.
.
.Joong sedang duduk diatas ranjang kamar Dunk sembari memeluk boneka anjing berwarna putih yang ia berikan saat dulu pada Dunk. Ia baru saja memerintahkan agar barang-barang milik Dunk dipindahkan ke rumah mewah yang telah dia beli. Joong ingin setelah Dunk sadar nanti, pria itu akan langsung tinggal dirumah yang telah ia siapkan untuk tempat tinggal mereka berdua.
Ceklek!
Pintu kamar Dunk terbuka, ibu Dunk berjalan menghampiri Joong yang masih mendekap erat boneka milik putranya. Wanita itu ikut duduk diranjang tepat disamping menantunya yang masih duduk diam dengan pandangan kosong. Wajahnya terlihat sangat murung. Sudah setahun lebih, putranya belum juga bangun dari tidur panjangnya.
Pelaku yang telah mencelakai putranya telah divonis hukuman penjara selama 15 tahun karna terbukti telah melakukan pembunuhan berencana. Sejujurnya hatinya sangat sakit setelah mengetahui fakta dibalik perbuatan pelaku kepada anaknya. Hubungan terlarang menantunya dengan pelaku saat dulu, menjadi pemicu yang membuat pelaku nekat mencelakai anaknya.
Tapi wanita itu juga tidak dapat melimpahkan kesalahan pada pria yang telah sah menjadi menantunya itu. Joong hanya ingin lepas dan memulai hidup baru bersama Dunk. Namun perasaan cinta tidak bisa dihapus begitu saja, pada akhirnya Joong harus siap menerima semua resiko atas perbuatannya sendiri.
"Joong!"
Joong menoleh saat namanya dipanggil, ia segera menghapus air mata yang membasahi pipinya.
"Maafkan aku ma.....aku yang sudah membuat Dunk jadi seperti ini." Ujarnya dengan lirih.
"Ini sama sekali bukan salahmu, nak!"
"Seandainya aku tidak mengkhianati Dunk, mungkin dia masih ada disisiku dan... dan aku tidak akan menerima kenyataan pahit seperti ini..."
"Shhuut sudahlah, semuanya telah berlalu. Kau harus bangkit, jangan terus-menerus menyalahkan dirimu seperti ini."
"Kenapa mama tidak membenciku? Aku sudah mengkhinati Dunk ma.... bahkan aku yang telah membuatnya jadi seperti ini. Kenapa kau masih baik padaku? Aku sangat jahat pada Dunk...."
"Tenanglah, kau memang bersalah karna sudah mengkhinatinya. Tapi mama paham kenapa kamu melakukan itu, kamu hanya sedang bingung, dan terlalu cepat menyimpulkan hubunganmu dengan Dunk. Sehingga akhirnya kamu memilih jalan seperti yang salah. Kami semua mengerti keadaanmu, yang terpenting sekarang kamu harus kembali bangkit dan percaya Dunk akan kembali sembuh. Dunk akan sedih jika tahu keadaanmu seperti ini."
Joong mengalihkan pandangannya pada pigura yang ada diatas meja belajar milik Dunk, potret dirinya bersama Dunk saat tengah merayakan ulang tahun. Dunk tersenyum sangat cerah di foto itu, yang malah membuat perasaan Joong jadi makin tidak karuan.
"Mama jadi ingat, saat Dunk tiba-tiba jago memasak banyak menu dan semuanya terasa enak." Wanita itu tersenyum sembari memandang lurus kedepan, ingatan soal putranya yang manis itu membuat hatinya menghangat.
"Mama heran, sejak kapan dia jago memasak? Padahal selama ini dia paling anti masuk kedapur. Namun saat ia membahas soal alergimu, mama tahu dia punya tekad yang kuat. Dia ingin sekali melayanimu dengan baik, mejaga dan merawatmu saat kalian berdua sudah menikah. Mama tidak pernah menyesal menjodohkan Dunk denganmu, dia jadi memiliki semangat untuk berubah menjadi lebih baik. Dia jadi rajin belajar, merawat dirinya dengan rutin dan belajar banyak hal baru. Dunk ingin merasa pantas bersanding dengamu, itu kenapa dia tidak pernah lelah melakukan banyak hal. Cinta memang seindah itu ya, membuat hal yang tidak mungkin menjadi mudah digapai." Lanjut wanita itu sambil tersenyum hangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gloomy Love (JoongDunk story)
FanficBagaimana jika akhirnya kamu bisa kembali ke masa lalu? Apa yang akan kau lakukan? Tentu saja merbaiki kesalahan bukan? Itulah yang terjadi pada Dunk Natachai Boonprasert, pria manis dan lemah lembut ini harus mengalami kepahitan dalam kehidupan per...