Most wanted boy?" "Gue ngga butuh gelar lo itu." © Copyright Ranne Ruby