Chapter 9

4K 244 13
                                    

.

.

.

Saat ini, Joong tengah berkutat pada dokumen-dokumen di atas meja kerjanya, menelitinya lalu membubuhkan tanda tangan pada proposal yang telah sesuai lalu meneliti berkas-berkas laporan. Ia sedikit melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul setengah satu siang.

"Hah, Sudah jam istirahat." Gumamnya tetap mengerjakan berbagai jenis dokumen dan membaca tiap dokumen lainnya dengan teliti.

Drrrt...Drrrt....Drrrt

Ponselnya bergetar, Joong melirik layar ponselnya yang berkedip sesekali disebelah komputernya yang tengah menyala.

Joong kembali mengabaikannya setelah melihat sebuah nama tertera pada layar ponselnya. Padahal Nine lah yang mengiriminya pesan, namun Joong merasa malas untuk meladeninya sekarang. Dia sebenarnya sadar, baru kali ini ia mengabaikan pesan dari Nine padahal selama ini ia selalu bersemangat saat Nine mengiriminya pesan.

Ntahlah, dia juga masih tidak mengerti dengan pikirannya sendiri, bayangannya soal kejadian semalam begitu melekat mengingat dengan jelas ciuman manisnya semalam dengan Dunk.
Jantungnya berdegup kencang dan perutnya bergejolak seolah ada ribuan kupu-kupu menggelitiki perutnya.  Ia bertanya-tanya tentang perasaan sendiri. apa yang sebenarnya tengah ia rasakan? Baru kali ia begitu bersyukur memiliki Dunk didalam hidupnya.

Ceklek!

Joong tersadar lamunannya, Ia mendengar suara pintu yang dibuka lalu melirik orang yang membuka pintu ruangannya itu. Dapat ia lihat Nine datang dan tersenyum padanya lalu mendekat dan menghampiri meja kerja miliknya lalu memeluknya dari samping.

"Kau sibuk terus" ucap Nine manja, Joong menghembuskan nafasnya lalu menyingkirkan pelan tangan Nine yang berada dipundaknya.

"Maaf aku sedang sibuk" ucap Joong sambil membaca kembali berkas yang ada ditangannya.

Gara-gara memikirkan Dunk, ia jadi sedikit melupakan keberadaan Nine.
Nine sedikit terkejut dengan sikap Joong yang tiba-tiba, baru kali ini ia menolak pelukan darinya.
Apakah pekerjaan Joong sangat berat kali ini sehingga ia harus berkonsentrasi tinggi dan tidak ingin diganggu?

Nine memutuskan untuk duduk saja di sofa yang ada diruang kerja Joong sambil memainkan ponselnya.

"Joong mau makan siang dengan menu apa?" Tanya Nine tengah duduk diatas sofa yang terletak di sebrang meja kerja Joong.

"Terserah" jawab Joong sambil terus fokus dengan pekerjaaannya. Nine mendengus kesal dengan sikap Joong yang terkesan mengabaikannya. Ia melirik Joong lalu berdiri dan menghampiri Joong yang sedang mematikan komputernya.

Tok...Tok...Tok

Ketukan di pintu mengalihkan perhatian Joong dan Nine.

"Masuklah" perintah Joong pada seseorang yang mengetuk pintu ruangannya.

" Selamat siang Phi Joong." Seorang dengan balutan busana serta hitam itu lalu menghampiri Joong yang terkejut melihat sosok itu datang mendekatinya.

"Dunk"

Gumanan Joong yang dapat didengar oleh Nine. Tubuh Nine menegang, baru kali ini ia melihat Dunk, tunangan Joong secara langsung.
Sebenernya Nine sudah tahu lama nama tunangan Joong karna Joong seringkali tidak sengaja menceritakan soal pria itu padanya, namun ia tidak tidak pernah sekalipun melihatnya baik difoto atapun secara langsung.

Gloomy Love (JoongDunk story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang