~Mulai Nyaman~

6.1K 289 2
                                    

Bella pov

Aku duduk berdua dengannya ditaman. Aku merasa gugup dan canggung, sampai suara dia terdengar olehku. Kami mulai membahas hal-hal yang menyangkut perjodohan kami dan itu membuatku terharu. Bukan itu saja karena dia menyatakan sesuatu yang membuatku ingin menangis karena kita sama-sama merasakan hal yang sama. Kita saling menyukai, menurutku itu awalan yang baik.

Dia bilang jika dia takut salah memperlakukanku dan bersikap kekanakan. Aku tidak ingin dia menjadi orang lain setelah tau tentangku. Aku ingin dia memperlakukanku dengan caranya sendiri.

Aku melihatnya tersenyum dan itu sangat menawan. Di balik wajahnya yang datar ternyata menyimpan senyuman yang sangat manis. Aku ingin melihat senyuman itu lagi. 

“Emm.. kak, gimana kalau kita balik ke mama papa aja karena udaranya mulai dingin”. Ucapnya membuyarkan lamunanku, tapi masih ada satu pertanyaan yang ingin aku tanyakan ke dia.

“Iya setelah kamu jawab satu pertanyaanku ini”

“Kakak mau tanya apa?”

“Kamu bilang kalau tadi pagi kamu tertarik sama aku, tapi kenapa kamu dingin dan cuek banget”. Aku menatapnya dengan selidik.

“Aku emang orangnya kayak gitu kak, tapi pas sama kakak karena aku gugup banget pas deket atau ngomong sama kakak. Makanya aku gitu”. Ucapnya sambil tersenyum canggung.

Aku tidak bisa menahan tawaku ketika melihat dia begitu. Dia terlihat lucu.

“Hahaha... ternyata si cool girl bisa kayak gitu ya. Lucu banget ekspresi kamu.. hahaha..”. Aku masih tetap tertawa dan dia tersenyum.

Aku menghentikan tawaku saat dia melontarkan pertanyaan padaku.

“Cool girl siapa kak?”

“Cool girl itu panggilan aku buat kamu pas aku masih belum tau nama kamu karena kamu itu dingin banget jadi aku panggil cool girl”. Jelasku.

Setelah itu kita sama-sama tersenyum dan masih saling tatap.

“Kalian masih disini ternyata kirain udah pulang duluan”. Suara papa membuat kami memutuskan pandangan.

“Kami daritadi disini lagi ngobrol pa”

“Yaudah kalau gitu ngobrolnya dilanjut besok aja sekarang kita pulang atau kamu mau pulang sama Sheira”. Ucap papa.

Aku masih ingin ngobrol dengan Sheira, tapi papa sudah menyuruh pulang. Tadi papa bilang apa!? Aku pulang dengan Sheira? tentu aku mau dan aku berharap bisa berlama-lama dengannya, tapi harapanku sirna setelah perkataan Sheira.

“Iya pa lagian kami juga sudah selesai ngobrolnya dan maaf kalau Sheira tidak bisa mengantar Kak Bella pulang. Bukannya tidak mau, tapi Sheira tidak tega kalau Kak Bella kedinginan dan Kak Bella juga akan agak ribet naiknya karena pakaian Kak Bella seperti itu”. Jelas Sheira yang membuatku tak jadi ngambek. Lagian kenapa tadi aku memakai pakaian ini.

“Yaudah kalau gitu papa mama duluan aja ke mobil nanti Bella nyusul”. Ujarku.

“Papa sama mama duluan ke mobil. Kamu jangan lama-lama, kasian Sheira kalau pulang kemaleman dan dia pake motor”. Ucap papa.

“Iya pa”

“Nak papa mama ke mobil dulu ya, kamu pulangnya hati-hati jangan ngebut”. Pamit mama ku pada Sheira.

“Iya ma, papa mama juga hati-hati”. Jawab Sheira sambil tersenyum.

Setelah orang tuaku pergi menuju mobil, Sheira kembali menatapku dan bertanya.

“Ada apa kak?”

“Gak ada apa-apa cuma masih pengen lama-lama sama kamu, tapi kayaknya gak bisa lebih lama lagi karena kamu pulangnya naik motor. Apalagi pakaian kamu gitu jadi pasti dingin”. Ucapku dengan wajah yang sedikit murung, kemudian aku menurunkan lengan bajunya yang terlipat.

Choice of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang