XXIX: Keturunan Salazar

17 1 0
                                    

Keturunan Salazar

Ellie POV

Kami terkejut melihat ular Basilisk keluar dari patung tersebut. “Harry lari!!” Aku pun langsung menyuruh Harry lari dari kejaran ular tersebut. Aku mencoba membantu tapi tiba-tiba saja tangan ku di pelintir ke belakang oleh ayahku hingga membuat tongkatku terjatuh. “Jangan coba-coba.” Katanya. “Kau memang licik, bagaimana bisa mereka menganggap kau siswa lulusan terbaik Hogwarts?” Balasku yang sangat benci padanya. “Seharusnya kau bangga padaku, Ellie.” Katanya tersenyum padaku, membuatku kaget apa dia juga mengetahui aku adalah anaknya. “Ya, aku tahu kau adalah anakku. Jiwaku masih terhubung dengan diriku di masa sekarang.” Jelasnya lagi. “Kalau begitu apakah ada alasan mengapa kau menikahi ibu?” tanyaku. “Hm,, Hana adalah perempuan yang cantik dan cerdas, dia pasti juga sudah mengetahui tentangku. Mungkin karena hatinya yang murni dan terlalu baik itulah yang membuatku menyukainya. Dan dia juga sepertinya sudah sangat mencintaiku hingga tahu risiko berhubungan denganku.” Katanya terlihat mengingat masa-masa menjadi pertukaran pelajar dan bertemu dengan ibuku. “Kau tidak mencintai ibu. Kau pasti mengincar sesuatu dari keluarga kami.” Balasku yang kecewa mengetahui fakta tersebut. “Yah kau benar, klan Abe penuh dengan keajaiban. Tapi satu hal yang harus kau tahu, aku tulus mencintai Hana.” Katanya menatap mataku. “Jangan berbohong.” Aku tak mau mempercayainya, kulihat dia ingin membalas perkataanku tapi terahlikan dengan suara burung Phoenix yang melukai mata si Basilisk. Itu menguntungkan Harry untuk bertatap dengan Basilisk tanpa khawatir mati melihat matanya. “Burungmu bisa membutakan ular itu, tapi dia masih bisa mendengarmu.” Kata ayahku. “Harry sembunyi.” Teriakku pada Harry, dan dia langsung pergi tuk bersembunyi. Sedang si Basilisk mencoba mengejar Harry dengan pendengarannya.

“Itu takkan berguna. Bahkan bahasa parseltongue tak bisa menyelamatkannya, hanya keturunan Salazar lah yang bisa mengendalikan ular tersebut.” Perkataannya membuatku sadar akan sesuatu. “Berarti aku juga bisa mengendalikannya?” kataku. “Yah karena kau juga keturunan Salazar Slytherin. Tapi aku tak akan membiarkanmu.” Balas ayahku. Kulihat Harry berhasil lolos dari ular tersebut, dia pun menghampiri kami dan memeriksa Ginny. “Ya Potter, prosesnya hampir selesai. Sebentar lagi Ginny Weasley mati, dan aku tak lagi sekedar kenangan.” Aku pun langsung melepaskan diri dari ayahku. “Kau berniat tuk bangkit kembali.” Kataku. “Ya,, Lord Voldemort akan kembali dan hidup.” Balasnya. Kemudian ular Basilisk muncul dari dalam air di dekat kami. Harry pun lantas pergi ke patung wajah dan menaikinya, si Basilisk langsung mengejarnya. Di saat ular tersebut mencoba menyerang Harry, aku melihat ke dalam Sorting Hat terdapat sebuah pedang Gryffindor. Aku pun lantas mengambil pedang tersebut. “Harry tangkap.” Aku langsung melempar pedang tersebut ke arah Harry bersamaan dengan ular tersebut menyerang Harry. Harry langsung menghindarinya, dia mencoba tuk menghunuskan pedang tersebut tapi sayang tak bisa karena Basilisk yang terus menerus menyerangnya. Aku khawatir padanya yang tak bisa menghindar, lantas aku mengingat penjelasan ayahku tadi soal keturunan Salazar. "Jika benar aku harus mencobanya." Aku pun mencoba menghentikan Basilisk menggunakan parseltongue. Dan benar saja, ular tersebut berhenti dan menatapku. Tak lama aku mendengar ayahku juga melakukan hal yang sama membuat Basilisk kembali menyerang Harry. "Aku tak bisa membiarkannya." Aku pun kembali menguasai ular tersebut, membuat diriku dan ayah bertarung mengambil alih Basilisk. Aku bisa melihat Harry yang hanya bisa menghindari ular tersebut yang mulai bingung dengan siapa yang di perintahkannya, mulai mencari celah tuk menyerang. Setelah dapat dia pun langsung menusuk mulut bagian atas ular tersebut, tapi dia juga mendapat luka dari taring ular itu. Basilisk pun langsung tumbang seketika. "TIDAK!!" Teriak ayahku.

Aku langsung menghampiri Harry, “Harry kau baik-baik saja? Kau terluka.” Kataku. “Aku tak apa. Bagaimana dengan Tom?” aku dan Harry langsung menghampiri Tom dan Ginny yang pingsan, tapi Harry tiba-tiba saja terjatuh lemas akibat luka dari taring Basilisk. “Harry!!” aku mencoba memegangi Harry. “Hebat bukan. Betapa cepatnya racun ular itu menjalari tubuhmu. Waktumu bertahan hidup tak lebih dari semenit. Kau akan segera bertemu ibumu yang berdarah lumpur, Harry.” Jelas ayahku. “Jaga bicaramu pengecut.” Balasku sambil mendorongnya, tapi dia hanya tersenyum padaku. “Aneh betapa besar bencana yang di akibatkan buku kecil konyol itu. Apalagi di tangan seorang gadis kecil yang konyol.” Mendengar itu, kulihat Harry mengambil buku itu dari tangan Ginny. “Apa yang kau lakukan?” tanya ayah, aku juga bingung apa yang akan dilakukan Harry. Dia langsung menancapkan taring Basilisk ke buku itu. “Tidak, jangan.” Aku mendengar ayah berteriak seperti akan terjadi sesuatu padanya jika Harry melakukan sesuatu pada buku itu. Dan benar saja buku itu mengeluarkan darah, secara bersamaan ayah menghilang dengan perlahan.

Ginny pun terbangun dari pingsannya, “Aku yang melakukannya, tapi aku tak bermaksud. Riddle yang menyuruhku.” Jelasnya pada kami berdua. Kemudian burung Phoenix datang menghampiri Harry dan meneteskan air matanya pada luka Harry, secara ajaib luka tersebut menghilang. Sekarang kejadian yang menimpa kami semua sudah berakhir, sekali lagi kami berhasil menghalangi kebangkitan ayahku. Kami bertiga pun keluar dengan di bantu Phoenix keluar dari tempat itu.


(To be Continued)

Maaf yah kemarin gk update,, mimin kehabisan data🤣🤣
Taulah tgl tua😭😭
Maafin mimin yah🙏🙏

MY LEGILIMENS(Draco X OC/Reader)Harry Potter FanfictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang