Sudah beberapa bulan sejak pembahasan mereka mengenai keinginan untuk memiliki anak. Mereka sudah membicarakan kepada orang tua Bella mengenai hal itu dan orang tua Bella menanggapinya dengan sangat bahagia karena mereka juga sudah tidak sabar untuk menimang cucu.
Tak menunggu waktu lama Sheira dan Bella langsung keluar negeri untuk melakukan program itu. Mama Fany menyarankan untuk menemui dokter Nia karena dokter Nia adalah sahabat Mama Fany saat kuliah dulu yang menetap diluar negeri dan dokter Nia sangat berpengalaman dibidang itu dan beberapa kali melakukan program itu dan pasiennya berhasil mendapat keturunan.
Saat ini sudah empat bulan Sheira dan Bella masih berada diluar negeri untuk melakukan program itu. Selama empat bulan disana Bella telah menjalani dua kali program, tapi sayangnya keduanya gagal.
Bella sangat terpukul saat kegagalan pertamanya, tapi Sheira menguatkan Bella. Sheira mengatakan bahwa ini masih awal tidak masalah jika gagal dan mereka masih bisa mencoba kembali. Saat percobaan kedua, mereka juga gagal, tapi Sheira tetap menguatkan Bella.
Sampai pada akhirnya mereka memutuskan untuk mencoba sekali lagi, jika kali ini gagal maka mereka akan berhenti dulu. Mereka akan memikirkan kembali mengenai mempunyai anak kandung dari mereka berdua. Sebenarnya saat kegagalan kedua, Sheira sudah membicarakan pada Bella jika mereka tidak usah melakukan program ini lagi karena Sheira tidak mau Bella terus-terusan sedih saat program itu gagal, tapi Bella meyakinkan Sheira jika dia masih kuat dan masih ingin berjuang. Melihat kegigihan Bella membuat Sheira menuruti kemauan Bella. Sheira bukan mudah putus asa, hanya saja dia tidak tega melihat kondisi Bella yang sepeti itu.
Percobaan ketiga telah dilakukan beberapa minggu yang lalu dan pagi ini jadwal mereka kontrol, tapi pagi ini secara tiba-tiba Bella merasakan sangat mual dan muntal-muntah. Dia tidak mengeluarkan apapun, hanya sedikit memuntahkan air dan sangat mual serta sedikit pusing. Sheira khawatir dengan keadaan Bella karena sebelumnya Bella tidak pernah seperti itu.
Sheira pov
Aku sangat khawatir dengan keadaan istriku pagi ini. Secara tiba-tiba dia mual dan muntah. Sekarang aku sedang menemaninya yang sedang muntah di wastafel dekat kamar mandi.
“Sayang gimana? Masih mual?”. Tanyaku khawatir.
“Iy- huekk.. huekkk..”. Ucapnya belum selesai menjawab, tapi sudah muntah kembali.
“Gapapa kalau masih mual, aku temenin kamu. Muntahin semua sayang”. Ucapku sambil memijat tengkuk lehernya.
Sampai beberapa saat Kak Bella berhenti dan membersihkan muntahannya yang hanya air, setelah itu membersihkan mulutnya. Kemudian dia menatapku dengan tatapan sayu yang membuatku semakin khawatir.
“Heii.. mana yang sakit sayang? Kamu bilang sama aku. Apa yang kamu rasain sekarang?”. Tanyaku khawatir ambil merapikan beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya.
“By badan aku lemes banget, tolong gendong aku ke kasur ya”. Ucapnya lirih.
“Iya sayang”. Jawabku. Setelah itu aku segera menggendongnya ala bridal style dan membawanya ke kasur.
Sesampainya dikasur, dengan perlahan aku meletakan dirinya.
“Mau rebahan aja sayang?”. Tanyaku, karena saat ini dia sedang duduk bersandar.
“Duduk aja by”. Jawabnya. Setelah itu aku menata bantal dan guling agar dia nyaman bersandar.
“Nyaman nggak sandarannya?”. Tanyaku memastikan.
“Udah by, makasih ya. Jangan khawatir by aku udah baik-baik aja kok cuma agak lemas”. Jelasnya sambil mengusap lengan ku.
“Khawatir banget aku sama kamu, tiba-tiba kamu gitu. Aku bikinin teh anget dulu ya”. Ucapku yang dijawab anggukan.
![](https://img.wattpad.com/cover/354612631-288-k874234.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice of My Heart
RomansaKetika hatiku sudah memilihmu, maka itu sebuah ketetapan💖