XXXV: Teman Hufflepuff

11 1 0
                                    

Teman Hufflepuff

 

Ellie POV

The Red Lion, 48 Parliament St, London

The red lion, salah satu pub klasik di London yang bergaya victoria.  Pub ini berlantai 3 yang di lantai atasnya terdapat restauran dan bar, serta memiliki tema politik yang di tonjolkan oleh cetakan di dinding. Pub ini sangat ramai dan terkenal di kalangan para politik, tidak heran karena pub ini dekat dengan gedung parlemen. Makanan di sini menggugah selera, apalagi seharian berkeliling London. Jaraknya juga tak jauh dari rumah kami, hanya butuh setengah jam perjalanan melalui jalan tol.

Dan saat ini aku dan kakakku sedang menikmati makanan ringan bersama teman Hufflepuff-nya. “Sumpah, ku pikir dia adalah kekasihmu Leo. Aku sudah percaya di awal.” Laura, penyihir campuran Muggle, dia gadis yang tomboy dan sangat have fun, seangkatan dengan Leo. “Benar, aku sempat berpikir,, wah gila Leo mengencani adik tingkat.” Yang ini Stephen, laki-laki kulit sawo matang yang suka mengumbar senyum, aku bahkan berpikir dia gila karena suka tersenyum. Tapi itu memang karakteristik nya, menurut ajaran ibunya senyum mampu menghadirkan suasana yang positif di sekitar kita. Dan benar saja, kecanggungan yang terjadi di awal perkenalan karena ulah kakakku berubah menjadi suasana yang hangat dan menyenangkan karena Stephen. “Kalian pasti tak menyangka kan? Ellie memang cantik, tak heran banyak yang menyangka kau kekasihnya Leo.” Ya ampun kak Cedric memang tampan, di puji oleh pangeran Hufflepuff memang berbeda rasanya. Aku jadi salting dibuatnya. “A-hahaha,, kak Cedric bisa saja. Ini memang karena kakak bodohku yang selalu mengaku seperti itu. Bukan kali ini saja, dari dulu tiap kumpul dengan temannya, aku selalu diakui sebagai kekasihnya.” Ujarku dengan senyum manisku pada kak Cedric. “Ya elah, gak usah pasang wajah imut jika di depan Cedric, Ell. Lagi pula aku melakukannya biar kamu aman, kamu adikku yang manis dan cantik. Aku gak mau kamu di kelilingi para pria hidung belang dan bodoh. Dengan begitu aku bisa menjagamu.” Jelas Leo, yah sister complexnya muncul. “Iya-iya, makasih kakakku yang tampan sudah perhatian pada adikmu ini. Walau kau kalah tampan dengan kak Cedric.” Kataku dengan wajah mengejek, dan kakakku malah bangga di bilang tampan. Tahu begitu aku tak memujinya.

Lama kami bercerita, di sini aku bisa tahu murid Hufflepuff memang ramah dan baik. Tidak heran jika mereka banyak disukai murid dari asrama lain, dan banyak yang mau berteman dengan mereka. Dan aku juga mengetahui bahwa Cedric adalah anak tunggal keluarga Diggory, keluarga Diggory termasuk keluarga penyihir berdarah murni. Tapi aku kagum karena keluarganya membebaskannya berteman dengan siapa saja bahkan Muggle sekalipun, jadi tidak heran jika dia sering telihat bersama para Muggle. Tapi keluarganya termasuk beruntung karena di hormati sesama keluarga Pure-blood lainnya walau berteman dengan Muggle. Berbeda dengan keluarga Weasley yang selalu di rendahkan karena terlihat miskin dan berteman dengan Muggle yang merusak citra penyihir berdarah murni. Mungkin karena ayahnya adalah seorang menteri sihir dengan jabatan tinggi, serta keluarga mereka yang berada, jadi mereka sangat di hormati.

(To be Continued)

Smoga suka yah sma chapter kli ini
Dn skali lg maaf tidak ad kabar
🙏🙏😭

MY LEGILIMENS(Draco X OC/Reader)Harry Potter FanfictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang