.
.
.28 November 2027
Langit mendung seolah tengah menjadi payung di pagi hari ini. Memayungi Kota yang masih terlihat sibuk dimana semua orang mulai melakukan aktivitas seperti hari-hari sebelumnya.
Namtan terdiam. Memandang langit mendung itu dengan tatapan kosong. Mendongak pada gerbang putih yang ada didepannya.
'Sudah setahun...' batinnya miris.
Namtan kembali berjalan seorang diri memasuki gerbang, sambil membawa buket bunga didalam pelukannya.
Langit biru membentang, memayungi tubuhnya yang tengah duduk di atas hamparan rumput menghijau disamping makam yang ada dihadapannya.
Tanah yang menyimpan jasad Adik kandungnya yang sangat dicintainya. Dan disanalah Namtan terduduk dalam diam.
Suasana begitu hening, hingga dia bisa mendengar suara hatinya bicara selain bunyi dedaunan yang bergesek tertiup angin.
Sepi!
Sesepi hatinya saat ini.
Namtan bertanya tanya dalam hati, apakah adiknya juga merasakan kesepian juga sama seperti dirinya? Apakah kini ia tengah berada di padang rumput sambil tersenyum lega karena sudah tidak ada lagi yang menyakiti dirinya seperti sebelumnya? Namtan tidak tahu apakah Dunk dapat mendengar kata-katanya itu, mungkinkah suara dari dunia terdengar juga kepadanya? Ataukah semua doa-doanya juga dapat didengarnya secara langsung? Namtan tak juga tidak tau.
Yang Namtan tahu dia begitu sangat merindukan Adiknya-nya. Dan mungkin ia akan merindukan Dunk seumur hidupnya. Berbicara kepadanya adalah salah satu cara untuk melepas rindu. Meski tak terjawab, meski tanpa balasan darinya. Itu sudah cukup menghibur hatinya yang sudah setengah hancur.
Saat ini Namtan sudah kehabisan air mata untuk menangis. Namtan sudah kehabisan suara untuk bisa meratap. Namtan sudah kehabisan kata-kata untuk mempertanyakan nasib. Namtan berusaha menguatkan hati, mengambil sebuah keputusan untuk hidupnya di tengah cerita tanpa harapan. Namtan mendekap erat surat yang ditinggalkan Joong di dadanya.
Dengan perlahan kakinya menapak tanah yang sedikit lembab itu dan meletakkan dua buket bunga Matahari yang cantik di atas dua makam yang saling bersebelahan.
Joong Archen Aydin, Dunk Natachai Aydin.
.
.
.Sudah sepuluh menit Namtan hanya berdiam diri didepan pintu rumah bercat putih gading itu, ia menatap dalam ukiran kayu yang ada dihadapannya.
Cukup lama Namtan berdiam diri. Ia hanya bisa tersenyum miris. Setelah bertahun-tahun berlalu, dirinya akhirnya kembali menginjakkan kaki dirumah ini. Rumah yang dahulu pernah ia tinggali, dan pernah menjadi tempat dimana sejak kecil ia tumbuh bersama adik semata wayangnya.
Setelah menimbang-nimbang cukup lama, ia akhirnya memberanikan diri memencet bell. Dan tak lama kemudian, Pintu dibuka dari dalam.
Terlihat seorang wanita muda dengan setelan mini dress berwarna mint bermotif bunga lily dengan tampilan rambut pendek sebahu menampakkan setengah tubuhnya dari balik pintu, dan menatap penuh tanya pada sosok cantik yang tengah berdiri didepan pintu rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gloomy Love (JoongDunk story)
FanfictionBagaimana jika akhirnya kamu bisa kembali ke masa lalu? Apa yang akan kau lakukan? Tentu saja merbaiki kesalahan bukan? Itulah yang terjadi pada Dunk Natachai Boonprasert, pria manis dan lemah lembut ini harus mengalami kepahitan dalam kehidupan per...