Hap!.
Lala memejamkan matanya, namun ia tidak merasakan jika tubuhnya menyentuh tanah melainkan ia merasa ada sesuatu yang menahan tubuhnya.
Perlahan Lala membuka matanya, tubuhnya melayang "gue masih selamat" ucap Lala.
"Iya, masih selamat" balas seseorang. Lala pun menoleh ke belakang reflek Lala menjatuhkan tubuhnya ke tanah dan terguling.
"Aww" rintih Lala saat tubuh nya karena terbanting ke tanah.
Lalu Lala mendongak menatap wajah Hanan "bisa gak sih lu enyah aja dari hidup gue" hardik Lala sambil memegang pinggang nya yang terasa sakit.
"Tidak bisa, karena ini pesantren Abah saya" jawab Hanan datar masih memegang batang.
Lala terdiam, apa yang dikatakan oleh pria itu benar bahwa saat ini ia sedang berada di pesantren kyai Umar yaitu bapak pria itu.
"Ah kenapa juga Opah harus kirim gue ke pesantren ini. Padahal pesantren masih banyak" monolog Lala, geram dan kesal.
Hanan mengeluarkan sebuah sapu tangan dari saku baju kokoh nya, kemudian membungkuk sedikit dan mengulurkan sapu tangan kepada Lala "saya bantu" ucap Hanan.
Lala melirik ke sapu tangan lalu menepis sapu tangan itu dengan kasar "gak perlu" bentak Lala. Lalu ia bangun sendiri, melihat ke bawah. Celana panjang nya terkena tanah membuat nya menjadi sedikit kotor.
Hanan mengalami pandangan nya saat Lala sedang membersihkan celana panjang "turun kan baju gamis nya!" titah Hanan tegas.
Menatap wajah psikopat dengan sinis "manusia ribet" gumam Lala pelan lalu menurunkan baju gamis nya hingga terurai ke bawah mengenai tanah menutupi seluruh kaki nya "udah" ucap Lala ketus.
Namun Hanan tetap menatap ke arah lain "kenapa kamu memanjat pohon? sementara santri lain sedang mengerjakan piket" tanya Hanan tegas.
"Piket gue udah selesai dan sekarang gue bebas. Dan untuk masalah manjat...." jeda Lala.
Lalu Lala berbalik badan pandangan nya fokus ke buah rambutan yang besar dan merah yang berada di atas pohon "karena gue pengen makan buah rambutan" jawab Lala jujur.
Sejak kejadian itu, Lala ingin selalu memakan buah rambutan apalagi jika buahnya di ambil dari pohon langsung itu akan terasa segar dan manis seperti saat ia di bandung.
Hanan menoleh, melihat mata Lala yang berbinar-binar saat melihat ke arah pohon "seperti nya dia sangat ingin makan buah rambutan" batin Hanan.
"Sebaiknya kamu segera pergi ke asrama. Dan ingat! Jangan pernah menarik ujung gamis lalu di ikat ke pinggang lagi, itu tidak baik" peringat Hanan tegas tanpa menoleh.
"Iya, bawel" jawab Lala sarkas.
Kemudian Hanan mengulurkan tangan yang sedang memegang sebatang buah rambutan "dan, ini ambil buah rambutan" ucap Hanan.
Dengan emosi yang melonjak, Lala mengambil batang. Tersorot dari matanya sebuah amarah. Kemudian Lala berlalu pergi sambil menghentakkan kedua kakinya dengan keras "seharusnya gue kasih tau ke para santri putri bagaimana sikap asli tuh orang, biar gak ada yang menikah dengan psikopat yang kejam" gerutunya.
*****
Ruby dan Uun sedang berjalan di tengah kegelapan asrama putri, mereka berdua baru saja keluar dari kamar mandi. Setibanya di depan kamar, mata Uun melihat ada sebuah keranjang berbahan jerami berwarna pink di depan pintu.
Uun berhenti "Ruby, delengen! ana kranjang" (Ruby, lihat! Ada keranjang) menunjuk ke arah keranjang pink.
Keduanya naik lalu melangkah maju. Ruby membungkuk setengah dan mengangkat keranjang pink. Membuka tutup keranjang, ia melihat ada secarik kertas kecil berwarna pink.
"ل = للا "
(Li = Lala) Ruby membaca tulisan yang terdapat di tengah kertas kecil tersebut."Iki kanggo Lala" (ini untuk Lala) ucap Uun setelah tulisan di note.
Ruby menutup kembali tutup keranjang. Kemudian mereka berdua melangkah masuk ke dalam kamar. Uun menekan saklar yang ada di sebelah pintu sehingga suasana kamar menjadi terang.
4 orang sudah tertidur pulas termasuk Lala, semua santri putri yang ada di kamar ini berjumlah 6 orang termasuk Ruby dan Uun.
Ruby berjalan menghampiri kasur Lala yang ada di ujung kanan, kemudian meletakkan keranjang pink di sebelah tubuh Lala.
Ruby mencondongkan tubuhnya, mendekati wajahnya ke daun telinga Lala "La, ada buah rambutan untuk kamu" bisik Ruby pelan. Agar para santri putri yang sedang tidur tida terganggu.
Mendengar ada buah rambutan, seketika mata Lala langsung terbuka sempurna. Mengubah posisi nya menjadi duduk dan berbalik menghadap Ruby. Wajahnya tampak sangat ceria seperti bukan orang yang bangun tidur.
"Mana" pinta Lala sambil menengadahkan kedua tangan kepada Ruby. Jika soal buah rambutan Lala akan sangat bergembira dan itu membuat rasa ngantuk hilang.
Ruby mengambil keranjang pink lalu menaruh di atas kedua tangan Lala "nih"
Segera Lala membuka tutup keranjang, matanya langsung berbinar - binar saat melihat ada begitu banyak sekali buah rambutan besar dan merah membuat Lala ngiler, menjilat bibir bawah nya "seperti nya segar dan manis"
Lalu mendongak menatap wajah Ruby "dari siapa?" tanya Lala penasaran. Kenapa tiba-tiba ada sekeranjang buah rambutan dimalam hari?.
Uun menghampiri mereka berdua dan duduk di sebelah Ruby "tidak tau, hanya ada note" tenang Uun. Mereka pun tidak tau siapa yang telah meletakkan keranjang pink di depan kamar.
Lantas pandangan Lala turun ke kertas kecil berwarna pink.
"ل = للا "
Tulisan itu bahasa Arab, dan Lala tidak tau cara membacanya. Mengambil kertas tersebut lalu memperlihatkan kepada kedua temannya "ini bacaannya apa?" tanya Lala polos.Kedua temannya menatap kertas tersebut "itu bacaannya adalah Li = Lala. Yang artinya 'Untuk Lala'" jelas Ruby.
Lala hanya mengangguk kecil, baru tau. Selama ini ia tidak pernah belajar bahasa arab sehingga ia tidak tau cara membacanya.
Lala memperhatikan kertas kecil "tulisan yang sangat bagus" puji Lala. Walaupun pendek tapi ukiran tulisan arab tersebut benar-benar sangat cantik dan indah.
"Jadi penasaran siapa pemilik tulisan bagus ini?" tanya Lala penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Gus ( GURUKU SEORANG GUS )
HumorCerita 1 Tamami. Kisah ini menceritakan tentang Lala, seorang playgirl yang mempunyai banyak mantan. Suatu hari, salah satu temannya tak percaya bahwa Lala seorang playgirl. Temannya pun menantang Lala untuk meluluhkan guru baru mereka yang berhati...