KENCAN?

77 57 15
                                    

"Gue harus pake baju apa ya?" tanyaku pada diri sendiri sembari memilih pakaian yang tertutup tetapi sesuai dengan tempat yang dituju.

Jika kalian masih ingat, kemarin malam Garvi mengajakku untuk pergi ke pasar malam yang letaknya berada di pusat kota Purworejo.

Mataku berseri saat melihat pakaian yang pas untuk malam ini, "Nah ketemu"

Dengan cepat aku mengganti pakaianku kemudian mengoleska lipbalm pada bibirku yang lumayan tebal. Aku tersenyum melihat kaca, tak ada rasa malu bagiku untuk menunjukkan wajah tanpa make up kepada semua orang karena memang aku jarang memakainya.

Kelamaan, itulah yang terlintas di otakku.

Selesai dengan semuanya, aku berangkat ke tempat yang sudah kamu berdua sepakati. Kurang lebih 300 meter aku berjalan kaki karena memang diriku tak mau orang sekitar melihatku.

"Sorry telat" celetukku setibanya di perempatan desaku.

Garvi mengangguk dengan kaca mobil yang dibuka setengah, "Kenapa lo jalan sih?"

"Gue males narik perhatian tetangga gue" ungkapku jujur lalu mendudukkan diri di samping Garvi.

"Belum pernah keluar malem ya?"

Aku tersenyum, "Menurut lo aja deh"

"Udah"

Mataku membola sempurna, "Jangan ngadi-ngadi ya lo!"

Lelaki disampingku yang tengah fokus mengendarai mobil berwarna hitam ini terkekeh, "Ini kan keluar malem"

"Hih maksudnya tuh dulu-dulu gitu" kesalku dengan balasan yang diberikan Garvi.

"Iya-Iya"

Selanjutnya hanya ada keheningan yang terjadi. Saat mata kami bertemu di kaca mobil, dirinya menatapku dengan tatapan bertanya.

"Kenapa?" tanyaku setelah menormalkan kembali detak jantungku yang berdegup kencang.

Garvi menoleh sekilas, "Mata lo bengkak, kenapa?"

Sahabat kecil gue pergi ninggalin gue sendiri.

"I'm Okay, tadi nonton film me before you bikin gue nangis" balasku berbohong.

Tak mungkin diriku untuk mengatakan sejujurnya, karena diriku bukan orang yang suka berbagi cerita kesedihan yang kualami kepada orang lain.

"Really?"

Aku mengangguk, "Kalau gue kenapa-napa gak mungkin bisa ikut lo ke pasar malem dong"

Lelaki dengan hoodie hitam yang pas dengan kulit putihnya itu terkekeh, "Kencan nih ceritanya?"

Dengan polosnya aku mengangguk dan tersenyum malu namun saat aku tersadar, dengan cepat aku menggeleng yang membuat Garvi tertawa menggodaku.

"Nyebelin ish" ujarku dengan mencebikkan bibir.

Tangan Garvi terulur untuk mengusap kepala ku yang terbungkus hijab tetapi dengan cepat diriku sedikit berteriak tak terima.

"Diem bangsat! lo gak tau apa jantung gue kayak mau copot" kesalku setengah mati.

Kekehan Garvi membuat diriku mengantupkan bibirku rapat, aku meruntuki diriku sendiri karena kelepasan.

"Kenapa, hm?"

"Garvi bisa diem gak?"

Tawa lepas itu terdengar kembali yang membuatku menatap ke arah luar dibalik jendela mobilnya. Aku tak mau Garvi melihat diriku sedang salah tingkah.

"Lo mau tau cewek yang waktu itu gak?" celetuk Garvi beberapa saat.

Mendengar ucapan Garvi membuatku menoleh lalu menatapnya lama, namun aku menggeleng.

ALVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang