18| Tawaran Ibra

191 22 37
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💐

Gadis yang wajahnya kini hampir penuh dengan peluh itu berhenti di depan gerbang tinggi yang sudah terbuka setengah. Beberapa satpam belum terlihat beraktivitas di sana. Atau mungkin hanya dirinya yang tidak tahu keberadaan penjaga rumah itu di jam-jam seperti sekarang.

Dengan tangan yang mengayunkan plastik yang dibawanya, ia tetap saja berjalan masuk melewati pintu belakang agar bisa langsung sampai dapur nantinya. Sungguh, tubuhnya sangat membutuhkan air untuk saat ini. Jalan kaki dari lapangan menuju rumah membuat tubuhnya hampir dehidrasi.

Sesuai niat, ia langsung meletakkan plastik tadi dan bergegas menuju kulkas. Mengambil sebotol minuman dingin, menuangkannya ke dalam gelas, lalu meneguknya sampai habis. Tidak lupa, sebelum itu ia menyempatkan diri untuk mengambil bangku yang ada di meja makan.

"Alhamdulillah ..." gumamnya merasakan kesegaran yang begitu luar biasa ketika air itu melewati tenggorokannya.

"Habis darimana, Nak?" sahut seseorang dari arah belakang. Gadis itu segera menoleh dan tersenyum lebar melihat sosok pamannya sudah duduk di meja makan.

"Eh, Om Ibra," sapanya langsung bangun untuk meletakkan botol itu ke kulkas dan mengembalikan kursi tadi pada tempatnya. "Habis olahraga bareng Kak Fisha, Om."

Ibra yang baru selesai mengambil sepotong roti dan mengolesinya dengan selai kacang itu mengangguk. "Tapi kenapa kalian pulangnya nggak barengan?" tanyanya di sela kunyahan rotinya.

"Oh. Itu. Jihan lupa kalau Kak Fisha pagi ini mau pergi, Om. Makanya dia pulang duluan," jelas gadis itu sambil mengeluarkan isi plastik yang dibawanya tadi.

"Apel dari siapa?"

"Dikasih Tante Raina sama Kak Langga, Om. Karena Jihan nggak pulang ke rumah, jadi Jihan bawa ke sini aja." Jawaban Jihan kembali membuat pria berkacamata itu mengangguk paham. "Jihan mau bikin jus apel, Om. Om Ibra mau?"

Ibra yang notabenenya memang suka dengan segala hal yang berbau apel tentu sangat senang mendapat penawaran tersebut. Dengan senyum penuh kharismanya, Ibra mengangguk setuju dan membiarkan ponakan kesayangannya itu melakukan apa yang ingin dia lakukan.

Jihan juga tidak kalah senang jika Ibra ingin mencoba sesuatu yang ia buat sendiri. Maka dari itu, ia segera mencuci semua buah apel itu kemudian membaginya menjadi dua. Satu bagian untuk dibuat jus, sisanya ia masukkan dalam kulkas. Bagi dirinya yang sudah terbiasa membuat makanan, Jihan tidak membutuhkan waktu banyak. Hanya sepuluh menit kurang, dua gelas jus segar dan penuh khasiat itu sudah tersaji di atas nampan.

"Sudah jadi, Om," beritahunya sekaligus meletakkan satu gelas jus tersebut di depan Ibra.

"Wah. Terima kasih, Nak," ujar Ibra langsung mencoba minuman segar itu. Jihan pun melakukan hal yang sama.

Unforgettable Love [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang