.
.
."Apa kau benar-benar yakin ingin menyembunyikan semuanya? Dunk berhak tahu tentang bayi yang pernah hidup di dalam rahimnya. Kau tidak bisa egois."
"Sudahlah."
"Joong!"
"Keputusanku sudah bulat. Tidak ada yang boleh membahas soal bayi itu lagi, biarlah dia tidak pernah tahu tentang kehadiran bayi itu. Reaksi yang dia tunjukan saat mengetahui pernikahan kita, sudah menjelaskan semuanya. Dunk tidak terima dengan hubungan ini, dan dia juga tidak mungkin terima jika dia bisa hamil."
"Bagaimana jika akhirnya dia tahu? Apa yang akan kau lakukan? Mungkin dia akan membencimu lebih dari sebelumnya."
"Dia bukan hanya lupa kejadian 1 atau 5 tahun lalu Jeab. Dia melupakan semuanya, melupakan siapa dirinya, melupakan keluarganya, dan juga, dia melupakan semua kenangan kita. Dokter sudah menjelaskan soal Amnesia retrograde yang Dunk alami kan. Sangat kecil, kemungkinan semua memorinya bisa kembali. Jadi biarkan saja seperti.
"Joong.... kasian Dunk kalau dia tidak pernah tahu kehadiran bayinya. Bagaimana pun dia yang mengandung bayi itu."
"Kau tidak pernah tau betapa terpuruknya aku saat anakku meninggal. Semuanya terasa begitu menyakitkan, Jeab. Dunk pasti akan jauh lebih terluka daripada aku jika dia tahu anak yang dikandungnya sudah meninggal. Menurutmu? Apa mungkin Dunk akan tetap baik-baik saja? Dokter juga sudah yakin Dunk tidak akan pernah mengingat apapun lagi tentang masa lalunya."
"Aku tahu kau sakit Joong. Tapi bagaimana jika dia tiba-tiba ingat semua hal yang telah dia lupakan? Apa yang akan kau lakukan? Kau tidak bisa terus-menerus membohonginya."
"Keluarga kita sudah sepakat untuk menutup rapat semuanya. Jika memang nantinya dia ingat. Itu akan menjadi urusanku, kau tidak perlu khawatir."
Pria itu terdiam mendengar jawaban dari mulut sahabatnya yang tangeh melemparkan pandangan keluar balkon. Kenyataan pahit yang terus datang bertubi-tubi melukai hatinya, membuat Jeab cukup mengerti dengan kuputusannya yang menurut Jeab sangatlah egois. Tuhan mungkin sedang menghukumnya, sehingga dengan tragis mengambil nyawa putranya dan sekarang, Tuhan juga mengambil ingatan orang yang paling pria itu cintai.
Jeab memutuskan mundur, dan keluar dari ruangan dimana Joong, sahabatnya itu masih asyik menghadap keluar balkon, membiarkan angin yang menghembuskan dahan di pohon halaman megah rumahnya, ikut terombang-ambing bersama hatinya yang sudah setengah hancur.
.
.
.Sudah sebulan lebih Dunk dirawat untuk memulihkan dirinya yang kesulitan bejalan pasca terbangun dari koma. Joong sedikit bersyukur, karna Dunk pelan-pelan mulai membiarkan dirinya merawat pria cantik itu. Meski sesekali Dunk masih menunjukan ketidak nyamanan ketika Joong berada disekitarnya karna mungkin pria cantik itu masih belum menerima kenyataan, bahwa seseorang yang telah menikahinya adalah seorang laki-laki. Ini terasa begitu aneh baginya yang meyakini bahwa tidak seharusnya, dirinya yang menjadi pasangan pria itu.
Dan disinilah Dunk, tengah duduk dikursi roda dengan Joong yang tengah sibuk memakaikan kaus kaki dan sepatu untuknya didalam ruang rawatnya. Walau masih sedikit kikuk, Dunk tetap menanggapi obrolan Joong yang tengah sibuk mengikat tali sepatu yang baru saja Joong berikan sebagai hadiah, karna ia telah di ijinkan pulang hari ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gloomy Love (JoongDunk story)
ФанфикBagaimana jika akhirnya kamu bisa kembali ke masa lalu? Apa yang akan kau lakukan? Tentu saja merbaiki kesalahan bukan? Itulah yang terjadi pada Dunk Natachai Boonprasert, pria manis dan lemah lembut ini harus mengalami kepahitan dalam kehidupan per...