sifat dan karakter tokoh di cerita ini hanya karangan dari author, tidak ada sangkut pautnya dengan sifat asli dari tokoh-tokoh yang author gunakan sebagai media visual
sorry for typo
==================================================
✦✧ICEBERG✧✦
==================================================
waktu istirahat merupakan waktu yang paling ditunggu oleh semua murid. membuat mereka berhamburan menuju ke kantin, tanpa kecuali lalice cs. mereka sedang berjalan menuju kantin, tentu saja dengan sora yang berada di gendongan gio
"soo lo mau sampai kapan jadi koala sialan.. malu sama séna!"
"hnggt.."
bukannya turun, sora malah semakin mengeratkan pelukannya di punggung gio
"haish! lagian kemana tuh kang bully tumben kagak nongol"
gio menanyakan keberadaan séna yang kali ini absen mengganggu sahabatnya ini
"gatau, ntar juga nongol"
sora menjawabnya santai
lalice yang sedari tadi berjalan di samping mereka hanya terdiam. ia merasa sedikit bersalah, namun emosinya masih menguasai kapten basket tersebut
"lice, kenapa lu? diem mulu dari tadi"
wendy yang menyadari keanehan lalice menanyakan hal tersebut. namun hanya dijawab dengan cengiran dan mengatakan dia baik-baik aja
"guys tuh si joya, kuy kesana"
ajak wendy setelah melihat kekasihnya. tentu saja mereka semua mengikutinya
"loh kok cuma kalian berdua? jennie mana?"
tanya lalice ketika ia tidak melihat keberadaan jennie diantara irene dan joy
"gatau, dari pagi gak ada di kelas"
jawab joy dengan mengedikkan bahu
"hah? maksud lo?"
sora yang mendengarnya langsung turun dari gendongan gio dan menatap nyalang kepada semua orang. padahal mereka juga tidak mengetahuinya.
"dimana adek gue?"
jisoo duduk dan memijat kepalanya, berusaha berfikir dengan tenang, sekalipun tidak dipungkiri ia sangat khawatir. apalagi obrolannya tadi malam terkait ancaman yang didapat oleh adiknya 'ah sial.. udah dimulai? ahh!'
"gak tau soo.. mungkin di ruang osis?"
irene berusaha menenangkan sora, namun kemudian joy menjawab
"gue barusan ke ruang osis ngambil berkas tapi pintunya aja masih ke kunci, jadi gue rasa jennie gak ada disana"
mendengar penjelasan joy, semakin membuat sora panik, namun tertutupi dengan wajah datarnya. ia hanya bisa menggebrak meja dengan keras
"sialan!"
setelah mengumpat, sora langsung berlari mencari keberadaan adiknya di seluruh sudut sekolahnya.
saat sora sudah menghilang, lalice masih terdiam menyerap segala kepingan informasi dan kejadian yang saat ini berputar di kepalanya
"ah shit! séna.. mati gue"
tanpa menunggu waktu lama, lalice langsung berlari menuju ke gudang belakang sekolah. ia menyadari apa yang dilakukannya adalah kesalahan. ia mulai berfikir apa yang dikatakan séna adalah kebenaran. bahwa bukan séna pelakunya, karna dia sendiri yang tadi pagi mengunci gadis tersebut di gudang. 'lalu jika bukan séna siapa lagi?'