بسم الله الرحمن الرحيم
💐
Brum ... Brum ...
Suara derum motor milik beberapa pemuda yang baru saja sampai di depan halaman rumah asri itu terdengar sampai dalam ruangan. Belum saja pemiliknya membukakan pintu, salah seorang yang sudah berlari masuk pekarangan langsung berteriak memanggil nama si empu rumah.
"Langga!" panggil si pemuda berambut hitam.
"Erlangga Gibrantara yang tampan dan berkharisma!" lanjutnya sambil mengetuk pintu.
"Mampir ke rumah orang tuh pake salam, bukannya teriak," tegur temannya yang datang dengan membawa sesuatu di kedua tangannya.
"Tau, nih, si Ben. Awas ntar kena ceramah Raka bau tau rasa lo," timpal satunya lagi yang baru datang. Ikal rambutnya tidak kalah menarik dengan yang sosok berteriak tadi.
"Bagus dong, dapat ceramah gratis gue," sahutnya selalu mencari alasan untuk membela diri. Hal itulah yang membuat teman-temannya memilih untuk diam saja dan membiarkan apa yang ingin dia lakukan. Seperti sekarang. Melempar kerikil kecil ke jendela temannya yang ada di lantai dua. Minus sopan santun memang.
"Langga! Uhuy! Keluar atuh! Urang geus panas di luar!" Laki-laki berjaket kulit dengan kacamata hitam itu masih saja mencari kerikil untuk memanggil temannya di dalam sana. Tingkahnya tidak kalah seperti anak kecil.
"Assalamu'alaikum, Bunda Raina!" Kini, giliran Rayyan yang mengambil alih bersuara. Berbanding terbalik 180 derajat dengan temannya tadi, ia begitu sopan mengetuk pintu kayu itu.
"Kayaknya mereka nggak di sini deh. Sepi banget perasaan," celetuk Arsyil yang sejak tadi memainkan ponselnya.
"Sholat mungkin." Rayyan beropini.
Tidak berlangsung lama ketika para pemuda Al-Kahfi itu bermonolog dengan pendapat masing-masing, seorang perempuan dengan menenteng sesuatu di tangannya pun datang. Hal itu sukses mengalihkan atensi mereka bertiga. Terlebih si laki-laki berjaket tadi.
"Lho. Kakak-kakak ini sudah di sini?" tanya seseorang yang baru saja datang dengan senyum tipisnya. Siapa lagi kalau bukan tetangga Langga yang begitu cantik nan manis itu. Si gadis yang berhasil membuat Ben insyaf dari menambah list gebetannya di kampus.
Melihat sosok itu, Ben langsung berhenti dari kegiatannya dan berjalan mendahului teman-temannya agar lebih mendekat dengan gadis tadi. Ia dan senyum yang dibuat semanis mungkin itu sudah siap untuk menyapa.
"Beli kangkung di depan toko antik."
"Cakep!" balas Arsyil spontan.
"Assalamu'alaikum, Dek Jihan cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Love [SELESAI] ✔️
RomanceBagi Langga, Jihan hanyalah tetangga yang suka merepotkan, gadis kecil yang bar-bar dan juga kadang membuat Langga kesal. Sedangkan, bagi Jihan, Langga sudah seperti pelangi dalam hidupnya. Bagaimana jika mereka memang ditakdirkan? *** Ini adalah ki...