"Aku Ibumu Sekarang."

490 53 22
                                    

— RANGKAIAN BAHAGIA —

Pesta pernikahan di antara Shin Sowon dan Nam Seongwoo akhirnya selesai. Kini mereka telah resmi menjadi sepasang suami istri, beberapa tamu undangan perlahan meninggalkan gedung yang disewa oleh pria Nam untuk menggelar pesta pernikahannya.

"Hello," sapa Sowon. "Aku Ibumu sekarang."

Kedua tangan Sinb mengepal, di hadapannya ada tangan yang terulur minta balasan. Dengan perlahan Sinb mengangkat pandangannya, menatap Wanita Shin yang kini telah menjadi ibu sambungnya.

"Shireo."

Sinb beranjak dari duduknya sembari menyilang kedua tangan di bawah dada, ia menyenggol bahu Wanita Shin dan melangkah cepat ke arah meja. Diambilnya satu gelas minuman berwarna merah, kemudian ia berbalik dan dengan sengaja mengguyur minuman tersebut ke gaun pernikahan Sowon.

"Sorry," ucap Sinb berlagak, ia membekap mulutnya sendiri agar terlihat benar-benar tidak sengaja melakukannya. "Sungguhan, maafkan aku, maaf~"

Sowon menghembuskan napas panjang, ia menarik kedua sudut bibirnya menyungging seulas senyum. Perlahan ia berbalik, beruntunglah gaun pernikahan yang ternoda itu di belakang.

"Ah, tidak apa-apa," kata Sowon. "Lagipula baju ini tidak akan aku gunakan lagi, benarkan?"

"Tapi, bagaimana kau akan membuang baju yang nanti akan kau pakai apabila kau tiada?" tanya Sinb.

"Kurang ajar," umpat Sowon dalam batinnya.

Prank!

Gelas yang sebelumnya masih Sinb genggam kini pecah di lantai, Sowon mundur satu langkah terkejut karena perbuatannya yang tiba-tiba. Perbuatan Sinb mengundang beberapa staf, termasuk Sang ayah yang kembali setelah selesai mengantar para tamu pergi.

"Ada apa ini?" tanya Seongwoo.

"Dia melemparkan gelas ke lantai," tuduh Sinb. "Ayah, dia sangat kejam, dia galak seperti nenek sihir."

"Astaga!" pekik Seongwoo.

Dia tidak terkejut untuk gelas yang pecah di lantai, dia lebih terkejut melihat adanya noda merah di punggung Sang istri. Sowon balas tersenyum pada Seongwoo.

"Ini apa?" tanya Seongwoo. "Bagaimana ini bisa terjadi? Gaun ini—maksudku, noda ini darah atau bukan?"

"Tidak apa-apa." Sowon mengusap lengan suaminya. "Putrimu membuatnya dengan minuman itu, ini bukan darah."

"NAM SINB!" bentak Seongwoo tegas dan lugas.

"A-ayah?" tanya Sinb gelagapan, ia dibuat berkeringat dingin karena dibentak oleh Sang ayah.

"Kau membuatnya terkejut, Sayang." Sowon memeluk Seongwoo dari samping, tentu saja dilakukan agar meyakinkannya. "Tenangkan dirimu, kenapa kau begitu kasar padanya?"

Seongwoo menepis kedua tangan Sowon, ia menghampiri Sinb yang kelihatan terkejut dengan bentakannya.

"Ayo!"

Seongwoo membawa Sinb pergi dari hadapan Sowon. Sowon menghela napas panjang, ia mengusap dadanya merasa lega setelah dibuat tersentak oleh bentakan Nam Seongwoo. Sungguh, pria itu membuatnya terkejut.

"Ibu."

Suara lembut yang khas milik seorang gadis itu mengalihkan atensi Sowon, ia berbinar melihat siapa yang kini berdiri di ambang pintu sana—Park Umji.

"Putriku~" sambut Sowon.

"Ibu~"

Gadis itu berlari dengan cepat, ia berhambur memeluk Sang ibu yang berdandan begitu cantik malam ini. Tapi sayang, dia tidak bisa menghadiri pesta pernikahan karena sebelumnya tak memberi restu atas pernikahan tersebut. Meski pada akhirnya, mau tidak mau Umji harus merestui Ibunya menikah lagi.

Rangkaian BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang