Mud-blood
Ellie POVIni tahun kedua kami di Hogwarts, dan saat ini aku sedang sarapan di meja Slytherin sebelum memulai pelajaran. Aku melihat ke meja Gryffindor dan bersyukur masih bisa melihat Harry dan Ron. Yah semua murid mendengar kabar bahwa mereka berdua ketinggalan kereta dan menggunakan mobil milik ayah Ron ke Hogwarts, dan tentu menimbulkan masalah di dunia Muggle karena melihat mobil terbang milik ayah Ron. Mereka hampir saja dikeluarkan dari sekolah kalau bukan karena Dumbledore dan McGonagall yang membantu mereka. Pantas saja aku dan Hermione tak menemukan mereka di kereta. “Senang ya melihat kedua temanmu tak jadi dikeluarkan?” aku kaget mendengar bisikan seseorang di sebelah kananku dan saat aku menoleh ternyata si Malfoy yang berada di sebelahku. “Kau! Sedang apa kau di sini?” tanyaku dan kulihat juga Goyle dan Crabbe menyusul duduk di depan kami berdua. “Tentu saja sarapan. Memangnya ada yang larang?” si Malfoy balik bertanya. “Yah kenapa harus di sebelahku? Kan masih ada tempat duduk lain.” Kataku mencoba mengusirnya. “Meja sudah penuh.” Jawabnya singkat sambil makan dan aku perhatikan memang meja kami sudah penuh. Jadi aku hanya diam pasrah melanjutkan sarapanku bersama mereka.
Sekarang kami Slytherin-Gryffindor berada di kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam bersama guru baru kami si pemilik toko buku, yah dia Mr. Gilderoy. Aku heran kenapa orang sepertinya disukai banyak wanita, contoh saja di sebelahku Hermione yang dari awal kelas mulai dia tersenyum dan terus melihat si pemilik toko buku tersebut. “Apa istimewanya sih orang tersebut.” Bisikku pada Hermione. “Tentu saja dia cerdas, kau tak lihat karya-karyanya? Dia juga ramah dan yang paling penting dia tampan.” Perkataan Hermione membuatku memutar mata bosan, apanya tampan bahkan -walau sulit kuakui- Malfoy lebih tampan. Ingat ini hanya pandanganku sebagai perempuan, bukan karena apa-apa. Dan aku baru ingat kalau Hermione penggila buku, jadi otomatis buku karya beliau pun pasti tak ketinggalan dari hidupnya. Tak lama dia membuka kain yang ternyata ada sangkar yang di dalamnya terdapat sejenis makhluk kecil bersayap layaknya peri, tapi itu bukan peri lebih ke monster kecil biru yang memiliki sayap. “Cornish Pixie.” Yah aku baru ingat namanya, terima kasih Seamus. Tak lama dia membukanya membuat semua Pixie itu terbang menyerang kami semua, dan dia malah kabur dan menugaskan kami memasukkan semua Pixie ke dalam sangkar. “Sungguh guru yang bertanggungjawab.” Kataku dan kulihat Neville diangkat dan digantung ke lampu gantung oleh para Pixie. “Immobulus.” Untung saja Hermione cepat tanggap, dia menyihir para Pixie sehingga mereka berhenti dan kami pun memasukkan mereka ke dalam sangkar.
Saat ini aku, Hermione, dan Ron sedang duduk sambil berbincang di halaman kastil untuk melihat Harry latihan bersama tim Quidditchnya. Tapi kami melihat tim dari Slytherin juga sepertinya ingin menggunakan lapangan, hal itu membuat mereka sedikit berselisih. Kami pun menghampiri mereka dan ternyata Slytherin mendapatkan izin menggunakan lapangan atas nama Snape tuk melatih seeker baru mereka yang ternyata adalah Malfoy. Jujur aku terkejut mengetahui Malfoy masuk tim Quidditch sebagai seeker. Dan dengan sombongnya dia memamerkan sapu terbang Nimbus 2001 yang diketahui lebih cepat dari Nimbus 2000 milik Harry, bukan cuma dia tapi seluruh tim Slytherin mendapatkannya. “Itu Nimbus 2001, bagaimana kalian mendapatkannya?” tanya Ron heran. “Ini hadiah dari ayah Draco.” Jawab Marcus Flint, kapten tim Slytherin. “Lihat Weasley, tidak seperti yang lain, ayahku bisa beli yang terbaik.” Sombong si Malfoy. “Setidaknya tak ada anak Gryffindor yang harus menyogok, mereka benar-benar punya bakat.” Seru Hermione yang membuat Draco tersinggung. “Tak ada yang minta pendapatmu, Mud-blood.” Kata Malfoy melihat Hermione kemudian berahli ke arahku. Sungguh itu kata yang sangat kasar, aku tak masalah karena sudah terbiasa tapi Hermione jelas itu pertama kalinya dia dihina. “Oh ya? Memang kenapa kalau kami Mud-blood? Apa bedanya dengan kalian?” tanyaku padanya. “Tentu saja berbeda, setidaknya kami lahir dari keluarga penyihir murni yaitu Pure-blood. Bukan campuran maupun dari Muggle, dan kalian hanya mengotori dunia sihir dengan darah kotor kalian.” Jawab Malfoy yang begitu sombong terlahir sebagai Pure-blood. “Oh begitu? Bagaimana kalau kita memeriksanya.” Balasku sambil mengambil tangannya. “Hei apa yang kau lakukan Abe?” tanyanya kaget dengan perbuatanku. “Tentu saja ingin lihat perbedaan kami.” Balasku lagi sambil mengangkat pena bulu di tanganku yang satunya dan bersiap tuk menusuk tangannya. Tapi sebelum penaku berhasil menusuk tangannya, dia langsung menarik tangannya dengan kuat. “Apa yang kau lakukan? Kau mau mencoba melukaiku?” tanyanya dengan ketakutan. “Yah padahal aku belum melukaimu. Aku hanya penasaran saja bagaimana sih darahmu? Apakah berwarna hijau seperti goblin? Atau biru seperti alien? Karena setahuku, darah manusia sama saja berwarna merah.” Kataku sambil tersenyum menakutkan, dia pun tak bisa membalas perkataanku dan pergi begitu saja diikuti yang lainnya. Dia sempat menyenggol bahuku saat melewatiku. “Wow itu hebat sekali Ellie. Dia langsung terdiam begitu saja.” Puji Ron. “Aku hanya jengah dengan sifatnya yang makin ke sini sangat menjengkelkan.” Kataku yang di balas oleh anggukan mereka semua. Alhasil Harry dan timnya tidak jadi berlatih dan masuk kembali ke dalam kastil.
Di perjalanan Hermione terlihat sedih, yah aku tahu dia masih sakit hati dihina oleh Malfoy sialan itu. “Kau kenapa Mione?” tanya Harry. “Dia pasti sedih dihina oleh Malfoy.” Bukannya Hermione, tapi malah Ron yang menjawab. “Soal Mud-blood? Memangnya artinya apa?” tanya Harry, yah dia tak tahu arti kata tersebut. “Artinya darah lumpur, itu ejekan untuk orang yang terlahir Muggle. Yang orang tuanya bukan penyihir, orang sepertiku dan Ellie. Itu bukan istilah yang dipakai oleh orang yang beradab.” Jawab Hermione dengan mata berkaca-kaca. “Itu mengerikan.” Kata Harry yang baru mengetahui artinya. “Tenanglah, Mione. Sekarang banyak penyihir berdarah campuran, harusnya mereka tahu bagaimana kamu bisa sihir. Karena kau berbakat.” Hiburku sambil memeluk Hermione. “Thanks Ellie.” Balas Hermione memelukku dan tersenyum kembali.
(To be Continued)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LEGILIMENS(Draco X OC/Reader)Harry Potter Fanfict
RandomMY LEGILIMENS Ellie mengharuskan dirinya berada di situasi permasalahan dunia sihir yang disebabkan oleh Lord Voldemort. Di tengah situasi tersebut dia juga terjebak dengan 3 lelaki yang juga penting bagi hidupnya, yaitu Draco, Harry, & Leo. Bagi El...