Bagian 7 | Rahasia paper bag 🛍️🛍️🛍️

164 6 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 04 : 00.

"Tidakkk . . . Papaaa . . ." Teriak Lala. Lala terbangun dengan wajah dan badan yang bercucuran keringat. Karena ia baru saja mengalami mimpi buruk.

" Hiks ... Hiks ...hiks..." Isak tangis Lala." Neng teh kenapa .... ? " Tanya bi nur yang panik mendengar teriakkan Lala tadi, sambil memeluk Lala yang menangis dan keringat dingin.

"Bi... Pa...paa.. Bii hiks .. hiks " jawab Lala dengan terbata-bata dengan diiringi isak tangisnya.

" Neng Lala teh kangen nya ka bapa . . . Cep cep gelis tong cerik nya (cantik jangan menangis nya). . .kita doakan saja, moga bapa di sana nggak kenapa-kenapa nya" ucap bi nur, menenangkan Lala.

" Tapi bi... Hiks.. hiks.." rintihan tangis Lala."Udah neng tong nangis nya, lebih baik kita doakan bapa, moga bapak di sana baik-baik saja ya. neng maukan ikut solat sama bibi kita doakan bareng-bareng, kita pasrahkan semuanya kepada Gusti Allah" ajak bi nur kepada Lala." Hiks. . . Iya bi. . . Hiks" jawab Lala sebagai tanda persetujuannya kepada ajakan Bi nur.

" Nah kitu doang ... Neng gelis, baik ini baru neng lala. Udah jangan nangis lagi ya. Sekarang lebih baik neng bebersih siap-siap buat ke masjid ya" ucap Bu nur.

" Iyh bi..." Jawab lala.

Tepat pukul 04:15 Lala sudah siap untuk berangkat ke masjid dengan badan yang sudah berbalutkan rapih mukena berwarna Sage, sangat cocok dipakai oleh Lala yang memiliki kulit putih berseri natural, dengan bola mata yang sayu tak lupa senyum di bibir kecilnya dan lesung pipi yang terpampang jelas sehingga menambah kesan ke cantikan dan keimutan yang sangat natural." Ayo neng ... Gelis jasa masyaallah " puji bibi nur.

"Iya bi..." Saut Lala.

" Laaa... Tangguan aku atuhh" ucap Iqbal yang tidak mau berangkat sendirian. Dan mereka pun berangkat bersama-sama menuju masjid untuk melakukan salat subuh berjamaah.* Suasana masjid Al-Barokah saat itu terasa sejuk dan amat damai. Hembusan angin yang tenang membuat daun-daun yang diterpa bergoyang-goyang karenanya. Seolah-olah sedang Menemani seorang hamba yang sedang berserah diri dalam sujudnya.

"Assalamualaikum warahmatullahi, Assalamualaikum warahmatullahi" salam Hanan tanda selesainya ia melakukan solatnya. Setelah solat tahajud Hanan pun melanjutkan dengan membaca bacaan tasbih, tahmid dan berdoa kepada Allah SWT dan berserah diri kepada-nya.

Selepas itu semua ia pun melanjutkan dengan bertadarus Al Qur'an Sambil mengulang kembali ayat-ayat yang sudah ia hafalkan selama ini. Lantunan ayat yang ia baca menambah suasana di masjid itu menjadi lebih tenang bagaimana tidak, suara yang begitu merdu bersatu dengan ayat Alqur'an yang penuh makna.

" Arrohman...""Alamal Qur'an...""Kholaqol ingsan..." Terdengar lantunan ayat yang begitu merdu di telinga semua orang, terutama di telinga lala.

" Masyaallah... Damai seakali hati ini" puji dalam hati lala. Mendengar lantunan ayat yang begitu asing di telinga lala. Asing?? Ia asing, karena kehidupan Lala sekarang sudah berubah 90 derajat dari kehidupan sebelumnya di Jakarta.Jangankan mengaji, untuk solat saja mungkin jarang ia lakukan. Karena di Jakarta Lala dibebaskan untuk melakukan apa saja, tanpa adanya bimbingan dari keluarga nya. Maka begitu asing bukan mendengar lantunan ayat suci Al Quran baginya.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar' " seruan adzan berkumandang memangil hamba Allah untuk melaksanakan kewajiban nya terhadap sang pemilik alam semesta serta isinya." La ...sini neng samping bibi " titah Bu nur.

"Iya bi.." saut Lala. Dan mereka pun melakukan solat berjamaah bersama-sama. Dan tanpa mereka sadari bahwa mereka solat di imami oleh ustadz al Mukarom Gus Hanan At-Tamami. Di dalam sujud terakhirnya Lala menangis merenungkan sudah begitu jauhnya Lala dengan sang pencipta. Selama ini ia menganggap bahwa dunianya baik-baik saja, ternyata begitu hinanya ia dihadapan sang kuasa. Bagaimana tidak, ia bisa melupakan sang pencipta dan larut dalam manisnya kehidupan dunia.

He Is My Gus ( GURUKU SEORANG GUS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang