Bagian 14 | Cepat Berubah ⛹️⛹️⛹️

143 4 0
                                    

Kini Desi, Mira, Lala, Bagas, Asep dan Iqbal akan pergi ke warung bi Lina. Mereka semua tampak senang terutama Asep yang ada di belakang Desi. Hari ini dimana hari Lala si anak kota akan mentraktir dirinya dan keempat temannya.

"Senang nya saya akan makan gratis" ucap Asep dengan perasaan gembira.

Mira yang ada di sebelah Desi melirik sekilas ke Asep dan beralih memandang wajah Lala "La, kamu yakin tidak akan rugi mentraktir kita semua?" tanya Mira. Rasanya mentraktir satu orang selama dua Minggu saja sudah sangat mahal dan akan boros apalagi ini enam orang dengan Lala. Apa duit Lala tidak akan habis?.

Lala menepuk pundak Mira "iya, Mira. Gue udah kalah taruhan dan gue akan menepati janji itu dengan mentraktir kalian semua"

Lala berbalik badan menghadap ketiga laki-laki itu, berjalan mundur. Menatap satu persatu wajah kelima temannya "mulai hari ini! Gue Lala akan mentraktir kalian semua makanan apapun selama dua Minggu" ucap Lala lantang. Untung saja koridor ini sepi sehingga tidak ada yang melihat Lala.

"Benar, apapun?" tanya Asep.

"Iya, apapun. Dan kalian tidak perlu mencemaskan keuangan gue" ucap Lala.

"Bal, emang si Lala. Sekaya itu?" bisik Asep pelan kepada Iqbal.

Pandangan Iqbal menatap wajah Lala "iya" jawab Iqbal. Ia tau persis seperti apa keluarga Lala dengan hanya mentraktir ke-lima temannya itu tidak akan membuat uang Lala habis apalagi sampai bangkrut.

"Wah, ternyata sekaya itu" takjub Asep. Tidak mengira jika keluarga Lala sangat kaya.

"Kalau begitu, saya akan membeli banyak makanan hari ini"

Plak.

Baru juga merasakan kesenangan, eh tiba-tiba kepalanya di pukul oleh Bagas dari belakang.

Bagas menoleh ke wajah Asep "makan seperlunya aja" bentak Bagas dengan intonasi rendah. Walaupun Lala sudah berkata demikian, tapi tetap saja mereka harus sadar diri.

"Iya, nanti saya makan seperlunya saja" balas Asep dengan suara parau sambil mengelus kepala nya yang terasa sakit. Cukup kita juga pukulan Bagas.

"Sudah, tidak apa-apa jika Asep mau makan banyak" ucap Lala, tidak masalah jika Asep mau makan sebanyak apapun. Sambil memejamkan kedua matanya.

"Hati-hati, La. Nab-----"

Bruk!.

Belum juga Mira menyelamatkan ucapan nya, tubuh Lala sudah menabrak sesuatu yang ada di belakangnya. Kelima temannya membelalakkan matanya saat melihat Lala telah menabrak gurunya.

"Assalamualaikum, pak" salam Desi, Mira, Asep, Iqbal dan Bagas secara bersamaan kecuali Lala.

"Waalaikumsalam" salam orang itu.

"Eh, bentar. Ini kan suara?" Lala membalikkan tubuhnya terkejut melihat guru sok jual mahal ada di belakang.

"Ternyata dia" batin Lala, masih kesel dan marah atas kejadian kemarin.

Kelima temannya bergegas menghampiri Lala "La, cepat kamu minta maaf" suruh Desi berbisik pelan kepada Lala.

Bukannya minta maaf justru Lala melipatkan kedua tangan di dada dan memalingkan wajahnya "ngapain juga harus minta maaf" tolak Lala.

"Tapi kan kamu udah nabrak pak Hanan" imbuh Mira. Merasa ngeri ketika melihat raut wajah gurunya yang tampak dingin.

"Ogah, gue tetap gak mau minta maaf. Lebih baik gue pergi ke warung bi Lina" kukuh Lala. Melenggang pergi meninggalkan kelima temannya bersama gurunya.

He Is My Gus ( GURUKU SEORANG GUS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang