.
.
."Sebenarnya dimana kurangku? Kenapa kau tidak ingin menyentuhku?"
"Joong maafkan aku.....maaf karna bukan aku yang sebenarnya kau inginkan."
"Maaf karna aku sudah menghalangi hubunganmu dengan Nine.....
"Joong.......kenapa kau harus melakukannya dirumah ini? Diranjang milik kita berdua...?"
"Joong.......kenapa kau harus menerima pernikahan ini jika kau bahkan tidak pernah sekalipun mau menyentuh tubuhku...."
"Seandainya kau jujur padaku sejak awal, mungkin rasanya tidak akan sesakit ini...."
"A-aku.........tidak akan pernah sanggup membencimu Joong....setidaknya berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya...."
"Aku hanya menginginkan suamiku kembali...."
"Nine.....aku membencimu...."
.
.
.Dunk terkesiap dan membuka kelopak matanya, bafasnya tersengal dan pasokan udara terasa sulit ia raih. Matanya menyusuri area kamar tidurnya dan baru menyadari ia tertidur pulas setelah memainkan ponselnya dikamar.
Dunk melirik jam dinding, sudah pukul 13 siang. Dunk menghela nafas gusar dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Lagi-lagi mimpi buruk tentang Joong kembali menghampirinya.
"Nine......siapa dia?" Gumam Dunk heran, sesekali ia menyentuh bibirnya dan mengerutkan kening berusaha mengingat-ingat nama itu. Namun sekali lagi nihil, tidak ada satupun kejadian yang Dunk ingat sebelum ia tersadar dari koma.
"Sebenarnya siapa dia? Kenapa dia selalu muncul sebagai pengganggu?" Tanya Dunk heran.
Tangannya bergerak mengambil ponsel dan membuka catatan lalu mencatat sebagian kalimat yang ia ingat didalam mimpinya.
"Sebenarnya dimana kurangku? Kenapa kau tidak ingin menyentuhku?"
Dunk membaca sebagian kalimat yang ia ingat, sesekali keningnya berkerut heran.
"Menyentuh.....?" Dunk mengingat-ingat lagi, untuk siapakah kalimat itu dia tujukan.
Dunk membaca kalimat itu sekali lagi, dan sepertinya dari semua mimpi yang ia dapat, sepertinya semuanya saling berkaitan.
"Apakah....selama menikah Joong belum pernah menyentuhku?" Gumam Dunk heran.
Seketika pipnya bersemu merah membayangkan jika ia melakukan hubungan badan dengan suaminya. Dunk memyentuh pipinya pelan dan mengingat ciuman lembut dipipi tadi pagi.
Keraguan akan mimpinya itu membuat Dunk berfikir keras, selama ini Joong terlihat sangat baik padanya dan bahkan selalu memperlalukannya dengan lembut. Walau pernah sekali pria itu memarahinya, namun semua itu Joong lakukan karna mengkhawatirkan dirinya. Jadi tidak mungkin jika Joong bersikap seperti itu kan? Joong sangat menyayanginya.
Dan mengedikkan bahu tidak peduli lalu mengabaikan mimpinya itu, Dunk ragu jika mimpi itu adalah kilatan memorinya yang hilang. Lagian ibunya selalu berpihak pada suaminya, jadi mungkin saja pria itu memang sangat baik, sehingga dia tidak memiliki alasan apapun meragukan ketulusan pria itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gloomy Love (JoongDunk story)
FanfictionBagaimana jika akhirnya kamu bisa kembali ke masa lalu? Apa yang akan kau lakukan? Tentu saja merbaiki kesalahan bukan? Itulah yang terjadi pada Dunk Natachai Boonprasert, pria manis dan lemah lembut ini harus mengalami kepahitan dalam kehidupan per...