✨️HTS✨️

43 32 2
                                    

3 Tahun sudah aku berjuang di Universitas di Yogyakarta ini, dua semester lagi aku harus berjuang lebih keras lagi agar bisa menyandang sebagai Sarjana Manajemen.

Ouh, membayangkannya saja membuat air mataku keluar.

Tak mau tenggelam di dalamnya, jari-jariku kembali bergerak untuk mengetikkan huruf demi huruf hingga menghasilkan kalimat yang padu dan sesuai.

Tak lama aku menghembuskan napas lelah, otak dengan hati benar-benar tak sinkron.

"Astagfirullah, fokus Alvi fokus!" lirihku tetapi mata tetap terpejam.

Aku menegakkan tubuh dan melihat jarum jam yang berputar dan aku melototkan mata, baru jam satu pagi aku sudah mengantuk?

Astaga..

Tetapi sungguh, badanku sudah remuk tetapi aku harus tetap merevisi skripsi sesuai kemauan dosen pembimbingku.

"Kamu harus selesaikan ini karena besok kamu harus KKN dan bekerja juga!"

Gila, rasanya aku menginginkan mati saja.

Bayangkan saja, satu tahun terakhir ini aku hanya tidur sekitar 1 atau 2 jam dalam sehari karena harus magang, skiripsi, bekerja di Toko dan YouTube ditambah endorsement juga mulai saat ini aku harus merintis usaha yang akan aku jalani kedepannya.

Rasanya seperti hidup tak ada nyawa, sakit tapi tak ada rasa dan semuanya terasa hampa. Aku harus terus berjalan tanpa bayangan dan itu membuatku lelah sekali.

✨️✨️✨️✨️

Mataku membola sempurna dikala mendengar kelompokku ditempatkan di mana untuk menjalankan Kuliah Kerja Nyata ini. Kurang lebih 2 kelompok dari mata kuliah Manajemen ini di tempatkan di Papua.

Iya, kalian benar tidak salah membaca.

"Papua?" cengoku.

"Kok bisa?" bisik seorang perempuan berambut pirang dengan pakaian casual yang mebuatnya semakin cantik.

Aku menatapnya, "Ini UGM bos kalau  kamu lupa!"

Selly menyengir, "Iya juga sih, terus gimana sama kerjaan kamu di Toko? Kamu mau keluar atau gimana?"

"Damn!" umpatku dalam hati.

"Menurutmu gimana?"

"Kalau begitu saya akhiri, silakan kalian mulai berdiskusi untuk mencari tahu tentang daerah yang  akan kalian kunjungi. Selamat siang," sela Dosen Manajemen Keuangan sekaligus Wali Kelasku itu.

Aku terkikik geli melihat raut wajah Selly, "Baik. Terima kasih bu," ujarku bebarengan dengan teman yang lain.

"Kamu keluar aja gimana? Lagian dengan 200k subscribers yang kamu punya itu lebih dari cukup kan buat kebutuhan hidup? Apalagi bantuan dari KIP-K masih lancar, aku saranin kamu harus mulai pikirin diri sendiri. Kamu lihat badan kamu coba! Beda banget sama dulu yang masih banyak daging," saran Selly yang membuatku terdiam.

Memang benar apa yang ia katakan tetapi aku belum ada niat untuk melakukannya. Aku masih harus bekerja tetapi dengan keadaan seperti ini yang membuat diriku tak bisa terus memaksakan diri, mungkin memang aku harus merelakan pekerjaanku yang satu itu.

"Tetapi aku harus bertahan sampai gajian, kita berangkat bulan depan kan?"

Selly menganggukkan kepala, "Heem, aku harap dengan ini kamu bisa mulai fokus sama diri kamu sendiri karena beban yang kamu jalani mulai berkurang. Kamu harus fokus sama usaha yang akan kamu buat, siapa tau nanti di Biak kamu mendapatkan inspirasi kan?"

ALVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang