✨️NIKMAT BUKAN?✨️

50 35 0
                                    

"Sekian, sampai jumpa di minggu depan. Selamat siang"

"Terimakasih, selamat siang Mr."

Kemudian, dosen pengajar statistika bisnis itu keluar dari ruangan ini.

Aku beranjak dari tempat duduk untuk menuju tempat kerjaku.

"Ayo pulang Sel!" titahku pada Selly yang diangguki dirinya.

Kemudian, kami berdua berjalan bersama untuk keluar dari fakultas ini.

"Alvi.. hati-hati di jalan!" ujar Selly karena kami harus berpisah.

Selly menuju parkiran untuk pulang ke indekosnya sedangkan aku harus  jalan kaki menuju tempat kerjaku.

"Iya, kamu juga hati-hati," pungkasku lalu berjalan cepat menuju toko.

Sesampainya di Toko, aku masuk lewat depan karena biasanya aku harus mengecek stok pastry yang ada di etalase.

"Tadi bu Lia bikin sedikit ya?" tanyaku pada kak Sari setelah melihat sisa yang ada.

kak Sari menggeleng, "Hari ini jumlah pembeli meningkatkan, terus kebanyakan mereka beli juga dari pastry"

"Ya sudah, kalau begitu aku langsung ke dapur aja ya. Semangat, tuh ada cowok mu lo kak!" godaku sembari menunjuk salah seorang laki-laki di pojok sana.

"Hih, udah sana!" balasnya dengan raut yang wajah kesal.

Aku tertawa dan dengan cepat pergi ke dapur untuk menghindari amukan dari singa betina.

Hal pertama yang aku lakukan di dapur adalah meletakkan perlengkapan kuliah lalu membersihkan diri, melaksanakan salat asahat dan terakhir memakai perlengkapan untuk berperang dengan tepung.

Hari ini, aku akan membuat variasi pastry yang lain yaitu shortcust. Mini pie dengan toping jam, strawberry adalah pilihanku. Aku membuat ini karena melihat bahan-bahan yang tersedia saat ini.

"Bismillâhir-rahmânir-rahîm. Semoga lebih berhasil dari waktu itu, Amiin.."

Selesai berdoa, aku mulai menyiapkan bahan seperti tepung, gula, garam, lemak dan air lalu mencampurnya dengan baik agar hasilnya menjadi baik.

Setelah matang, adonan dikeluarkan dari oven lalu diolesi oleh strawberry jam dan potongan buah strawberry satu persatu. Step terakhir adalah finishing, baru mini pie diantar ke depan dan diletakkan di etalase.

Mendengar ponsel milikku yang berbunyi, aku langsung berlari mengambilnya dari tas.

"Bu Lia? Kenapa nih" heranku saat melihat siapa nama pemanggil.

"Assalamu'alaikum nak, kamu udah di sana?" ujar bu Lia saat aku menggeser tombol hijau.

"Wa'alaikumussalam. Iya aku udah di sini, ada apa ya bu?" tanyaku.

"Barusan Ibu dapat pesanan dari teman Ibu dan udah ngomong sama Lena, tolong kamu buatkan 100  pie seperti yang kamu buat kemarin ya!"

Aku membelalakan mata tak percaya apalagi melihat pukul berapa saat ini di atas dinding di sana.

GILA!!!

"Iya bu, berarti bahan-bahan yang ada tuh emang buat pie kan? Tadi aku udah bikin setengahnya dan udah di taruh di etalase" jelasku hati-hati.

"Iya bener, lagi dibungkus sama Sari kata Lena tadi. Maaf Ibu tidak bisa membantu karena Ibu mau kamu bertanggung jawab sama pekerjaanmu"

"Iya bu tidak apa-apa, aku lanjut dulu ya bu"

"Silakan, Ibu tutup ya nak. Semangat!"

"Terima kasih bu"

ALVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang