✨️SIAPA GARVA?✨️

51 41 0
                                    

"Maaf-maaf," ujar seorang laki-laki yang telah menyenggol diriku.

Walaupun aku sempat menghindar dengan cepat karena tak mau bersentuhan, seorang laki-laki dengan pakaian formal tetap meminta maaf kepadaku.

"It's okey, permisi," balasku kemudian berjalan dengan cepat.

"Tunggu!"

Aku berhenti dan aku mengingat suara ini, Garva. Ya, aku yakin ini dirinya.

Aku menoleh ke belakang dan mengamati laki-laki di depanku ini dan dugaanku benar, dia Garva yang pernah mengajak diriku ke Panti.

Kenapa dia ada di sini?

"Alvi kan? Lo kerja di sini?" tanyanya yang kuangguki.

"Kenapa?"

Garva tersenyum kepada diriku, "Katanya lo kuliah, lo double?"

"Triple, gue ada dua pekerjaan yaitu di sini dan youtube," jelasku lalu aku berdiri tepat di depan meja yang ia dudukki.

"Keren banget lo, sejauh ini sehat?"

Aku mengangguk, "Sehat aja sih, lo kan juga bisa lihat gue nih."

"Santai dong, nomor lo masih sama?"

"Iya, ada lagi?"

Laki-laki di depanku terdiam sebentar lalu bertanya sesuatu, "Lo kenal Senja kan? Gue boleh minta tolong ga?"

Mendengar kalimat yang keluar dari mulutnya membuat diriku bertanya-tanya kenapa Garva bisa mengenal kak Senja.

"Apa?" balasku dengan penuh tanya.

Keingintahuan diriku semakin bertambah saat melihat tangannya mengeluarkan sebuah kotak dari tasnya.

"Tolong kasih ini ke Senja dan bilang aja ini dari Garva" pintanya sembari menyerahkan kotak merah itu kepadaku.

Aku menerimanya, "Kalau begitu, gue mau balik kerja. Cukup kan?"

"Iya, thanks ya"

Aku mengangguk lalu kembali ke Dapur untuk kembali bekerja.

Sesampainya di Dapur, aku menyimpan terlebih dahulu barang titipan dari Garva. Kemudian, aku menyelesaikan pekerjaanku yang belum selesai.

✨️✨️✨️✨️

P

ukul 2 siang tepat, aku selesai bekerja. Dikarenakan hari ini pembagian upah, aku harus menuju supermarket untuk membeli kebutuhan satu bulan ke depan.

Untuk belanja bulanan kali ini aku bersama Selly karena dirinya memaksa diriku agar bersamanya.

Saat aku keluar dari toko, ternyata Selly sudah berada di parkiran. Dengan cepat aku berjalan ke arahnya.

"Lama nunggu?" tanyaku setibanya di sana.

"Barusan aja aku dateng, ya udah ayo berangkat!"pintanya lalu kami berangkat menuju supermarket yang dituju yaitu Mirota.

Butuh 15 menit untuk sampai di Mirota dengan jalanan yang normal seperti ini.

Setibanya di Mirota, aku dan Selly mengambil satu trolley untuk berdua karena aku hanya belanja beberapa saja.

"Tapi kalau yang ini tuh lebih murah seribu, mending yang mana?" tanyanya saat memilih pewangi pakaian.

"So klin aja, biasanya aku pake itu," balasku dengan menunjuk produk pewangi berwarna biru.

"Oke deh, lumayan hemat seribu"

Kemudian, kami berkeliling lagi untuk mencari kebutuhan yang kami cari.

ALVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang