Sesuai judul, pagi ini Chan dibuat kelimpungan karena adiknya kurang satu.
"Seriusan lo gak tau kembaran lo kemana Lix?"Felix yang sudah rapih dengan seragamnya menggeleng pelan "Gak tau bang, kemarin pas pulang gue langsung masuk kamar."
"Duh terus kemana sih tuh bocah?" Chan mengusak surainya kasar. Ia bingung sekaligus khawatir dengan keadaan adiknya.
"Ilang satu gapapa kali bang, seenggaknya beban abang berkurang." Celetuk Seungmin asal yang langsung mendapat cubitan dari Minho.
"Mulut lo Min, mau gue sumpel pake tisu?!"
"Canda kali bang, toh bang Jisung gak mungkin ilang jauh, palingan semalem ketinggalan dirumah sebelah."
Chan dan Minho terdiam, benar juga kenapa mereka tidak berpikir kesana?
"Bang, lo ada kelas pagikan?"--Minho
"Iya No"
"Yaudah lo sama adek-adek makan duluan, gue kerumah tetangga dulu siapa tau si tupai ada disana."
"Terus lo gimana No?"
"Santuy aja gue mulai kelasnya siang kok" Ujar Minho sembari keluar dari rumah. Pemuda 20 tahun itu tidak sadar jika ia masih menggunakan apron dan memegang spatula.
"Min, si dedek udah bangun?" Seungmin yang tengah memindahkan masakan Minho dari dapur ke atas meja makan mengangguk. "Udah, palingan bentar lagi juga turun."
Benar saja tak lama dari itu datanglah Jeongin dengan seragam biru putihnya bersama Hyunjin dengan seragam putih abu dilapisi jaket ala dilan.
"Bang, beneran si Jisung ilang?!"--Hyunjin"Iya, tapi lagi disusul sama Lino ke rumah tetangga. Siapa tau tuh anak ketinggalan disana"
"Kalo misalnya dirumah sebelah gak ada gimana? Kalo Jisung diculik terus di anu-anu sama penculiknya gimana bang?" Ujar Hyunjin panik. Chan menatap datar adik ketiganya itu "Jin, Jisung itu laki bukan cwek"
"Ya siapa tau penculiknya belok? Atau yang paling buruk gimana kalo si Jisung diculik terus dijual organnya? Ntar siapa yang bakal jadi partner ngedrama gue huhuhuhu....... "
"Kok gue malah berharap elo aja yang ilang ya Jin?" Batin Chan sembari menatap Hyunjin lelah.
"Yen, jadi partner gue mau ya Yen?" Jeongin mengernyit sembari menahan badan Hyunjin yang ingin memeluknya. "Ogah ah! Abang alay!" Ujarnya sembari duduk disamping Seungmin. Ya, begitulah sifat aslinya Jeongin yang terkadang agak menyebalkan.
"Nah itu baru adek gue" Celetuk Seungmin bangga sembari menaruh nasi di piring Jeongin.
"Jahat banget sih dedek sama abang" Hyunjin menyentuh dadanya sok tersakiti.
"Udah Jin mending sekarang lo makan sana dari pada ngealay mulu"
"Iya-iya ini gue makan bang!"
"Satu, dua, tiga, empat, eh, si Abin belum bangun?" Chan yang tengah menghitung adiknya di meja makan baru sadar jika adik keduanya belum nampak.
"Masih tidur kali bang"--Jeongin.
"Dasar ya tuh bocah. Jin tolong bangunin Abin dulu sana!"
"Gak mau ah, bang Abin susah banget dibangunin. Suruh Felix aja!"
"Lah kok gue?" Jawab Felix tidak terima.
"Lix, tolong ya, ini gue belum mandi sama sekali loh, mana sekarang ada kelas pagi." Chan memang belum sempat mandi karena tadi selesai shalat subuh ia mengerjakan tugas kuliah dulu, belum lagi kehebohan Jisung yang hilang. Melihat tampang abang tertuanya yang menyedihkan, Felix pun mengalah, ia simpan nasi goreng yang sisa setengah lalu beranjak ke kamar kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga?!
FanfictionGimana jadinya kalo keluarga Abah Sihyuk dan 7 buntutnya yang minus akhlak tetanggaan sama keluarga Babeh Jinyoung yang punya 8 bocah prik?