sifat dan karakter tokoh di cerita ini hanya karangan dari author, tidak ada sangkut pautnya dengan sifat asli dari tokoh-tokoh yang author gunakan sebagai media visual
sorry for typo
==================================================
✦✧ICEBERG✧✦
==================================================
siang ini sang ketua osis tampak sedang dalam keadaan kesal, sangat kesal. hingga membuat kekasihnya mau tidak mau, senang tidak senang, terima tidak terima harus pasrah dengan cakaran dan amukan darinya
"ggrrgrhhh..."
"nini.. sakit.."
"diam!"
dengan cepat lalice menutup rapat bibirnya
"dimana kak chu!"
lalice menggeleng tidak tahu, dengan muka melasnya
"kalau ditanyain itu jawab!"
jemari lalice mengisyaratkan bahwa mulutnya terkunci, karena tadi disuruh diam oleh kekasihnya itu. 'glup'
detik berikutnya lalice menyadari ada hawa ancaman yang membuat bulu kuduknya merinding, oke dirinya salah lagi karena tidak menjawab pertanyaan dari kekasihnya"honey.. tarik nafas.. yuk bisa yuk.."
baru saja jennie akan mencakar muka kekasihnya itu, namun terhenti ketika tiba-tiba ada sang pembuat onar berambut pirang berjalan melewatinya dengan muka yang berbinar
"cih, nenek lampir napa senyam senyum gitu, kek cakep aja"
melihat jennie ngedumel sendiri membuat lalice bernafas lega karena tidak jadi terkena serangan maut kekasihnya
tak lama kemudian teman-teman mereka datang ke meja mereka dengan membawa makanan masing-masing
"hay guys.."
ucap wendy tanpa dosa, menghilangkan rasa tegang antara kapten tim basket dan ketua osis yang sebelumnya sempat bersitegang
"hai wen.. hai guys"
jawab lalice dengan sumringah
"MANA KAKAK GUE"
tiba-tiba jennie menggebrak meja menanyakan keberadaan kakaknya
'hadeh... mulai deh.. kok gue betah pacaran ma ni siluman kucing, huft untung gemesin'
"astaga jen.. kaget gue!"
joy yang hampir tersedak bakso dengan muka merahnya melotot ke arah jennie
"eh joy.. sorry sorry.. astaga.."
wendy mengelus punggung kekasihnya itu, sedang jennie langsung memberikan tisu kepadanya
"em.. gue lihat tadi dia di taman belakang..- "
ucap irene santai sambil memakan ramen cupnya
"- sama séna"
lanjutnya kembali
"whatt!!! ngapain kak chu sama nenek lampirr? sialan!"
jennie langsung berdiri meninggalkan mejanya dan langsung menuju ke tempat séna berada, untungnya tadi dirinya sempat melihat séna mengambil tempat duduk yang tak jauh dari mejanya