Chapter 38

1.4K 118 12
                                    

Dunk..."

Jantung Dunk serasa berhenti, Joong sudah menuntaskan hasratnya dan kini tengah berbaring sambil memeluk tubuhnya. Dengan berbantalkan lengan Joong, Dunk berbaring membelakanginya. Ia tidak peduli dengan semua momen kasih sayang pasca bercinta yang selalu orang itu tunjukkan kepada dirinya. Baginya itu klise, palsu dan terlalu dibuat-buat. Ia tidak butuh semua itu. Pemikirannya tentang Joong benar-benar telah berubah total, pria disisinya itu tidak lebih dari keparat yang ada di luar sana. Bertindak seolah-olah dia adalah pahlawan, namun nyatanya dirinyalah penyebab semua kekacauan yang ada didalam hidupnya.

"Apa yang sedang kau pikirkan." bisik Joong dengan lembut.

Dunk seketika tersentak, lamunannya terhenti akibat kalimat yang Joong ucapkan. Pria itu menciumi pipi halusnya dan mulai mengeratkan pelukannya.

"Aku mencintaimu Dunk."

'BOHONG'

Pria itu benar-benar pembohong handal, tanpa Joong sadari, Dunk tengah tersenyum sinis.

"Aku mau tidur." Dunk menepis halus tangan Joong yang melingkar diperutnya, lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya.

"Baiklah." Tangan Joong kembali memeluk tubuh Dunk, kali ini lebih erat dan membuat punggung Dunk kian rapat ke dadanya.

Dunk memejamkan matanya, namun sejujurnya ia sama sekali tidak bisa tidur.

"Joong!" Panggil Dunk, memastikan apakah suaminya itu belum tertidur.

"Ya?" Ucap Joong sembari membuka kedua matanya.

"Aku......."

"Ada apa?"

"Sejujurnya aku penasaran, kapan kita bertemu? Dulu aku orang yang seperti apa? Dan apa yang orang tua kita katakan saat mengetahui hubungan kita?"

Joong melepaskan pelukannya, membalikan tubuh Dunk menghadap kearahnya.

"Ada apa ini hm? Kenapa tiba-tiba menanyakan hal itu?"

"Aku hanya penasaran. Bagaimana kita bisa berakhir menikah, dan jangan hanya dijawab karna kita saling mencintai. Kalau tentang itu, aku sudah tau."

Joong tertawa renyah, ia mengelus lembut pipi halus Dunk dan mengecup lama dahi sosok yang begitu sangat ia sayangi, kemudian mengelus lembut surai halus Dunk dengan penuh kasih.

"Kita bertemu pertama kali saat kau masih dirumah sakit, beberapa jam setelah kau lahir."

"Benarkah?" Mata Dunk membulat tak percaya.

"Tentu saja, mama yang mengajakku menemuimu. Kau sangat cantik, aku bahkan sampai mencium pipimu saat kau masih bayi. Walau pada akhirnya aku sempat melupakan pertemuan kita, aku bersyukur mama membawaku kembali bertemu denganmu saat aku lulus sekolah." Ucap Joong dengan pandangan menerawang.

"Um, lalu kenapa kau berfikir untuk menikahiku? Apa setelah itu kita dekat dan berpacaran?"

"Hahaha."

"Apanya yang lucu? Kau menyebalkan."

Joong mencubit hidung bangir Dunk dengan gemas, lalu mengelus lembut dengan Dunk.

Gloomy Love (JoongDunk story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang