19| Perasaan Ali

189 22 23
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💐

"JIHAN!"

Teriakan dari pintu depan itu membuat gadis yang baru saja mendaratkan bokongnya di sofa ruang tamu menoleh dengan cepat. Keningnya mengernyit heran melihat sepupunya itu tengah berlari ke arahnya dengan wajah bahagia. Beruntung, Ibra, Ali maupun Aisyah sedang tidak di rumah, jadi tidak ada yang mengomel dengan suara nyaring tadi.

"Bahagia banget, Kak?" terka Jihan saat Nafisha memeluknya dari samping.

"Demi apa ini adalah hari paling bahagia dalam hidup aku! Hwaaa ... dia ganteng banget hari ini," ungkap perempuan itu mengeratkan pelukannya. Nafisha tidak sadar jika makanan yang baru saja akan dimakan Jihan tercegat lantaran pelukan yang terlalu erat itu.

"Laki-laki yang Kak Fisha ceritain itu?" Jihan menerka sosok yang tengah diceritakan sepupunya.

"Siapa lagi kalau bukan dia, Jie?" jawab Nafisha sudah menegakkan punggungnya. Rupanya, kegiatan itu hanya sebentar sebelum Nafisha menyandarkan kepalanya ke bahu Jihan.

"Mimpi apa aku bisa lihat senyumannya, Jie? Apalagi pas dia bilang terima kasih setelah aku ngasih kue itu. Jantung aku benar-benar nggak aman kalau dekat-dekat dia." Nafisha kembali menceritakan tentang sosok itu dengan ekspresi bahagia.

"Itu tandanya Kak Fisha udah suka sama laki-laki itu," simpul Jihan memasukkan beberapa potong apel ke mulutnya.

"Masa, sih?" tanya Nafisha yang selama ini memang tidak pernah mengenal yang namanya suka apalagi jatuh cinta sama seseorang. Bahkan, ia selalu menjaga jarak dengan lawan jenisnya sejak SMA. Bukan hanya itu, ternyata kebanyakan teman semasa sekolahnya tidak ada yang berani mendekati Nafisha karena merasa insecure duluan dengan kelebihan yang dimiliki olehnya.

"Iya, Kak. Menurut pendapat yang pernah aku baca dan dengar dari pengalaman teman-teman aku, kalau kita pipi kita merasa panas, ditambah jantung berdetak nggak karuan saat dekat dengan seseorang, berarti kita udah suka sama orang itu." Jihan menjelaskan.

"Gitu, ya?" tanya Fisha memastikan. Jihan mengangguk cepat sebagai jawaban. "Tapi, Jie, kalau rasa suka aku bertepuk sebelah tangan gimana?"

Gadis itu segera menoleh saat Nafisha berbicara seperti tadi. Malahan, wajah cerianya tadi sudah berubah muram. "Maksudnya?"

"Kalau dia nggak suka sama aku gimana?" lirih Nafisha diiringi dengan helaan napas panjang.

"Dia pasti suka sama Kak Fisha." Jihan meyakinkan.

"Alasannya?"

"Siapa, sih, cowok yang nggak suka sama perempuan secantik, secerdas, dan sesolehah Luthfia Nafisha? Percaya sama aku, Kak. Tuh cowok juga suka sama Kakak, tapi mungkin dia milih buat nyembunyiin perasaannya."

Unforgettable Love [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang