.
.
.Ohm memakirkan mobilnya dihalaman rumah milik keluarga Dunk, ia lalu membantu Dunk membuka seat Belt dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Ada yang ingin kau lakukan setelah ini? Sekarang masih jam 10 Dunk, apa kau ingin berjalan-jalan lagi?" Tanya Ohm pada Dunk yang tengah sedikit merapikan penampilannya dan menyelempangkan tasnya di pundak.
"Emhh sepertinya tidak. Aku ingin tidur saja, biar Dean bisa beristirahat" balas Dunk sambil tersenyum tipis.
"Dean?" Tanya Ohm bingung, Dunk langsung terkekeh.
"Namanya Dean, bagus kan?" Ujarnya sembari mengelus perutnya dengan lembut. Ohm mengangguk paham.
"Oho.... kau yakin dia laki-laki? Sepertinya kita harus berbalik kearah rumah sakit untuk mengecek jenis kelaminnya!"
Dunk hanya tertawa gemas saat mendengar ucapan Ohm yang menurutnya sangat lucu.
"Dia sendiri yang bilang padaku, bahwa dia seorang laki-laki" ucap Dunk yakin sambil terkekeh geli.
"Oh benarkah? Hebat sekali, lain kali dia harus memberi tahu ibunya, supaya jangan keras kepala lagi." Ucap Ohm dengan nada kesal.
Dunk tergelak, ia benar-benar sudah tidak bisa menahan tawanya lagi. Pria itu benar-benar pandai menyindirnya.
Ohm hanya bisa menggeleng gemas melihat tingkah Dunk, ia lalu mengambil paper bag yang ada dibelakang kursi kemudi lalu menyerahkannya pada Dunk.
"Apa ini?" Tanya Dunk bingung saat menerima paper bag ditangannya.
"Hadiah" jawab Ohm singkat.
Dunk membukanya dan mendapati sebuah kotak berwarna biru didalamnya, ia membuka kotak itu dan menemukan sebuah kalung dengan liontin berbentuk hati. Jemarinya bergerak untuk membuka bagian samping liontin itu, ada sebuah gambar hitam putih dan Dunk jelas tahu itu foto apa.
"Dean?" Gumam Dunk pelan.
"Iya, itu Dean. Jaga Dean dengan baik ya" pinta Ohm dengan nada memohon.
Dunk menyunggingkan senyumnya sembari mengangguk. Hatinya berdesir hangat. Ia Kemudian turun dari mobil, lalu melambai pada mobil Ohm yang mulai bergerak pergi hingga tak terlihat lagi.
Drrt...Drrt...Drrt
Sebuah pesan masuk, Dunk segera membukanya.
Kapan kita bisa bertemu?? Aku ingin mengetahui keadaan bayi itu sebelum kami bisa mengadopsinya.
Senyum indah diwajahnya seketika luntur, ia baru ingat soal keinginannya untuk memberikan bayinya pada orang lain karna itu ia harus segera melakukan sesuatu.
Tapi ucapan Ohm saat di cafe tadi masih terngiang dengan jelas didalam ingatannya. Dunk jadi ragu melepaskan calon anaknya, terlebih dia sudah memberikan nama yang menurutnya sangat bagus. Dean seperti menjaganya dari segala macam keterpurukan yang menimpanya selayaknya prajurit perang. Ketidak relaan itu muncul disudut hatinya dan ia yakin ia tidak akan mampu berpisah dengan nyawa yang telah hidup didalam dirinya.
Tapi tidak mungkin ia merawatnya kan? Menangis juga tak akan menyelesaikan masalah. Dan berdiam diri juga tak berguna. Yang ada perutnya akan semakin membesar seiring berjalannya waktu. Tidak mungkinkan calon bayi dalam perutnya ini menghilang dengan sendirinya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Gloomy Love (JoongDunk story)
ФанфикBagaimana jika akhirnya kamu bisa kembali ke masa lalu? Apa yang akan kau lakukan? Tentu saja merbaiki kesalahan bukan? Itulah yang terjadi pada Dunk Natachai Boonprasert, pria manis dan lemah lembut ini harus mengalami kepahitan dalam kehidupan per...