"mungkin kamu salah dengar kali, saya tidak pernah ngomong soal sindiran" sanggah Asep terlihat gugup sambil memalingkan wajahnya.
"Sudah, lepasin tangan saya. Teman-teman sudah jauh tuh" pinta Asep sambil menunjuk ke arah teman-temannya.
Lala pun melepaskan cengkraman nya dengan perasaan bingung "padahal jelas-jelas gue tadi dengar dia ngomong soal sindiran" gumam Lala.
Asep pun segera mengejar keempat temannya yang sudah mulai jauh meninggalkan Lala.
"Woy, Asep. Sialan, lu ninggalin gue" teriak Lala saat menyadari bahwa Asep telah pergi dan dengan meninggikan nya sendirian.
*****
"أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم"
"ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم"
"وَلَمَنۡ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنۡ عَزۡمِ الۡاُمُوۡرِ"
"صَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْمُ"
Suara merdu Hanan menghipnotis semua para siswa nya terutama anak perempuan. Semuanya terpaku dengan ayat Al Qur'an ya g lantunkan oleh wali kelasnya. Betapa merdu dan lembut nya suara itu masuk ke telinga.
"Suaranya bagus banget" puji salah satu siswa dengan di kuncir satu yang duduk di barisan kedua dari pintu. Matanya tidak lepas dan telinga nya fokus mendengar suara guru nya.
"Iya, benar. Suara nya sangat sopan di telinga " imbuh perempuan dengan rambut pendek berponi yang duduk di sebelahnya.
"Kenapa suara gue gak sebagus beliau?" tanya anak laki-laki yang duduk di bagian paling pojok dekat jendela sebelah pintu. Bingung kenapa suara gurunya bisa sebagus itu sementara suara dirinya tidak.
"Makanya perbanyak ngaji, biar suara lu bisa semerdu itu" balas teman nya duduk di sebelah.
Itulah beberapa pujian dan perkataan dari anak kelas 12 IPA 2, yang sangat mengagumi akan kemerduan suara wali kelasnya.
"Suara nya tidak asing, terdengar familiar" gumam Lala pelan. Ia merasa jika dirinya pernah mendengar suara merdu ini tapi tidak ingat dimana.
"Coba, Desi. Kamu baca terjemahan nya" pinta Hanan secara lembut.
"Surah Asy-Syura ayat 43. Yang artinya 'tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan" Desi membaca ulang tulisan terjemah dari ayat tersebut yang ada didalam buku kls nya.
Hanan beranjak dari tempat duduknya sambil memegang buku kls nya "kalian tau apa maksud dari ayat ini?" tanya Hanan kepada anak murid nya sambil berjalan menghadap anak kelas 12 IPA 2.
Semua terdiam sambil menggeleng pelan.
"Baik, kalian lihat terjemahan dari ayat ini" semua murid memperhatikan terjemahan yang ada di dalam ayat ini sesuai dengan perintah gurunya.
Membaca terjemahan ayat ini "di sini ada kata 'diutamakan' bagian akhir. Arti dari kata 'diutamakan'di sini adalah perbuatan mulia" jeda Hanan. Kembali memandang wajah muridnya satu persatu.
"Apabila kita ingin melakukan perbuatan mulia kita harus sabar dan saling memaafkan. Jadi, intinya kalian harus sabar tidak boleh gampang emosi dan jika kalian melakukan kesalahan kepada orang lain atau orang itu melakukan kesalahan kepada kita, kalian harus saling memaafkan" lanjut Hanan dengan penjelasan sedikit lebih panjang.
"Pak, bagaimana jika kita sudah minta maaf tapi orang itu tidak mau memaafkan kita?" tanya salah satu anak perempuan yang duduk di barisan kedua di bagian tengah dengan rambut panjang di kuncir dua.
Asep melirik ke arah Lala "ekhem, kayaknya ada yang tersindir" ucap Asep.
Lala yang mendengar itu menatap Asep dengan tatapan tajam "kemarin aja katanya gak bilang apa-apa, eh sekarang malah tuh bocah ngomong kayak gitu" gumam Lala. Kesel.
"Terus juga tuh guru, kenapa harus membahas soal maaf hari ini? Apa dia mau sindir gue dengan cara begini?" monolog Lala kesel.
Entah kenapa, hari ini ia sangat tidak beruntung. Bisa-bisanya gurunya membahas tentang saling maaf seolah gurunya sedang menyindir dirinya yang tidak mau minta maaf dan memaafkan gurunya.
******
Hanan hendak pergi masuk ke ruang guru, namun ia tersentak melihat ada salah satu siswa nya berdiri di depan ruang guru.
"Assalamualaikum" salam Hanan sambil menundukkan kepalanya dan memegang buku pelajaran.
Melihat gurunya sudah datang, Lala berdiri tegak "waalaikumsalam" balas Lala ketus.
"Tadi lu sengaja kan nyindir gue denger belajar tentang saling maaf? Karena lu tau kalau gue gak akan minta maaf apalagi memaafkan" to the poin, Lala. Kali ini Lala memandang wajah gurunya namun ekspresi nya terlihat tidak suka.
"Syukur jika kamu mau berbicara dengan saya lagi. Tapi maaf, saya tidak berniat untuk menyindir kamu, karena memang hari ini adalah belajar tentang saling memaafkan" jelas Hanan. Dia memang tidak ada niatan sama sekali untuk menyindir Lala, ia hanya mengikuti pelajaran dimana hari ini ia harus belajar mengenai saling memaafkan kepada para muridnya.
"Dan gue tetap berpikir kalau emang lu sengaja agar bisa balas sindiran gue kemarin" kukuh Lala. Apapun jawaban gurunya, ia tetap dengan pendirian nya bahwa gurunya ingin balas sindiran kemarin.
"Jika kamu memang berpikir seperti itu saya minta maaf, sekali lagi saya tidak bermaksud menyindir mu" ucap Hanan dengan intonasi rendah namun lembut dan halus.
"Udahlah, apapun itu alasannya. Gue tetap tidak akan mau memaafkan apalagi minta maaf. Ingat itu!" tekan Lala.
Segera Lala berbalik badan melenggang pergi tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu.
"Assalamualaikum wr wb " meskipun begitu, Hanan tetap memberi salam sambil memandang punggung Lala yang jauh dari pandangan nya.
"Walaupun kamu tidak akan minta maaf namun saya sudah memaafkan mu" gumam Hanan lirih.
Ia sudah cukup lama memaafkan Lala atas kejadian taruhan sebelum teman-teman Lala minta maaf dan ia juga sudah minta maaf berulang kali atas penolakan dirinya. Namun ia bingung kenapa Lala terlihat sangat marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Gus ( GURUKU SEORANG GUS )
HumorCerita 1 Tamami. Kisah ini menceritakan tentang Lala, seorang playgirl yang mempunyai banyak mantan. Suatu hari, salah satu temannya tak percaya bahwa Lala seorang playgirl. Temannya pun menantang Lala untuk meluluhkan guru baru mereka yang berhati...