Bagian 25 | Pesta-pesta 🍕🍔🧋🍺

108 5 0
                                    

Banyak sekali makanan, ada pizza, spaghetti, sushi, chicken, burger, hotdog. Masih banyak lagi. Selain itu, minuman pun banyak, ada yang jus, susu, soda. Semua makanan dan minuman berasal dari anak kota.

Desi, Mira, Asep, Bagas dan Iqbal menatap takjub dengan semua makanan dan minuman yang ada di hadapan mereka.

"Banyak sekali makanan nya" ucap Mira, kaget.

"Ini kamu yang bawa dari kota?" tanya Mira menoleh ke Lala. Tidak mungkin di desa mereka ada makanan mewah seperti ini, pasti semua ini berasal dari kota.

"Iya, siang tadi kakek gue datang dan bawa semua makanan ini. Daripada mubazir mending gue makan bareng kalian aja" didalam ucapan nya ada kalimat yang tersirat.

"Tapi ni banyak banget, apa kita bisa ngabisin?" tanya Desi. Meskipun jumlah mereka banyak tapi dengan makanan dan minuman sebanyak itu, Desi tidak yakin jika mereka bisa menghabiskan semuanya.

Semua orang menoleh menatap Asep, Asep yang sadar jadi bahan perhatian mendongak melirik satu persatu wajah temannya "iya, Desi tenang aja. Ada saya yang menghabiskan semua ini" ucap Asep, seolah tau apa yang sedang dipikirkan semua temannya.

"Mending kita makan, keburu dingin" ucap Mira. Semua kelima temannya mengangguk.

Lantas mereka semua berdoa sebelum makan, mengambil makanan yang mereka inginkan. Asep mengambil potongan Pizza yang cukup besar, memasukkan bagian ujung pizza kedalam mulutnya yang kecil.

Mira mengambil sekotak sushi yang di gulung dengan kulit tebal ikan salmon, karena Mira tidak tau cara memakai sumpit. Jadi, Mira menggunakan tangan, mencelupkan sushi yang celupkan yang sudah di sediakan.

Desi mengambil kebab dengan kulit hitam, isinya cukup banyak. Lapisan dagingnya juga banyak dan tebal. Dengan tambahan saus serta mayones, menjadi kebab lebih enak dan pedas.

Iqbal mengambil burger yang cukup tinggi dengan daging yang tebal, membuka mulutnya secara lebar lalu mengambil satu gigitan besar.

Makan dengan sangat nikmat, sungguh makanan yang sangat lezat. Mereka sangat rindu bisa makan makanan mewah seperti ini lagi, dulu mereka bisa makan mewah hanya beberapa kali itupun jika teman mereka pergi ke kota atau dibawakan makanan dari kota.

Dan sekarang, Lala bawa makanan mewah bahkan lebih banyak dari yang mereka duga.

Lala tersenyum lebar, hatinya sengat senang melihat teman-temannya senang bisa memakan yang selama ini mereka inginkan.

Hanya ada satu orang yang tidak makan, ia hanya memperhatikan semua temannya makan dengan sangat lahap.

Lala melirik ke sebelah, melihat Bagas yang hanya diam sambil memperhatikan teman yang lain "lu gak makan?" tanya Lala.

Mira menelan semua sushi yang dia makan, memasukkan semuanya kedalam perut "setiap kali kita memakan makanan mewah, Bagas tidak akan pernah memakan nya. Hanya diam" timpal Mira.

Dulu orang yang selalu membawa mereka makanan mewah itu adalah Bagas, karena hanya dirinya yang terlahir dari keluarga kaya yaitu juragan teh. Dan setiap kali ia bawa makanan mewah dan diberikan kepada teman-temannya, Bagas tidak pernah mau makan. Karena bagi nya, melihat temannya senang bisa makan mewah sudah cukup. Lagi pula, ia sudah terlalu sering memakan makanan mewah seperti itu. Jadi, ia membiarkan teman-temannya memakan semua makanan mewah.

Tetap saja, Lala tidak ingin ada teman-temannya yang tidak makan.

"Ah ha, gue ada ide" cetus Lala pelan.

"Mira!" seru Lala.

Mira yang hendak mengambil sepotong sushi berhenti, mendongak menatap wajah Lala "naon, La?" (Apa, La?)

Lala mengangkat sebelah alisnya, menunjuk ke suatu arah. Mata Mira mengikuti arah Lala, dan Mira pun paham maksud dari Lala.

"Ngomong-ngomong, makanan kesukaan lu emang nya apa?" tanya Lala menatap Bagas.

Bagas melirik sekilas ke Lala yang berada tepat di sebelahnya "ta----"

"Takoyaki" sambung Asep dengan mulutnya yang penuh pizza.

"Takoyaki" gumam Lala pelan.

Lala menusuk satu takoyaki yang besar dengan garpu plastik kecil. Matanya beralih menatap Mira sambil mengangkat sebelah alisnya.

Dengan pipi yang bulat karena penuh sushi, Mira bersiap untuk melakukan yang sesuai dengan perintah Lala.

Membersihkan tangan nya dengan tisu, lalu tangannya melayang bersiap untuk......

"Ahhh" ringis Bagas kesakitan saat ada seseorang yang mencubit paha nya.

Menggunakan kesempatan ini, segera Lala memasukkan sebulan besar Takoyaki kedalam mulut Bagas "hap" sontak Bagas menutup mulut nya saat Lala memasukkan sesuatu.

Lala dan Mira bertepuk pelan di belakang Bagas, rencananya berhasil.

Untung saja Bagas tidak keselek, segera ia menguyah Takoyaki menjadi halus.

Ketiga teman lainnya melongo melihat apa yang dilakukan oleh Mira dan Lala.

"La, seharusnya kamu hati-hati. Kalau Bagas keselek, gimana?" omel Desi. Sedikit kurang suka dengan perilaku Lala yang seenaknya memaksa orang makan seperti itu. Bukan apa-apa, Desi hanya takut jika temannya keselek.

"Iya, maaf. Soalnya kalau gak di paksa, nih orang gak bakalan mau makan" balas Lala. Hanya itu cara satu-satunya supaya Bagas bisa makan seperti teman lainnya.

"Saya tidak apa-apa. Tidak perlu memarahi Lala" ucap Bagas. Ia tau jika Desi khawatir kepada nya namun ia juga tidak ingin Lala dimarahi oleh Desi.

"Iya, saya tidak akan memarahi Lala lagi. Tapi ingat, La! Lain kali jangan seperti itu" pesan Desi.

Lala mendongak, tersenyum lebar "gue janji, ini yang terakhir kali" janji Lala penuh yakin.

Lalu menoleh ke Bagas "gimana, Takoyaki nya enak kan?" tanya Lala penasaran.

"Ya" jawab Bagas singkat namun jelas.

Lala senang jika Bagas menyukai Takoyaki yang dibawa oleh kakeknya dari kota.

Lala mengambil semua cup yang berisi satu Takoyaki berukuran besar. Menyodorkan kepada Bagas "kalau enak, habiskan nya. Jangan sampai tersisa" paksa Lala.

Bagas melotot, bagaimana bisa ia menghabiskan Takoyaki dengan ukuran besar dengan jumlah yang banyak?. Bagas menoleh ke Lala dan Lala tersenyum lebar menyakinkan Bagas untuk menghabiskan nya.

"Baik, akan saya habiskan" ucap Bagas, walaupun ia belum yakin bisa.

"Nah, gitu" balas Lala senang.

Lala melirik satu persatu wajah temannya "senang rasanya bisa melihat semua teman-temannya gue menikmati makanan ini" batin Lala. Ada rasa kebahagiaan sendiri saat melihat semua temannya asik makan dan raut wajah senang dan bahagia.

He Is My Gus ( GURUKU SEORANG GUS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang