.
.
.Ceklek!
Pintu kamar Dunk terbuka, menampilkan tubuh Joong yang bergerak masuk kedalam kamar. Ia melihat Dunk tengah tertidur pulas dengan jejak air mata yang masih dapat tertangkap di indera penglihatan Joong. Pria tampan itu bergerak mendekati Dunk dan mengusap pipi Dunk dengan lembut. Ia mengalihkan pandangannya ke arah pergelangan tangan Dunk yang membiru. Joong merasa sangat bersalah. Ia menyentuh lembut pergelangan tangan Dunk yang memar dan memutuskan kembali keluar untuk mengambil es batu yang ia bungkus dengan handuk,untuk mengompres tangan Dunk yang memar akibat cengkraman tangannya tadi.
Joong duduk disamping ranjang dan memegangi pergelangan tangan Dunk untuk mengompresnya.
"Eungh." Lenguh Dunk. Ia menyadari pergerakan dan sensasi dingin ditangannya. Dunk membuka matanya perlahan, dan menemukan Joong yang tengah mengompres tangannya dengan lembut.
"LEPAS!"
Dunk yang telah menyadari Joong tengah mengompres tangannya, segera mendudukan dirinya dan mendorong tubuh Joong agar menjauh dari dirinya.
"Dunk...." ucap Joong dengan lirih. Ia terkejut melihat Dunk yang tiba-tiba terbangun dan mendorong tubuhnya menjauh.
"Apa yang kau lakukan?" Balas Dunk kesal, ia menatap Joong dengan pandangan tidak suka.
"Aku....aku hanya ingin mengobati pergelangan tanganmu, Dunk, "
Dunk menatap nyalang wajah Joong dan tersenyum sinis.
"Buat apa? Kau yang melukai tanganku tadi, jadi tidak perlu repot-repot mengobati pergelangan tanganku." Ucap Dunk ketus.
"Dunk....!"
"APA!"
"Dengarkan penjelasanku dulu, jangan seperti ini."
"Penjelasan apalagi? Untuk apa kau repot-repot mengobatiku? jika kau sendiri yang membuatku terluka. Lagipula aku hanyalah pria cacat yang menumpang hidup denganmu, jadi jangan melakukan sesuatu hal yang tidak penting."
"DUNK!"
"Kenapa? Bukankah itu benar? Kau yang bila....
Dunk begitu terkesiap mendapatkan pelukan tak terduga dari Joong, ia meronta dan berteriak keras... ia sangat muak dengan perlakuan Joong saat ini.
"Jangan memelukku! Kau akan semakin membenciku jika memeluk tubuh cacat ini!."
"Kau hanya akan semakin melukai dirimu jika seperti ini." ujar Joong pelan, seraya menguatkan dekapannya. Ia benar-benar kebas dengan semua racauan itu, dan sungguh Joong tak menginginkan melihat Dunk seperti ini. Hatinya sangat sakit menerima penolakan dari Dunk.
"Ku mohon lepaskan!"
"Dunk! dengarkan aku!"
Dunk sama sekali tak menghiraukannya, ia tetap bersikeras meronta...tentu saja Dunk tak mengharapkan mendapatkan perlakuan yang sama dari pria tampan itu untuk kesekian kalinya. Tiba-tiba saja berlaku lembut tapi setelahnya umpatan dan perlakuan kasar kembali menyiksanya, itu terlalu memuakkan.
"Kau selalu seperti ini! keparat kau Joong!"
Joong begitu terperangah mendengarnya, baru kali ini umpatan Dunk terasa mengoyak hatinya. ia sedikit merenggangkan pelukannya demi menatap wajah pias Dunk, tampak begitu jelas sorot kecewa meliputi mata almond itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gloomy Love (JoongDunk story)
Fiksi PenggemarBagaimana jika akhirnya kamu bisa kembali ke masa lalu? Apa yang akan kau lakukan? Tentu saja merbaiki kesalahan bukan? Itulah yang terjadi pada Dunk Natachai Boonprasert, pria manis dan lemah lembut ini harus mengalami kepahitan dalam kehidupan per...