Bagian 33 | Teman Lama 🏘️ 🏍️ 🌆

103 3 0
                                    

Jakarta.

Setelah menempuh selama beberapa jam di perjalanan, akhirnya Lala sudah tiba di rumah nya yang asli yaitu rumah di jakarta.

Lala masuk kedalam rumah, suasana rumah begitu sunyi dan sepi. Seperti tidak ada makhluk hidup yang tinggal di sini. Berbeda dengan ia tinggal di Bandung.

"Rumah tapi terasa kuburan, sepi dan sunyi"monolog Lala. Melihat rumah nya yang begitu besar dan luas tapi hanya ada Opah nya, pembantu nya yang tinggal dan papah nya sehingga rumah ini terasa hampa dan kosong.

Seorang perempuan yang masih terbilang muda sayang menemui anak majikannya di ruang tamu. Membungkuk setengah badan sambil menyatukan kedua tangan.

"Selamat datang, non Lala" sapa pembantu itu.

"Iya, bi" balas Lala menoleh ke pembantu.

"Maaf, non barang-barangnya mau dibawa kemana?" izin seorang satpam yang membawa beberapa tas milik Lala.

"Langsung di bawa saja ke kamar pak" jawab Lala masih memandang rumah nya.

"Pak, biar saya saja yang bawa barang-barang non Lala" pinta pembantu.

"Baik, bi" lantas pak satpam memberikan semua barang-barang milik Lala kepada pembantu.

"Ayok, non. Saya antar ke kamar" ajak pembantu sambil memegang barang Lala.

"Bibi duluan saja. Saya ingin berbicara dulu dengan Opah" ucap Lala menyuruh pembantunya untuk pergi terlebih dahulu.

"Baik, non. Saya permisi dulu" pamit pembantu. Berbalik badan pergi menaiki tangga menuju kamar anak majikannya.

Lala tidak langsung pergi ke kamar, ia memilih untuk pergi keluar rumah menemui kakeknya yang sedang bertelepon dengan seseorang.

"Opah!" seru Lala. Melihat kakeknya masih sibuk menelepon seseorang.

Kakek menoleh ke belakang mendapati cucu kesayangan nya sedang berdiri "nanti saya telepon lagi" pungkas kakek. Menutup seluler teleponnya secara sepihak. Memasukkan handphone nya kedalam saku di balik jasnya.

Lalu menghampiri cucu kesayangan "ada apa, cucu Opah?" tanya Kakek lembut. Melihat cucunya masih berada di luar rumah.

"Lala mau keluar" izin Lala.

Kakek mengerutkan keningnya "keluar kemana?" tanya Kakek bingung, pasalnya mereka baru saja tiba di jakarta tapi Lala sudah mau keluar saja.

"Lala bosan jika terus di rumah. Jadi, Lala mau pergi keluar, kemana saja asalkan tidak bosan" jelas Lala. Daripada dia diam di rumah lebih baik ia pergi keluar seperti dahulu.

"Kamu boleh keluar, tapi ingat! Kejadian dulu tidak boleh terulang kembali" pesan kakek. Ingin melarang cucunya keluar tapi kakek tidak tega melihat cucunya kesepian di rumah.

Lala langsung melingkarkan kedua tangannya di pinggang kakek dengan sangat erat "terimakasih, Opah"

Kakek membalas pelukan Lala sambil mengelus nya lembut "sama-sama, cucu Opah"

Lalu Lala menguraikan pelukan "kalau begitu, Lala perginya naik motor" ucap Lala.

"Kamu yakin mau naik motor? Tidak di antar saja?" Tanya Kakek cemas.

"Tidak perlu, Opah" tolak Lala halus.

"Baik, kalau itu mau kamu. Opah tidak melarang"

Lala sangat senang mendapatkan izin kakeknya untuk bisa mengendarai motor nya.

******

Lala membawa kembali motor sport berwarna pink kesayangannya ke jalanan Jakarta yang penuh dengan polusi udara dan macet.

He Is My Gus ( GURUKU SEORANG GUS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang