Is there a reason we're not through?

534 68 9
                                    

Aldy terlelap pukul satu dini hari. Sementara Zafran masih setia membuka mata, tak merasa mengantuk sedikit pun, padahal pagi ini dia harus mengikuti kelas. Benaknya penuh dengan satu nama. Nama yang seharusnya dihilangkan dari jauh-jauh hari, dikesampingkan sebelum segalanya makin menjadi.

Awalnya dia tak yakin. Dia menganggap dirinya baik-baik saja. Rasa itu hanya segelintir sampah tak berarti dan akan lenyap dengan sendirinya. Karena memang harusnya begitu. Namun bulan berganti, tahun berganti, rasa itu semakin menguasai, seperti amoeba yang dapat membelah diri dan melipat-gandakan jumlah. Zafran takut. Sangat-amat takut, karena semua ini salah. Dia tahu itu. Ini salah dan harus segera diperbaiki. Namun, sialan! Tak ada yang bisa diperbaiki.

Dia letih. Rasanya ingin menyerah. Dia lelah harus berpura-pura di depan sahabatnya, lelah harus tampil biasa saja tetapi sebenarnya hatinya memberontak. Selama bertahun-tahun dia menjadi penipu. Menipu orang lain dan dirinya sendiri berulang kali.

Zafran memiringkan tubuh, menatap sosok Aldy yang terpejam di sampingnya. Wajah itu, wajah yang membuatnya menjadi pembohong kelas kakap, wajah yang selama bertahun-tahun ada di benaknya tanpa bisa diusir, sekeras apa pun dia mencoba. Wajah yang mampu menjungkir-balikkan kodratnya. Zafran benar-benar mengagumi wajah itu, dalam diam. Melelahkan, sungguh! Namun, bisa apa lagi? Ini bukan di film-film yang dapat dengan mudah meneriakkan, "Gue suka sama lo!" sekalipun gender mereka sama.

Berulang kali Zafran memikirkan tentang psikiater atau ahli kejiwaan yang lain, tetapi berulang kali juga dia ragu. Malu, lebih tepatnya. Tak siap menerima kenyataan jika memang dirinya bermasalah. Tak siap jika kedua orang tuanya tahu akan segala hal yang disembunyikan. Terlebih, jika sahabatnya sendiri yang tahu. Apa kira-kira yang akan dilakukan pemuda itu? Menghindar, tentu saja. Dan persahabatan mereka yang terjalin bertahun-tahun akan roboh. Semudah itu.

Terlebih lagi, ada Jadira. Dia dapat melihat dengan jelas bahwa Aldy menyukai Jadira. Gadis periang itu, rasanya memang hanya dia sumber kebahagiaan Qhialdy. Dan ... Demi Tuhan, rasanya dada Zafran sakit bukan main. Namun, sekali lagi, dia tak bisa mengekspresikan. Akan bagus jika dia bisa menangis, misalnya. Bisa sedikit mengurangi sesak yang dirasakan. Namun, seperti dibilang di awal, Zafran adalah penipu kelas atas. Dia mampu menipu hatinya sendiri dengan rapi, sekalipun itu menyakitkan.

Diam-diam, dia membayangkan jika pada akhirnya Aldy dan Jadira menjadi sepasang kekasih. Apa dia siap? Apa dia akan marah, menghindar, dan membuat persahabatannya meleleh? Atau dia akan tetap diam, sekali lagi menjadi penipu dan menampakkan ekspresi datar?

Jangan, batinnya mengingatkan. Jangan dibayangkan. Jangan buat sakit sendiri.

Tapi gue memang sakit dari lama. Bahkan rasa yang enggak seharusnya ada ini juga sakit. Gue sakit.

Seolah dapat mendengar suara hati Zafran, Aldy membuka matanya secara mendadak. Mereka berhadapan, membuat Zafran tampak kaget beberapa detik, sebelum akhirnya kembali memainkan perannya sebagai penipu. Ekspresinya berubah menjadi datar secepat rasa terkejutnya yang datang tiba-tiba.

"Kenapa belum tidur?" tanya si Pemilik kamar, sembari tetap memandang dengan sorot mengantuk yang sangat kentara.

"Lapar," jawab Zafran singkat. Bualan yang cukup bagus, mengingat banyak sekali manusia yang sering sulit terpejam karena dorongan perut yang meronta.

"Mau apa?" Qhialdy bertanya lagi, kali ini sambil meregangkan otot-ototnya. Juga menguap, berusaha menyingkirkan kantuk sebelum berubah menjadi pembantu kecil-kecilan. Zafran pasti ingin diambilkan makanan. Sebagai tuan rumah yang baik, dia harus rela direpotkan.

"Mau lo, boleh?"

Kalimat jawaban yang terlontar dari mulut sang Tamu sukses membuat gerakan tangan dan mulut Aldy terhenti. Dia memandang sahabatnya dengan aneh. Sedikit tak bisa memercayai pendengarannya sendiri. Tadi anak itu bilang apa?

They Don't Know About Us (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang