Chapter 40

2.5K 142 26
                                    

.
.
.

Awan putih di siang ini mulai merubah warna cantiknya menjadi lebih suram. Dunk semakin mengeratkan jaket yang ia pakai kala angin dingin menembus masuk disela-sela kain yang menutupi tubuhnya. Tak terasa musim sudah mulai berganti dan memasuki musim hujan. Pantas saja pelanggan yang datang ke cafe tempat dimana ia membuat janji dengan wanita bernama Jane terlihat sedikit lebih sepi dari biasanya.

Dunk berjalan perlahan menuju pintu masuk Cafe setelah sedikit memperbaiki penampilannya. Cafe itu memiliki interior yang sangat indah dan di seluruh dindingnya terdapat jendela besar untuk melihat ke luar cafe. Mata almodnya menyusuri setiap sudut cafe. Sebuah senyum tipis terukir di bibirnya saat menemukan sesok wanita cantik bertubuh langsing dan memakai dress berwarna merah duduk disebelah dinding kaca tengah melambaikan tangan padanya. Segera ia melangkahkan kakinya untuk menghampiri wanita yang ia yakini adalah Jane. Orang yang telah bersedia bertemu dengannya hari ini.

Dunk segera menarik kursi di depan Jane dan mendudukinya. Ia meletakkan tas miliknya di sisi kursi lalu melirik pada wanita yang ada didepannya. Sejujurnya, Dunk sedikit khawatir dengan jawaban-jawaban singkat dari wanita itu saat ia menghubunginya tempo hari. Sepertinya ia tidak memiliki hubungan yang baik dengan wanita yang ada dihadapannya ini, namun Dunk berusaha untuk tidak peduli. Ia perlu menemukan jawaban dari semua mimpi-mimpi yang datang menghantuinya selama ini.

Dunk duduk dengan perasaan sedikit tidak nyaman, ia memutuskan memecah keheningan dan memulai pembicaraan diantara mereka berdua.

"Maaf aku sedikit terlambat, apa kau sudah memesan?" Tanya Dunk sembari sembari sedikit mengusap lengan kirinya karena udara dingin mulai terasa semakin menusuk kulit halusnya.

Wanita itu hanya tersenyum sinis.

"Kau sama sekali belum berubah. Selalu menyepelekan janjimu pada orang lain."

Dunk mengernyit heran, namun kemudian fokusnya teralih kala salah satu pelayan cafe menghampiri meja yang ia duduki.

"Aku ingin Vanilla creme brulee dan segelas matcha latte. Dan kau Jane? Kau ingin apa?" Tanya Dunk sembari membuka lembaran buku menu yang ada ditangannya.

"Tidak perlu." Balas Jane singkat.

Dunk menutup buku menu dan menghela nafas, ia menyerahkan kembali buku menu pada pelayan.

"Itu saja." Ucapnya pada pelayan itu, setelah pelayan pergi, Dunk kembali fokus pada wanita dihadapannya yang masih memasang wajah tak bersahabat.

"Maaf Jane, apakah aku pernah melakukan kesalahan padamu? Kau terlihat tidak menyukai kehadiranku." Ucap Dunk bingung.

"Tak perlu basa-basi lagi. Apa yang kau inginkan? Kenapa kau mengajakku bertemu?"

Dunk terkejut, saat lagi-lagi ia mendapatkan jawaban tak mengenakkan dari wanita itu.

"Maksudmu?"

"Tidak usah berpura-pura bodoh! Ternyata kau lagi? Untuk apa kau mengajakku bertemu lagi? Jika kau ingin menyerahkan bayimu, maaf aku akan menolaknya. Aku tidak akan mau kau permainkan lagi." Ucap Jane dengan ketus.

"A-apa? Tidak, aku tidak akan membawa soal bayi siapapun ke dalam hal ini. Ada yang ingin kubica...."

"Apa laki-laki itu mencampakanmu?"

Gloomy Love (JoongDunk story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang