"Aku Mau Peluk."

212 37 29
                                    

- RANGKAIAN BAHAGIA -

Pada malam harinya, hujan turun disertai dengan angin yang kencang, guntur pun terdengar bersahutan keras yang membuat suasana di tenda menegangkan. Bahkan, satu tenda tanpa penghuni itu sudah terbang diterpa angin kencang, sebab pemiliknya pindah ke tenda lain. Sinb berada di satu tenda dengan Ibu Jisoo, sedang Umji pergi ke Ibu Sowon dan dr. Jennie.

"Aku mau peluk."

Jisoo menatapnya teduh, perlahan kedua tangan yang ia gunakan untuk memeluk dirinya sendiri dialihkan. Jisoo merengkuh tubuh Sinb, memasukannya ke dalam mantel tebal yang ia bawa untuk berjaga-jaga takut kedinginan. Kebetulan saja hujan badai tiba, membuat mantel tersebut berguna.

Sinb mendongak. "Ibu, ada apa?"

"I-ibu, Ibu takut, Sinb," jawab Jisoo gugup.

Sinb mengeratkan pelukannya, mungkin dengan berpelukan seperti ini bisa mengobati rasa takut pada Sang Ibu. Guntur berbunyi keras disertai dengan kilatnya, mereka menjerit takut akan celaka yang bisa datang kapan saja.

"Lagipula, kenapa kau mau diajak ke sini?"

"Aku tidak mau sendirian di rumah."

"Sungguh? Kenapa kau tumbuh menjadi anak yang penakut?"

"Bu, aku-"

Ucapannya terpotong oleh suara guntur yang keras, pelukan mereka berdua makin erat saja. Angin makin kencang, air dari luar mulai merembes masuk menandakan ada celah timbul di tenda tersebut. Entah akan sampai kapan hujan turun malam ini, sebab mereka sudah sangat ingin pergi.

Getaran tanah mengguncang mereka, reflek Jisoo melepas pelukan dan membuka tenda hendak keluar.

"Cepat tinggalkan tempat ini!" pekik Jisoo, sadar akan guncangan yang dia rasakan. "Nam Sinb, cepat!"

"K-kita pergi ke mana, Bu?" tanya Sinb.

"TINGGALKAN TEMPAT INI, BUKIT INI BISA SAJA LONGSOR!" teriak Jisoo, ia menarik paksa lengan Sinb.

Begitu sudah di luar dan kehujanan, Jisoo membuka mantelnya untuk ia pasangkan di tubuh Sinb. Jisoo berjalan menuju ke tenda sebelah, langkahnya sempoyongan akibat dari guncangan tanah yang bisa disebut sebagai gempa.

"Cepat keluar!"

"Ayo pergi dari sini!"

"Tempat ini berbahaya!"

Jisoo berteriak sekuat tenaga, ia memukul tenda tersebut sampai pemiliknya membuka tenda dan keluar.

"Tanah ini tidak akan diam begini," kata Jisoo. "Ayo tinggalkan tempat ini sebelum kita terseret!"

"Umji yya," panggil Sowon.

"Aku takut, Bu~"

"Cepat!"

Keputusan Jisoo untuk meninggalkan tenda tepat sekali, kini dengan langkah terburu-buru mereka menuruni jalan setapak yang semula mereka lewati.

AKH!

"SAKIT!" jerit Sinb, ranting kayu itu menembus kakinya cukup dalam. "IBU SAKIT!"

"ASTAGA, SINB!" pekik mereka serentak.

"Jangan ditarik sekarang!" sahut Jennie. "Tidak, biarkan seperti itu dulu."

"PUTRIKU KESAKITAN!" bentak Jisoo.

"DIA AKAN LEBIH SAKIT JIKA DIPAKSAKAN!" balas Jennie.

"Ayo, naik ke punggung Ibu!" Sowon menyahut dan berjongkok di hadapan Sinb. "Naiklah, kita akan segera turun dari sini."

Rangkaian BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang