"Iki Anak Papa Hyunjin"

272 26 42
                                    

"Shhh Iki mencium bau darah suci"

"Darah kotor kali"

"Ih bang Jake diem aja gak usah nyamber kayak bensin!"

"Gue S-E-U-N-G-M-I-N bukan J-A-K-E."

Niki tidak memperdulikan ocehan Seungmin, bocah 11 tahun yang kini hanya mengenakan baju tidur dengan kain hitam yang diikatkan ke leher bak jubah itu berjalan menghampiri Hyunjin.

"Cepet kasih tau Iki dimana bang Jin nyembunyiin darah suci?!"

"Aku tidak akan memberikan darah suci kepada bangsa vampir, karena kalian adalah musuh bangsa kami, bangsa serigala" Jawab Hyunjin mendalami aktingnya.

"AUUUUUUUUUU!" Hyunjin dan Niki melirik kearah tangga dimana Jisung tengah berjongkok sembari melolong.

"HUH! WOLF GANG!" Sambungnya kemudian turun menghampiri Hyunjin dan Niki.

"Malah nyanyi" Batin Hyunjin

"Ini gak adil! Masa serigalanya dua, vampirnya Iki doang?"

"Gapapa, Iki kan hebat jadi lawan 2 serigala mah gampang" Mendengar penjelasan Hyunjin, bocah itu mengangguk semangat, kemudian tanpa aba-aba langsung menubruk tubuh Jisung hingga kejengkang dan berpura-pura menggigit leher si remaja tupai itu.

"Arrrghhhhh" Pekik Jisung mengikuti perannya.

"Bang Jisung mati, sekarang bang Jin cuma sendiri" Hyunjin mengambil pedang mainan milik Jeongin dulu dan memutar-mutarnya dengan sebelah tangan. Niki tak mau kalah, ia juga mengambil dua padang sekaligus di tangan kanan dan kirinya, memasang posisi bersiap. Namun baru akan menyerang tiba-tiba muncul Jimin membawa tongkat bekas Seungmin kegiatan pramuka.

"Hentikan!"

"Siapa kamu?!"--Niki

" Aku adalah bangsa demigod anak dari adiknya dewa Dionysius."

"Bangsa demigod tidak berhak ikut campur dengan permasalahan kaum serigala dan vampir"--Hyunjin

" Aku berhak, karena darah suci yang kalian incar adalah saudariku, putri dari dewi Aphrodite."

"Ini cerita apaan sih?" Gumam Seungmin yang menyimak drama keempat orang tersebut.

Syukurnya drama absurd itu terhenti saat Chan pulang bersamaan dengan Minho.

"Assalamu'alaikum... "

"Walaikumsalam... "

"Loh bang katanya gak bakal pulang?" Tanya Jisung.

"Kerkomnya gak jadi, temen abang ada urusan" Jawabnya kemudian pandangannya teralih kearah seorang bocil yang menatapnya dengan alis mengernyit.

"Ini bocil yang dititipin temennya si Ayen?"

"Iya" Jawab Chan. Minho mengangguk kemudian kembali menatap Niki.

"Kenapa liatin abangnya kek gitu banget dek? Kkkkkk" Minho terkekeh kemudian mengusak surai Niki.

"Gapapa, cuma kalo diliat sekilas abang mirip bang Sunghoon eheheh"

"Ohh gitu, kalo abang namanya bang Minho. Tapi panggil aja bang Ino atau bang Lino biar gampang"

"Oh bang Ino yang kata bang Hyunjin galak dan aneh itu ya?!" Pekik Niki dengan mata berbinar. Sedangkan Minho hanya tersenyum, bukan senyum lembut melainkan senyum dengan mata tajam mengarah pada Hyunjin yang tengah bersembunyi di balik tubuh Chan yang jelas lebih pendek darinya.

"Silahkan yang mulia" Jisung berjongkok dengan satu kaki di depan Minho sembari mengulurkan sekotak tisu bak pedang yang siap mengeksekusi penghianat.

Namun baru saja Minho akan mengambil tisu tiba-tiba terdengar suara teriakan dari depan pintu.

Tetangga?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang