~Pulang~

1.6K 88 0
                                    

Sudah setahun lebih mereka tinggal diluar negeri. Saat ini usia kandungan Bella telah memasuki bulan ketujuh. Mereka sepakat untuk tidak kembali dulu ke Indonesia setelah programnya berhasil karena takut jika terjadi sesuatu dengan kehamilan Bella dan juga kandungan Bella masih terlalu muda pada saat itu, sehingga tidak diperbolehkan untuk naik pesawat.

Sekarang sudah saatnya mereka untuk kembali ke Indonesia. Mereka juga sudah konsultasi mengenai hal ini dan dokter mengatakan jika keadaan ibu dan bayi sangat baik sehingga diperbolehkan untuk naik pesawat. Mereka sangat senang mengetahui hal itu karena mereka sudah merindukan papa mama dan tidak sabar melihat reaksi mereka karena melihat Bella pulang dengan perut yang sudah besar, meskipun saat awal kehamilan mereka telah mengetahuinya.

“By sudah siap semua? Gak ada yang ketinggalan?”. Tanya Bella karena Sheira melarang Bella untuk berkemas. Alhasil Sheira sendiri yang mengemas barang mereka.

“Sudah sayang dan gak ada yang ketinggalan. Semua udah aku kemas”. Jelas Sheira.

Setelah itu mereka pergi menuju bandara.

“Sayang kamu ngerasain sesuatu nggak?”. Tanya Sheira memastikan setelah mereka sudah duduk didalam pesawat.

“Nggak by. Aku baik-baik aja kok, cuma baby nendang-nendang kayak biasa ngajak main”. Jelas Bella.

Kemudian Sheira membungkuk ke arah perut buncit Bella sambil mengelus dan menciumnya.

“Baby baik-baik ya nak. Jangan bikin mommy sakit. Kita sekarang mau pulang ketemu apa sama ama, baby seneng kan mau ketemu apa ama?”. Tanya Sheira dihadapan perut Bella yang dihadiahi oleh tendangan oleh bayi mereka yang membuat mereka saling tatap dan tertawa.

“Iya baby seneng ya nak. Jangan rewel ya anak pintar. Dada sayang baby.. cup..”. Ucap Sheira lagi yang dihadiahi tendangan oleh baby sebagai jawaban.

“Emang dasar anak dada. Kalau diajak ngomong dadanya pasti respon, tapi kalau mommynya yang ngajak ngomong diem aja”. Ucap Bella sedikit sewot yang membuat Sheira tertawa.

Memang bayi mereka saat diajak Sheira bicara atau Sheira mengelusnya, baby akan merespon, tapi lain halnya jika Bella yang melakukan itu baby hanya diam saja. Baby akan menendang jika Sheira jarang mengelusnya dan tendangan itu membuat Bella sakit, sama halnya saat Bella sedang sewot karena kemesraan dada dan baby, maka baby akan melakukan hal seperti itu. Memang baby anak dada sekali.

Tak lama pesawat mereka take off dan selama perjalanan, Bella tidak merasakan apapun. Sheira juga sering mengelus perut Bella agar ibu dan bayi merasa nyaman. Setelah beberapa jam mereka mengudara, akhirnya mereka tiba juga di Jakarta, mereka dijemput oleh sopir keluarga Bella karena mereka akan ke rumah papa dan mama Bella terlebih dahulu. Sesampainya dirumah, mereka disambut oleh Papa Willy dan Mama Fany yang terlihat sangat bahagia.


Bella pov

“Sayang.. anak mama..”. Ucap mama sambil sedikit berlari ke arahku dan memelukku.

“Mama apa kabar?”. Tanyaku.

“Mama baik sayang. Kamu apa kabar?”. Tanya mama.

“Bella juga baik ma”. Jawabku.

“Udah pelukannya dilanjut nanti. Kalian masuk dulu”. Ucap papa yang membuat pelukan kami terlepas. Setelah itu kami masuk dengan papa dan Sheira yang membawa koper.

Setelah masuk ke rumah, kami duduk diruang keluarga dengan aku yang duduk ditengah mama dan Sheira sambil memeluk mama, sedangkan papa duduk di single sofa.

“Kalian apa kabar?”. Tanya papa.

“Kami baik pa”. Jawab Sheira sambil tersenyum.

“Papa mama bahagia sekali saat tau kalau program kalian akhirnya berhasil. Sekarang kehamilan kamu udah berapa bulan Bel?”. Tanya papa.

“Udah tujuh bulan pa”. Jawabku.

“Kamu gak ngidam yang aneh-anehkan, siapa tau kamu ngidamnya diluar nalar?”. Tanya papa yang lebih seperti meledek sih. Padahal baru aja ketemu setelah sekian lama, tapi sepertinya udah pengen ribut aja.

“Nggak ya, Bella ngidamnya normal kok. Tanya aja ke Sheira. Iyakan sayang?”. Tanyaku sambil melihat ke Sheira.

“Kak Bella ngidamnya nggak aneh-aneh kok pa”. Jawab Sheira yang membuatku tersenyum mengejek ke papa.

“Cewek atau cowok sayang babynya”. Tanya mama.

“Bella sama Sheira sepakat buat nggak tau jenis kelaminnya ma, supaya jadi kejutan nantinya, tapi Bella rajin buat priksa perkembangan babynya”. Jelasku.

“Yaudah kalau gitu. Mama bahagia banget akhirnya mama bentar lagi bisa gendong cucu”. Ucap mama sambil mengelus perutku.

Bella pov end


Sheira pov

“Emm.. ma boleh nggak kalau usia kandungan Kak Bella masuk bulan ke delapan, Kak Bella tinggal disini. Sheira khawatir kalau ninggalin Kak Bella sendirian dirumah mah”. Ucapku.

Aku khawatir kalau Kak Bella sendirian dirumah dalam keadaan hamil besar.

“Iya nak gapapa, mama malah seneng”. Ucap mama.

“Makasih banyak ma”. Ucapku.

“Kamu nggak perlu bilang makasih nak”. Ucap mama sambil tersenyum yang membuatku juga tersenyum.

“Gimana kak?”. Tanyaku ke Kak Bella.

“Iya by gapapa. Biar aku sekalian belajar ngurus bayi sama mama”. Jawabnya yang kujawab dengan anggukan.

Sheira pov end


Setelah dari rumah Bella mereka sekarang harus pulang ke rumah Sheira karena mulai besok Sheira harus mengecek keadaan kafe dan butik, jadinya mereka tidak menginap. Untuk urusan butik sekarang diurus oleh Sheira untuk sementara waktu karena Sheira tidak mengijinkan Bella bekerja dulu dan Bella hanya diperbolehkan untuk menggambar desain pakaian saja, selain itu Sheira yang mengurusnya.


♡__*To Be Continued*__♡

Sorry for typo🙂🙏

Choice of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang