Satu Minggu telah berlalu. Hari dimana Lala harus menyetor hapalan kepada pengurus yang selama ini mengawasi nya untuk hapalan. Minggu kemarin adalah Minggu yang sangat menderita bagi Lala. Pasalnya Lala terus menghapal surah yang ternyata banyak sekali ayatnya dan cukup panjang. Sangat kesusahan bagi Lala untuk menghapal nya hanya dalam satu Minggu. Tapi untung ada kedua temannya yaitu Ruby dan Uun yang selalu membantu dirinya dalam membaca Al Qur'an dan menghapal nya.
Semua santri putri sudah pergi ke tempat ngajinya masing-masing kecuali Lala yang masih berada di dalam kamar bersama salah satu pengurus santri putri.
"Baik, La. Apakah kamu sudah siap untuk menyetor hapalan?" tanya pengurus yang duduk miring menghadap Lala.
"Iya, saya siap" jawab Lala penuh percaya diri.
"Baik, kita mulai" ucap pengurus. Membuka mushaf Al-Qur'an ukuran sedang di kedua tangan nya. Membuka lembaran surah Al Mulk.
Lala memulai hapalannya dengan membaca ta'awudz. Lalu membaca basmallah dan mulai membaca ayat pertama surah Al Mulk.
Walaupun gugup dan grogi, Lala menyetor hapalannya cukup lancar meskipun masih ada beberapa bacaan yang salah. Dan Lala pun telah menyelesaikan hapalannya dengan membaca shadaqallahul adzim.
Pengurus menutup mushaf "Alhamdulillah, kamu telah menyelesaikan hukuman kamu" ucap pengurangan, Lala telah menyetor hapalan surah Al Mulk dalam waktu satu Minggu dimana Lala sekarang sudah terbebas dari hukuman nya.
"Terimakasih" ucap Lala sambil menundukkan kepalanya senang.
"Saya tidak menyangka kamu bisa menyelesaikan hapalan surah Al Mulk dalam satu Minggu dengan cukup lancar" puji pengurus.
"Terimakasih atas pujiannya" balas Lala. Tanpa bantuan Ruby dan Uun, mungkin Lala tidak akan pernah menyelesaikan hukuman nya.
"Karena sudah selesai. Saya akan kembali ke tempat ngaji, kamu juga harus pergi ke tempat ngaji. Jangan kabur lagi!" peringat pengurus. Lalu bangkit sambil memegang mushaf Al-Qur'an.
Lala pun bangkit "baik, pengurus. Saya tidak akan pernah kabur lagi" ucap Lala yakin.
"Dan saya juga akan bilang kepada Gus Fahmi bahwa kamu sudah menyelesaikan hukuman nya" ucap pengurus. Karena dirinya telah diberikan kepercayaan dari Gus Fahmi untuk mengawasi Lala selama Lala di hukum. Dan hari ini Lala telah menyelesaikan hukuman nya sehingga ia bisa bilang kepada Gus Fahmi.
"Assalamualaikum" salam pengurus.
"Waalaikumsalam" balas Lala.
Pengurus melangkah keluar dari kamar sambil memeluk mushaf Al-Qur'an dan Lala masih berada didalam kamar.
"Akhirnya, hari penderitaan gue telah berakhir. Jadi, gue tidak perlu pusing menghapal lagi dan gue bebas" ucap Lala senang.
*****
Lala, Ruby dan Uun sedang berjalan santai menikmati suasana pemandangan di sore hari. Setelah kemarin ia menyelesaikan hukuman nya rasanya sangat lega dan merasa bebas.
Lala tiba-tiba berhenti saat matanya tertuju pada sebuah pohon tinggi dan besar. Buah yang ada di pohon itu sangat banyak dan merah. Yah, itu pohon rambutan.
"Wah, ada rambutan" ucap Lala matanya berbinar-binar.
Ruby dan Uun berhenti saat Lala menatap pohon rambutan "ada apa, La?" tanya Ruby.
Lala berbalik badan menghadap kedua temannya "kalian mau rambutan gak?" tawar Lala dengan cengiran.
Ruby dan Uun saling memandang lalu mengangguk bersamaan "iya, mau" jawab keduanya.
"Kalau begitu, ayo kita ambil rambutan" ajak Lala semangat. Berjalan mendekati pohon.
"Pohon ini La?" tanya Uun sambil menunjuk pohon besar yang ada di hadapannya.
"Iya, buahnya merah dan lebat" jawab Lala. Melepaskan sandal nya, menarik bawah baju gamis nya lalu mengikat nya ke pinggang.
"Tapi, La. Kita kan belum minta izin. Tidak baik mengambil buah tanpa seizin pemiliknya" ucap Ruby. Selama mondok di sini, ia tidak pernah berani mengambil buah yang ada di pohon area pesantren, karena ia tau itu milik keluarga kyai dan tidak baik jiak mengambil nya begitu saja.
"Telat, saya sudah ada di atas. Sebaiknya kalian berdua bersiap-siap untuk menangkap buah rambutan yang akan saya lempar" peringat Lala berteriak dari atas pohon. Kedua kakinya bertopang pada sahan yang besar. Melirik ke sekitar pohon mencari buah rambutan yang merah dan segar.
Tap....tap.....tap
Ruby dan Uun mendengar ada suara derup kaki melangkah sangat dekat. Penasaran, mereka berdua pun menoleh ke belakang, melebarkan matanya sempurna. Terkejut saat melihat ada anak kyai Umar berdiri.
"Assalamualaikum, Gus" salam Ruby dan Uun secara bersamaan sambil menundukkan kepalanya dan menyatukan kedua tangan di bawah.
"Waalaikumsalam wr wb. apa sing sampeyan tindakake kene?" (Sedang apa kalian di sini?) tanya Hanan lembut, melihat dua santri putri sedang berdiri di bawah pohon rambutan.
"kita kene ngenteni" (kita di sini sedang menunggu Lala) jawab Ruby gugup melirik sekilas wajah Gus Fahmi.
"Lala? endi dheweke tenan?" (Emangnya dia ada di mana?) tanya Hanan. Ia tidak melihat ada Lala di sekitar ini.
Dengan takut Uun mengangkat tangan nya lalu menunjuk jari telunjuk ke arah pohon rambutan dimana Lala sedang berdiri memetik beberapa buah rambutan.
Hanan mengikuti jari Uun, betapa terkejutnya Hanan saat melihat Lala ada di dahan pohon rambutan yang cukup tinggi. Benar-benar sangat di luar nalar, ketika semua santri sedang menjalani piket nya ini malah memanjat pohon rambutan.
Lalu pandangan Hanan turun kedua santri putri "sampeyan bisa lunga. Saya bakal ngurus Lala" (kalian boleh pergi, biar saya yang urus Lala) pinta Hanan, menyuruh kedua santri putri untuk pergi.
"Nggih, Gus" jawab Ruby.
Lantas Ruby dan Uun pergi sambil menundukkan kepalanya, meninggalkan Lala yang masih berada di atas pohon rambutan.
Lala mengambil batang yang berisi beberapa buah rambutan besar dan merah. Memotong nya, menatap buah itu dengan tatapan binar.
"Pasti rasanya manis" ucap Lala ngiler.
"Ruby, saya udah dapat buahnya. Saya akan lempar buahnya dan kamu tangkap" teriak Lala dari atas pohon sambil memegang batang.
Tanpa mengetahui bahwa kedua temannya sudah pergi, Lala langsung melemparkan batang yang berbuah lebat ke bawah.
Hanan yang masih berdiri di bawah pohon. Memanjangkan tangan nya lalu menangkap batang itu dengan sangat pas.
Ketika Lala sibuk mencari lagi buah rambutan yang merah, ia merasa aneh "kenapa di bawah sangat sunyi?" Untuk mengetahui nya, Lala menoleh ke bawah. Matanya membulat sempurna bukan kedua temannya yang ada di bawah melainkan juga si psikopat.
Karena kaget, Lala tidak bisa mengimbangi tubuhnya dan membuat kakinya tergelincir dari batang pohon.
"Ahhhh" teriak Lala saat tubuh nya melayang ke udara, jatuh dari atas pohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Gus ( GURUKU SEORANG GUS )
HumorCerita 1 Tamami. Kisah ini menceritakan tentang Lala, seorang playgirl yang mempunyai banyak mantan. Suatu hari, salah satu temannya tak percaya bahwa Lala seorang playgirl. Temannya pun menantang Lala untuk meluluhkan guru baru mereka yang berhati...