"Sorry ya Hope, gue cuma bisa nganter lo ampe sini"
"Yaudah gapapa, thanks ya Kai"
"Yoi, eh iya, ntar pas lewat pohon mangga depan rumah mang sayur ati-ati ya"
"Emang kenapa?"
"Ada penghuninya" Bisik Kai menakuti Hoseok.
"Sialan lo item!"
"Ahahaha udah ya Hope, gue do'ain semoga lo gak ketemu mba Kun deh ahahahah" Hoseok hampir melempar sepatunya ke arah kepala Kai. Namun adik dari Suho itu buru-buru melajukan motornya meninggalkan Hoseok sendirian di pertigaan komplek.
Pemuda kelahiran Februari itu baru saja pulang rapat bersama dance coach lainnya untuk mendiskusikan perlombaan dance yang akan diselenggarakan 2 hari lagi. Hoseok yang kebetulan tidak membawa motor ikut nebeng bersama Kai, namun sayangnya Kai hanya bisa mengantar Hoseok sampai pertigaan saja, karena arah rumahnya dan rumah Hoseok berbeda.
Jadi, dengan sangat terpaksa Hoseok harus berjalan kaki ke rumahnya. Ingin menelpon saudaranya untuk meminta jemput pun tidak bisa karena ponselnya mati. Mana sekarang sudah malam dan jarang ada ojeg yang lewat.
Awalnya perjalanan terasa biasa saja, Hoseok berjalan santai sembari menikmati suasana malam. Namun, saat ia melewati pohon mangga milik mamang sayur yang diceritakan Kai, tiba-tiba bulu kuduknya merinding karena ia mendengar ringisan perempuan tapi tidak ada wujudnya.
Ingatan Hoseok malah kembali ke kejadian saat mengantarkan nasi kotak dengan Felix waktu itu. Ia juga bertemu dengan sosok perempuan jadi-jadian. Hoseok pun mempercepat langkahnya, tapi sebuah suara dari balik semak menahannya.
"Kak Hope.... "
Hoseok ingin menangis saja rasanya, karena demi apa suara perempuan itu terdengar jelas sekali.
"Duhhh ampun mbak, saya cuma numpang lewat kok gak niat ganggu, jadi biarin saya lewat ya... "
"Kak Hope kenapa sih?"
"Please mbak saya cuma mau pulang kerumah huhuhuhuhu" Hoseok sudah lemas dan tidak bertenaga karena kalah dengan rasa takutnya.
"Ini Ryujin kak, bukan hantu"
"Ryujin?"
Dengan tubuh bergetar Hoseok pun berbalik perlahan menatap ke arah semak. Dan benar saja, dibalik semak, tepat dibawah pohon mangga, Ryujin terduduk dengan baju dan celana training merahnya yang kotor."Lo ngapain ngedreprok disitu Ryu?" Setelah memastikan jika sosok yang mengaku Ryujin itu napak di tanah, Hoseok segera mendekat dan jongkok di depan anak didiknya di club dance tersebut.
"Gue abis metik mangga, tapi malah jatoh dan kaki gue keseleo kak eheheh"
"Ya lo ngapain metik mangga jam segini anjir!"
"Kalo metiknya siang ntar ketauan yang punya kak Hope"
Hoseok memicingkan matanya ke arah gadis tomboy dengan surai sebahu itu, "Jadi, lo metik mangganya gak ijin sama yang punya?" Ryujin menggeleng kemudian mengaduh.
"Adududuh kak, kenapa kuping gue di jewer!"
"Siapa suruh lo maling mangga orang Ryuuu... " Hoseok langsung melepaskan jewerannya.
"Ehehehe" Bukannya merasa bersalah Ryujin malah cengengesan dan hal itu membuat Hoseok memutar matanya malas. Kemudian ia jongkok membelakangi gadis yang 7 tahun lebih muda darinya itu.
"Sini naik"
Ryujin mengerutkan keningnya "Ngapain kak?"
"Gue gendong, lo gak bisa jalan kan? Ini udah malem, gak baik cwek jam segini masih kelayapan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga?!
FanficGimana jadinya kalo keluarga Abah Sihyuk dan 7 buntutnya yang minus akhlak tetanggaan sama keluarga Babeh Jinyoung yang punya 8 bocah prik?