Seokjin dan Minho jatuh sakit selesai bertugas sebagai kpps. Maklum saja mereka tugas sampai pukul 4 pagi dan baru bisa istirahat tidur setelah adzan subuh.
"Gue cuma demam Dek gak usah lebai" Ucap Seokjin dengan suara seraknya. Sedangkan si bungsu dari tadi pagi tidak mau jauh dari 'mama burungnya'. Iya, Jungkook memiliki panggilan khusus untuk Seokjin yaitu mama burung. Mungkin karena Seokjin sudah seperti sosok ibu bagi Jungkook yang tidak pernah merasakan kasih sayang dari Bunda Febi.
"Tetep aja namanya sakit bang"
"Iye dah iye, terserah lo, gue mau tidur lagi" Jungkook buru-buru menyamankan posisinya di samping Seokjin dan memeluk abang tertuanya itu.
"Bang Jinnya biarin istirahat dulu dek, lagian lo gak ada kelas emangnya?" Tanya Namjoon yang baru saja masuk kedalam kamar si abang tertua.
"Gak ada, gue mau disini nemenin bang Jin" Namjoon menghela nafas. "Yaudah tapi jangan berisik. Oh iya bang Jin udah makan?"
"Udah tadi dimasakin bubur sama bang Agus sebelum ke studio."
"Kalo obat?"
"Nah itu masalahnya bang"
"Kenapa?"
"Bang Tae di suruh beli obat sama bang Hope, tapi sampe sekarang belum dateng-dateng" Jelas si bungsu sembari mendusel di bahu lebar Seokjin. Ini siapa yang sakit siapa yang manja.
"Jimin kemana?"
"Bang Jim tidur belum bangun-bangun"
"Oke, kalo gitu gue cek Jimin dulu, lo jangan ganggu bang Jin tidur ya dek. Kalo Taehyung balik bangunin bang Jinnya suruh minum obat"
"Asiappp!"
Namjoon pun keluar dari kamar abang tertua, dan kini menuju kamar si kembar tak seiras yang bersebelahan. Lebih tepatnya ke kamar milik Jimin.
Dengan perlahan pemuda kelahiran September itu membuka pintu kamar adiknya yang tidak terkunci, dan benar saja Jimin terlihat masih tidur. Langkah kakinya ia bawa semakin mendekat ke arah ranjang, kemudian tangannya terulur untuk mengecek suhu tubuh adik mini nya itu. Syukurnya Jimin tidak demam seperti Seokjin, pemuda yang mencintai dance itu hanya kelelahan dan butuh tidur saja.
Karena tidak ingin mengganggu tidur sang adik, Namjoon pun keluar dari kamar dan membiarkan Jimin tidur lebih lama.
Sementara itu di rumah tetangga sebelah pun tak jauh beda, dimana Minho juga jatuh sakit. Pemuda Oktober itu saat ini tengah dibujuk makan oleh Chan, karena ia belum makan dari sepulang tugas.
"Inooo ayok makan dulu, nih gue udah buatin bubur ayam kesukaan lo"
"Gak mau bang, pait"
Chan menghela nafas, adik pertamanya itu memang susah sekali di suruh makan jika tengah sakit. Ia akan menjadi manja bahkan melebihi si bungsu Jeongin.
"Iya tau, tapi kan harus tetep makan. Ayok sesuap aja... "
"Sesuap ya?" Chan mengangguk. Minhopun membuka mulutnya dan menerima suapan bubur dari Chan.
"Hoek!"
"Eh jangan dimuntahin!" Chan panik saat Minho akan memuntahkan bubur dalam mulutnya.
"Mual bang" Cicitnya dengan mata berkaca-kaca.
"Yaudah minum aja ya, nanti kalo udah gak mual makan lagi" Minho mengangguk lemah.
"Kayaknya lo masuk angin deh No, mau gue kerokin gak?"
"Boleh deh bang"
"Oke, Lixie tolong ambilin koin sama minyak angin ya" Felix yang sedari tadi ada disanapun menurut dengan titah Chan. Beberapa menit kemudian, kembaran dari Jisung itupun kembali dengan koin serta minyak angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga?!
FanfictionGimana jadinya kalo keluarga Abah Sihyuk dan 7 buntutnya yang minus akhlak tetanggaan sama keluarga Babeh Jinyoung yang punya 8 bocah prik?