"Jangan pernah salahkan takdir"
~hukum alam
_______________________
🌵Bab 6🌵
~♥ Dear Destiny ♥~
Navin melotot kaget dan cepat-cepat bangun dari lantai. Hampir saja ia terduduk di bagian lantai yang ada tumpahan kuah sate. Kalau kena, nggak tau lagi deh gue seberapa turun drastisnya image Navin karena di celananya pasti ada kuning-kuningnya gitu. Kenapa nggak kena aja ya? Wkwk.
"Wooi! Jadi orang, liat-liat dikit dong!"
"Heh! Elo tuh, kalau jalan pake mata!" balas gue.
"Kenapa jadi gue yang disalahin? Gue kan korban yang jatuhnya di sini?" Navin bersungut-sungut.
"Gue lagi nggak mau berantem sama lo, please," ucap gue memejamkan mata, muak melihat wajah Navin.
Cowok itu menghela napas, berani-beraninya dia menghela napas kayak gitu di depan gue.
"Lo kali yang duluan nyari ribut, Ran," pungkas Navin.
"Not me."
"Yes, you."
"Whatever ...." Gue ingin melenggang pergi, tapi tangan Navin langsung menahan pinggang baju gue. Iya, pinggang baju seragam gue!!
Mata gue spontan melotot ke arah pinggang baju gue yang dia pegang. Kemudian mata gue beralih, gantian melotot menatap wajah Navin. Makin hari nih cowok kok makin berani nyentuh-nyentuh gue ya.
"Lo lepas atau gue cakar?" ancam gue sama seperti tempo hari.
Navin cepat-cepat melepas tarikan baju gue dengan keki. "Jangan salah paham, gue cuma mau nunjukin ini." Navin merogoh saku celananya, mengeluarkan sehelai kertas yang dilipat seukuran saku. Ia membukanya dan menunjukkan isi tulisan kertas itu ke gue.
Gaya Navin sekarang seperti seorang polisi yang sedang memperlihatkan surat penahanan kepada tersangka, wajahnya serius banget tapi menyiratkan kepuasan.
Gue membaca judul besar surat itu. Begitu 'Surat Permintaan Maaf ' itu terdeteksi oleh otak gue, gue spontan merampas surat itu dari tangan Navin dengan wajah syok dan panik.
Mati gue!
Navin terbahak senang, lesung pipinya langsung kelihatan dan wajahnya berubah evil detik itu juga. Gue membasahi bibir gue karena salah tingkah, demi apa gue malu banget saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENEMY ZONE [TAMAT]
Teen FictionNot Every Princess Needs a Prince Charming "I am priceless, lo punya modal apa buat deketin gue?" "Most wanted boy?" "Gue ngga butuh gelar lo itu." © Copyright Ranne Ruby