DISCLAMER & GUIDE BOOK
Hai semua. Selamat datang di Enemy Zone.
🦇Ini adalah cerita yang aku bikin jaman SMA. Jaman masih alay dan segalanya masih terfokus kepada self-oriented.
Cerita ini menggunakan sudut pandang orang pertama serba tau, dimana Ahran selaku si tokoh utama yang menyebut dirinya sebagai 'Gue' dalam cerita ini adalah sosok yang memandang dunia satu-satunya hanya dari kaca mata dirinya seorang, segala sesuatu yang terjadi hanya terfokus dari apa yang dia pikirkan dan gadis ini alami.
🦇Jadi for sure, bahasanya SUPER nyablak, narsis dan some of parts maybe bakal bikin kalian menganggapnya rada cringe atau semacamnya.
But ... I swear kalau kalian bener-bener baca dan ngikutin terus dari awal sampai akhir, kalian bakal paham isi pikiran dan sense seorang Ahran dan bagaimana caranya dia melihat dunia serta yang ada di sekelilingnya. Well, yang pada kali ini Ahran sedang di tahap "muak" sama seseorang yang dia anggap selalu mengganggu kehidupan sekolahnya.
🦇Dalam cerita berjudul "Enemy Zone" ini (setelah beberapa kali mengalami pergantian judul), Ahran menganggap hidupnya dipenuhi oleh kesialan yang sebetulnya tidak membuatnya sebenci itu pada dunia. Gadis ini sendiri sadar bahwa ini merupakan bumbu kehidupan yang tak banyak diantaranya juga memiliki kenangan manis akan masa mudanya.
🦇I hope kalian bisa membaca cerita ini with in different way, karena memang story ini berbeda dengan cerita2 lain yang umumnya menggunakan bahasa baku pada narasi serta dialognya tertata dengan format standar SPOK.
Tapi untuk Enemy Zone, hempaskan semua itu 😂Tokoh Ahran sebagai 'gue' dalam cerita ini tetap bisa membawa kalian masuk ke dunianya dengan caranya sendiri, narasinya mostly pakai bahasa non baku yang dicampur dengan kata baku (selama diperlukan) kayak yang aku mention di awal tadi, 'nyablak' dan bakal terasa cringe buat yang belum terbiasa baca cerita teenlit yang self-oriented dengan kata ganti orang pertamanya adalah 'gue'.
🦇Fyi, cerita modelan kayak gini cukup IN pada masanya, sekitar tahun 2008 sampai 2017-an, banyak buku2 cetak terbitan penerbit besar seperti Bukune, Gradien Mediatama, dll yang penulisnya memakai 'gue' sebagai kata ganti tokoh utama pada narasinya.
🦇Buat kalian yang merasa kurang cocok dan asing baca narasi ber-pov-kan 'gue' please don't judge me karena style cerita dalam "Enemy Zone" ini bukanlah hal baru sebetulnya. Banyak penulis2 senior keren yang udah make pov 'gue' kayak Raditya Dika, Oben Cedric, Dedew Rieka, etc. Dan mereka pretty well banget karena bisa bikin cerita yang konsisten pake pov 'gue' tapi tetap harus developing value dan itu sungguh tidaklah mudah.
🦇14 Agustus 2023, novel ini baru saja selesai aku revisi selama 5 hari berturut2. Dulu bahasa nyablaknya kayak bener-bener ancur banget, typo dan PUEBI nauzubillah serta ada beberapa part dan paragraf yang penuturannya gaje dan nggak sesuai konteks. Nah, jadi aku hanya memperbaiki hal2 itu agar lebih proper dan better. Biar jadi lebih enak dan ngalir aja gitu pas dibaca.
Dari segi alur, hampir nggak ada yang aku ubah. Ceritanya masih sama seperti rilisan pertama. Sejujurnya sampai cerita ini hiatus bertahun2 lamanya, cerita ini belum tamat di published😂, there's a problem behind that, but I swear to u guys naskah cerita ini udah kelar (dari yg awalnya tulisan tangan di buku tulis isi 100) dipindah ketik satu-satu manual ke Ms. Word di laptop itu done di tahun 2016. Tapi karena emang ada 'something in my real life' (biasalah) cerita ini rada macet update-nya. So, salah satu resolusi gue tahun ini adalah mem-publish keseluruhan isi bab di buku ini sampai tamat ^^.
🦇Point of view-nya orang pertama, well ini masih fine dan umum, tapi alih-alih "aku atau saya" di cerita ini justru malah pakai "gue" sebagai kata ganti orang pertamanya. Kenapa nggak diubah aja jadi narasi standar kayak yang lainnya? Kan biar cerita ini bisa nyambung dan dibaca dengan nyaman oleh semua kalangan di berbagai era?
Well, jawabannya cuma satu, genuine.
Karena aku hanya ingin mempertahankan ide dan kreatifitas awal yang ku bikin waktu SMA. Which is for me it was priceless for a thousand years.
Menurutku tulisan ini adalah salah satu ciri khas yang worth untuk kuhargai sampai kapan pun. So ... kurasa pov of 'gue' is not bad ... sebagai penulisnya, aku telah membaca cerita ini berkali-kali untuk terus meyakinkan diri kalau tulisan2 ini masih easy reading di zaman sekarang dan layak buat dibaca oleh orang-orang sebagai hiburan dan bacaan ringan.
🦇Kalian hanya perlu menganggap cerita ini sebagai sebuah buku diary seorang Ahran Virniqravanqesavaqia Vunqa di masa putih abu-abu yang penuh drama, ke-alay-an dan kekonyolan.
Jadi, selamat membaca teman2.
Hope you enjoyed this novel because there is more values that you will get during the story.Love di Udara💙
Ranne Ruby
🦇🦇🦇🦇🦇Sepertinya saya kembali merasakan dilema itu
Menjadi ragu
Apakah ini benar2 rindu
Atau
Hanya penasaran yg memburu
Saya tau, dan tak kan ada yang tau
Bahkan semesta pun sepertinya sedang merayuSejauh mana pun pandangan ini menyapu
Di mata ini tetap hanya kamu
Ya, kamu yang memang selalu dingin dan kakuNamun saya hanya bisa terus bisu
Dikala semesta terus memakan waktu
Dan kamu yang mungkin tak kan pernah tau
Tentang perasaankuNavin Malroy,
🦇🦇🦇🦇
KAMU SEDANG MEMBACA
ENEMY ZONE [TAMAT]
Teen FictionNot Every Princess Needs a Prince Charming "I am priceless, lo punya modal apa buat deketin gue?" "Most wanted boy?" "Gue ngga butuh gelar lo itu." © Copyright Ranne Ruby