VIII. Troll

38 4 0
                                    

Troll


Ellie POV

Saat ini kami berada dikelas mantra bersama Profesor Flitwick dan sekali lagi Slytherin bertemu dengan Gryffindor. Profesor sedang mengajari kami mantra Wingardium Leviosa, yaitu mantra tuk menerbangkan suatu benda. Semua murid pun mencoba mempraktikkan arahan Prof. Flitwick, tapi aku hanya diam saja memperhatikan. Kulihat Hermione membenarkan ejaan mantra pada Ron yang kelihatan tidak terima dan menyuruh Hermione menunjukan kemampuannya, dan yah Hermione mampu membuat Ron terdiam. Bahkan Prof. Flitwick memuji bakatnya, aku yang kagum pun tak mau kalah. "Wingardium Leviosa." Dan buluku pun melayang mengikuti arahan tongkatku, bukan hanya buluku saja tapi semua barang milikku yang ada di meja juga ikut melayang di udara. Semua murid pun kembali terkagum melihat kemampuanku.

"Hanya bulunya saja Ms. Abe, tidak perlu semua barangmu ikut melayang. Tapi itu bagus sekali." Prof. Flitwick juga memujiku hingga aku tersenyum bangga mendengarnya, yah bagiku mantra ini terlalu mudah. Tanpa sengaja pandanganku jatuh ke arah bangku Malfoy, dan kelihatannya dia tidak suka denganku? Atau tidak suka karena kemampuanku yang dipuji oleh Profesor? Entahlah, aku hanya mengangkat bahu tak perduli.

Makan malam pun tiba, saat aku asik menyantap makananku kulihat ke meja Gryffindor tak menemui Hermione. Sepertinya dia tak nafsu makan akibat perkataannya Ron. Yah aku tahu karena setelah kelas mantra selesai aku berada dibelakang Harry, Ron, dan teman mereka lainnya mengejek Hermione tanpa menyadari ada Hermione tepat di sebelah mereka. Padahal Hermione mencoba membantu Ron, kalo aku diposisi Hermione pun pasti sakit hati mendengar perkataan Ron. Tiba-tiba Prof. Quirrell mendobrak pintu aula sambil berteriak "Ada troll di dungeon." Sontak hal itu membuat seluru murid berteriak dan berhamburan, sedangkan aku hanya bingung kenapa troll bisa bebas. "TENANG!! Semuanya harap tidak panik. Sekarang, para Preefek akan memimpin kalian kembali ke asrama kalian masing-masing." Ucap Prof. Dumbledore menenangkan kami semua.

Saat kami keluar menuju asrama tanpa sengaja aku mendengar percakapan Harry dan Ron bahwa Hermione berada di toilet perempuan. Aku pun mengikuti mereka untuk membantu Hermione tapi dari jarak yang jauh. Saat aku sampai di toilet perempuan, aku bisa mendengar Hermione berteriak. Dan saat aku masuk ke dalam ternyata Harry sudah ditangkap oleh troll dalam keadaan tergantung dan Ron bingung harus bagaimana menolong Harry. "Wingardium Leviosa!" Aku pun langsung mengucapkan mantra tuk menerbangkan tongkat troll yang hampir mengenai Harry, kemudian melepaskannya hingga terjatuh mengenai kepala troll tersebut. "Kau datang tepat waktu." Ucap Ron kaget dengan kedatanganku. "Yah dan kau tidak berguna sama sekali." Balas Hermione membuat Ron memasang muka masam. "Thanks Ellie, kau menolongku." Ucap Harry, aku hanya mengangguk dan tersenyum singkat.

Tak lama datanglah Prof. McGonagall, Prof. Quirrell, dan Prof. Snape yang kaget melihat keadaan kami dan meminta penjelasan kami. Tapi Hermione menyela "Ini semua salahku Prof. McGonagall. Aku pergi mencari troll itu karena pernah membaca tentangnya, kupikir aku akan dapat menanganinya. Ternyata aku salah." Kata Hermione membuat kami bertiga kaget karena mengetahui dia berbohong. "Jika Harry, Ron, dan Ellie tak datang, mungkin aku sudah mati." Lanjut Hermione lagi. Saat Prof. McGonagall menceramahi Hermione, aku melihat kaki Prof. Snape terluka. Tapi kemudian dia langsung menutupinya, dan sepertinya bukan cuma aku yang menyadarinya tapi Harry juga. Prof. McGonagall pun menyuruh kami kembali ke asrama setelah memberikan kami bertiga poin masing-masing 5 poin, tapi sayangnya poin Gryffindor berkurang 5 poin karena ulah Hermione yang sebenarnya berbohong.

Prof. Snape pun langsung menyuruhku mengikutinya dengan alasan tuk mengantarkanku ke asrama karena tugasnya sebagai kepala asrama. Selama di perjalanan kami hanya diam sampai aku menginterupsinya, "Sepertinya kaki anda terluka Sir." Sambil melihat kakinya. Sontak dia pun berhenti, "Kau mirip seperti ayahmu. Cerdas dan tak mengenal takut." Sontak perkataannya membuatku kaget dan bertanya, " Anda mengetahui siapa ayahku?" "Tentu saja. Penyihir dengan prestasi yang luar biasa. Hogwarts bahkan bangga memiliki murid sepertinya." Jawab beliau dengan muka datarnya. "Tapi entah kenapa aku tak bangga menjadi anaknya." Kataku sengit. "Hanya karena sebuah kesalahan yang diperbuatnya?" tanya Prof. Snape. "Kesalahan yang merenggut banyak nyawa kau bilang 'hanya'?" kataku dengan heran, sepertinya dia mengetahui banyak hal tentang ayahku. "Ini sudah terlalu malam. Sebaiknya kau lekas kembali ke asrama." Perintahnya kepadaku. Aku ingin mengetahui lebih lanjut soal dia yang mengetahui identitasku, tapi lebih baik tidak usah agar dia tak mengetahui rencana kami. Aku pun lekas pergi mendahuluinya, sedangkan dia mengikuti di belakangku.

(To be Continued)

MY LEGILIMENS(Draco X OC/Reader)Harry Potter FanfictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang